Kamis, 18 Oktober 2012

Hukum Merayakan Ulang Tahun


Sudah menjadi pemahaman bersama bahwa segala macam tindakan yang kita lakukan sangat tergantung pada niatnya, innamal a’malu bin niyyat. Niat itu sendiri yang akan menentukan nilai kepada tindakan tersebut. akankah tindakan itu akan bernilai ibadah ataukah hanya sekedar tradisi semata yang tidak ada unsure ubudiyah sama sekali di dalamnya. Begitu pula dengan merayakan hari kelahiran maupun kegiatan lainnya. Kaum Ahlussunnah Wal Jamaah memandang tradisi semacam ini dengan sikap proporsional, yaitu dengan pendirian bahwa selama di dalam acara tersebut ada unsur-unsur kebaikan, seperti; menyampaikan tahni’ah/ucapan selamat kepada sesama muslim, mempererat kerukunan antara keluarga dan tetangga, menjadi sarana sedekah dan bersyukur kepada Allah, serta mendo’akan si anak semoga menjadi anak yang shalih dan shalihah. Maka itu semua layak untuk dilaksanakan karena dianggap tidak bertentangan dengan syari’at Islam.


Maka jika ditanyakan, apakah ada dalil syara’ mengenai peringatan ulang tahun kelahiran? Jawabnya ada, yaitu dalil qiyas, yakni mengqiyaskan masalah ini dengan perilaku sahabat nabi. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa sewaktu sahabat Ka’ab bin Malik menerima kabar gembira dari nabi saw. Mengenai penerimaan taubatnya, maka sahabat Thalhah bin Ubaidillah menyampaikan kepadanya ucapan selamat (tahni’ah).

Berdasarkan riwayat tersebut, maka hukum peringatan ulang tahun adalah mubah, bahkan sebagian ulama mengatakan sunnah hukumnya, namun dengan catatan : selama tidak ada hal-hal yang munkar di dalamnya. Misalnya : menyalakan lilin, memasang gambar patung (walaupun berukuran kecil) di tengah-tengah kue yang dihidangkan atau alatul malahi (alat permainan musik) yang diharamkan. Karena hal tersebut termasuk syi’ar orang-orang non muslim atau syi’ar orang fasik. Dasar pengambilan hukum seperti tersebut di atas adalah keterangan dari kitab “al-iqna’” juz I hal. 162 :


قَالَ الْقَمُوْلِيْ: لَمْ أَرَ لأَحَدٍ مِنْ أَصْحَابِنَا كَلاَمًا فِي التَّهْنِئَةِ بِالْعِيْدِ وَاْلأَعْوَامِ وَاْلأَشْهُرِ كَمَا يَفْعَلُهُ النَّاسُ، لَكِنْ نَقَلَ الْحَافِظُ الْمُنْذِرِيُّ عَنِ الْحَافِظِ الْمُقَدَّسِيِّ أَنَّهُ أَجَابَ عَنْ ذَلِكَ بِأَنَّ النَّاسَ لَمْ يَزَالُوْا مُخْتَلِفِيْنَ فِيْهِ وَالَّذِيْ أَرَاهُ أَنَّهُ مُبَاحٌ لاَ سُنَّةٌ فِيْهِ وَلاَ بِدْعَةٌ وَأَجَابَ الشِّهَابُ ابْنُ حَجَرٍ بَعْدَ اطِّلاَعِهِ عَلَى ذَلِكَ بِأَنَّهَا مَشْرُوْعَةٌ وَاحْتَجَّ لَهُ بِأَنَّ الْبَيْهَقِيَّ عَقَّدَ لِذَلِكَ بَابًا فَقَالَ: بَابُ مَا رُوِيَ فِيْ قَوْلِ النَّاسِ بَعْضِهِمْ لِبَعْضٍ فِي الْعِيْدِ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ، وَسَاقَ مَا ذُكِرَ مِنْ أَخْبَارٍ وَآثَارٍ ضَعِيْفَةٍ لَكِنْ مَجْمُوْعُهَا يُحْتَجُّ بِهِ فِيْ مِثْلِ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ وَيُحْتَجُّ لِعُمُوْمِ التَّهْنِئَةِ بِمَا يَحْدُثُ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ يَنْدَفِعُ مِنْ نِقْمَةٍ بِمَشْرُوْعِيَّةِ سُجُوْدِ الشُّكْرِ وَالتَّعْزِيَةِ وَبِمَا فِي الصَّحِيْحَيْنِ عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ فِيْ قِصَّةِ تَوْبَتِهِ لَمَّا تَخَلَّفَ عَنْ غَزْوَةِ تَبُوْكَ أَنَّهُ لَمَّا بُشِّرُ بِقَبُوْلِ تَوْبَتِهِ وَمَضَى إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ إِلَيْهِ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ فَهَنَّأَهُ.

Artinya :
“Imam Qommuli berkata : kami belum mengetahui pembicaraan dari salah seorang ulama kita tentang ucapan selamat hari raya, selamat ulang tahun tertentu atau bulan tertentu, sebagaimana yang dilakukan oleh banyak orang, akan tetapi al-hafidz al-Mundziri memberi jawaban tentang masalah tersebut : memang selama ini para ulama berselisih pendapat, menurut pendapat kami, tahni’ah itu mubah, tidak sunnah dan tidak bid’ah, Imam Ibnu Hajar setelah mentelaah masalah itu mengatakan bahwa tahni’ah itu disyari’atkan, dalilnya yaitu bahwa Imam Baihaqi membuat satu bab tersendiri untuk hal itu dan dia berkata : “Maa ruwiya fii qaulin nas” dan seterusnya, kemudian meriwayatkan beberapa hadits dan atsar yang dla’if-dla’if. Namun secara kolektif riwayat tersebut bisa digunakan dalil tentang tahni’ah. Secara umum, dalil dalil tahni’ah bisa diambil dari adanya anjuran sujud syukur dan ucapan yang isinya menghibur sehubungan dengan kedatangan suatu mikmat atau terhindar dari suatu mala petaka, dan juga dari hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa sahabat Ka’ab bin Malik sewaktu ketinggalan/tidak mengikuti perang Tabuk dia bertaubat, ketika menerima kabar gembira bahwa taubatnya diterima, dia menghadap kepada Nabi SAW. maka sahabat Thalhah bin Ubaidillah berdiri untuk menyampaikan ucapan selamat kepadanya”.


Menghadapi Calon Mertua & Ipar Saat Siapkan Pernikahan



1. Kenali Masalah
Saat mulai mempersiapkan pesta pernikahan, satu masalah yang begitu menonjol akan datang dari calon ibu mertua Anda. Hampir enam puluh persen istri yang mengatakan bahwa ibu mertua mereka 'baik' tapi tetap saja menjumpai masalah yang bersangkutan dengannya.

Ingat, perselisihan dengan mertua dapat menimbulkan masalah besar, baik dalam urusan persiapan pernikahan atau, dalam kehidupan bersama pasangan nantinya. Oleh karena itu, beranikan diri Anda untuk lebih membuka diri dan berkomunikasi dengan calon ibu mertua. Dengan begitu, tak ada lagi kata 'stres' saat Anda mempersiapkan kebutuhan hari H.

2. Terbuka
Saat mempersiapkan pesta pernikaha, cobalah untuk lebih terbuka dan jujur kepada orang tua dan calon mertua. Katakan pada mereka bahwa itu adalah pernikahan Anda dan pasangan. Ini adalah saatnya Anda memulai kehidupan sendiri tanpa perintah dari orang tua.

Campur tangan orang tua dan mertua biasanya terjadi karena mereka merasa bahwa inilah kesempatan terakhir untuk 'mengatur' kehidupan anak-anak mereka. Walau begitu, persiapan pernikahan selalu menjadi fokus calon pengantin dan para anggota keluarga baru memberikan saran dan batuan ketika diminta.

3. Proaktif
Hanya karena ingin memiliki pesta pernikahan yang sesuai impian, bukan berarti Anda menghiraukan segala hal tentang mertua dan para ipar. Untuk menjaga hubungan yang lebih erat, ada baiknya Anda memberikan peran kecil dan terbuka dengan ide-ide pesta dari mereka.

Selain untuk Anda dan pasangan, ketahuilah bahwa pernikahan merupakan momen besar bagi para orang tua dan ipar. Tetapi, jangan lupa ingatkan mereka mengenai batasan-batasannya serta, semua keputusan terakhir hanya dapat diberikan oleh Anda dan pasangan.




hubungan yang baik dengan calon mertua, maka bersyukurlah, karena begitu banyak orang di luar sana yang mengalami kesulitan dengan hal ini. Bertemu untuk pertama kalinya dengan calon mertua pasti membuat deg-degan, malu, bahkan panik. Nah, cara terbaik untuk meyakinkan mereka adalah dengan memberikan kesan pertama yang baik. Jika Anda adalah salah satu ‘pejuang’ dalam merebut hati calon mertua, berikut ada sedikit bekal yang mungkin bisa dibaca sebelum minta stempel acc ke calon mertua yang dapat diikuti dalam pertemuan-pertemuan Anda dengan mereka. Semoga berhasil!
1. Jangan Takut
Banyak sekali calon menantu yang sudah duluan ketakutan sebelum bertemu dengan calon mertuanya. Di bayangan mereka, si bapak maupun ibu adalah sosok yang galak, penuh penilaian, mungkin tidak akan menerima mereka apa adanya, atau judes. Dan bayangan itu memenuhi kepala mereka selama pertemuan sehingga mereka menjadi kaku, sulit tersenyum, bahkan menjadi aneh. Karena itu, hilangkan dulu perasaan takut itu agar bisa bersikap normal dan percaya diri.
2. Berpakaian menarik dan sopan
Artinya, hindari celana jins sobek-sobek, dan kaos belel, tank top seronok, atau jaket kulit bagi para pria. Jangan pakai juga rok mini, kaos ketat, seksi, juga sepatu tumit supertinggi. Ingat, ini bukan waktu yang pas untuk peragaan busana. Sisir rambut dengan rapi, bersihkan telinga dan kuku, sikat gigi. Intinya: tampil sederhana, bersih, rapi, dan agak sedikit konservatif.
‘Jangan nilai orang dari penampilannya’ tidak berlaku di sini. Walaupun Anda harus tetap jadi diri sendiri, perhatikanlah apa yang Anda pakai. Kalau Anda perempuan, jangan dandan berlebihan dengan rok mini atau baju super ketat jika tidak ingin dibenci ibu mertua selama-lamanya. Untuk pria, jangan pakai baju yang berkesan ‘tidak bersih’ atau ‘tidak wajar’ seperti kemeja berwarna kusam dengan celana jins robek. Jangan lupa kenakan parfum yang wanginya tidak menyolok supaya tidak bikin calon mertua Anda pusing.
3. Cari informasi
Tanyakan pada pasangan, hal apa yang paling tidak disukai oleh ayah dan ibunya. Misalnya, bila ayahnya tidak suka merokok, tinggalkan rokok Anda di dalam mobil. Atau bila ibunya tidak menyukai tinju, hindari topik pembicaraan seputar tinju.
4. Mengambil hati
Bertunangan dengan seseorang yang berbeda budaya? Pada pertemuan pertama, suatu keharusan bagi Anda untuk melakukan apa yang dapat dilakukan untuk memperlihatkan bahwa Anda menghormati kebudayaan/tradisi pasangan. Pelajari sebanyak mungkin tentang tradisi mereka, terutama apa yang harus Anda lakukan pada saat pertama kali bertemu. Apakah harus berjabat tangan, membungkukkan badan, mencium tangan, atau mencium pipi. Tanyakan pada pasangan, bagaimana bahasa aslinya bila ingin mengucapkan “Senang berkenalan dengan Anda” dan “Apa kabar”. Ucapkan dengan benar dan baik dan hafalkan luar kepala.
Jangan lupa tawarkan bantuan untuk apapun, seperti ikut membereskan meja makan sehabis makan malam di rumahnya misalnya. Aksi tidak egois sangat baik untuk meningkatkan kesan baik pada diri Anda.
5. Bersikap sopan
Artinya mengatakan “ya” dengan benar bukan ” he-eh”, serta tidak lupa mengatakan “terima kasih” ataupun “silakan” pada saat yang tepat. Jangan bersendawa atau menggerakkan tubuh dengan tidak/kurang sopan.
Duduk yang rapi dan bantu membersihkan piring/ gelas yang kotor bila Anda tahu mereka tidak mempunyai pembantu rumah tangga. Ingat, hal-hal kecil yang Anda lakukan dapat sangat membekas di hati calon mertua!
Orang tua pasti suka anak muda yang sopan. Apapun kekurangan Anda, akan cenderung tertutup jika Anda adalah seorang yang sopan. Sering tersenyum, mengucapkan terima kasih pada pujian atau tawaran, memberi salam ketika datang dan pulang dan bersikap hormat adalah contoh-contoh yang sederhana.
6. Sapaan tepat
Jangan membuat kesalahan dalam menyebutkan kata sapaan. Yang terbaik adalah dengan menanyakan kepada pasangan, kata sapaan yang baik, benar, serta yang disukai oleh kedua orang tuanya. Apakah mereka lebih suka dipanggil “Bapak/ibu”, “Om/Tante”, atau malah nama kecil jika mereka berasal dari negara asing.
Dalam memuji, Anda jangan pernah berdusta atau mengatakan sesuatu yang berlebihan. Kalau memang wajah calon mertua sudah tampak seperti berusia 80 tahun padahal masih 60 tahun, jangan pernah bilang kalau dia awet muda, karena akan terkesan menghina. Carilah hal-hal yang memang menurut Anda patut dipuji. Seperti masakannya yang enak, keramahannya, atau baju hitamnya yang memang terlihat bagus dipakai.
7. Bawa sesuatu
Sebaiknya Anda tidak datang dengan tangan kosong. Hal ini tidak berarti Anda harus membawa sesuatu benda yang mahal dan mewah. Bila membawa sesuatu buatan sendiri semisal kue, maka nilai Anda akan bertambah di mata calon mertua.
Cari tahu dulu lewat calon Anda apa yang disukai oleh calon mertua. Kalau sudah tahu, maka di pertemuan pertama atau kedua jangan lupa dibawakan. Dan barang bawaan Anda jangan yang setengah-setengah melainkan harus yang terbaik. Karena itu jangan terlalu memaksa jika memang uang Anda tidak cukup atau kesempatan tidak ada untuk membawakan yang terbaik. Lebih baik tidak bawa apa-apa daripada bawa martabak yang tidak jelas rasanya hanya karena tidak punya waktu untuk pergi ke tempat martabak yang paling enak.
8. Perlihatkan minat
Secara insting, setiap orang akan lebih menyukai orang lain bila mereka disukai. Tunjukkan sikap penuh perhatian, tertarik, dan waspada. Caranya? Perhatikan benar bahasa tubuh. Pada saat berbicara, tataplah mata calon mertua untuk memperlihatkan bahwa Anda memperhatikan apa yang diucapkannya, duduk yang baik (tidak terlalu kaku ataupun tegang dan juga tidak terlalu santai), dan beri anggukan pada saat yang tepat.
Jaga mata Anda untuk tidak jelalatan menatap ke seluruh ruangan. Jangan menghentakkan kaki, jangan bolak-balik melihat jam tangan, serta jangan duduk dengan kaki terbuka.
10. Jadilah Pendengar Yang Baik
Ini adalah hal yang wajib dan jangan pernah dilupakan, apalagi jika calon mertua Anda super cerewet. Apalagi pada pertemuan pertama, cara Anda mendengarkan mereka bicara sangatlah penting, karena dari situ juga Anda dinilai. Jangan menerawang, jangan menyela di tengah percakapan, jangan lirik kanan kiri dan berikanlah ekspresi yang terbaik. Siapa tahu mereka langsung menyukai Anda dan memberi restu dari pertemuan pertama.
11. Hindari topik aneh dan tak sopan
Lidah adalah hal yang penting. Dalam percakapan, sebaiknya biarkan calon mertua yang mendominasi pembicaraan. Tapi kalau mertua Anda pendiam, jangan ikut-ikutan diam. Tanyakan beberapa hal tentang hobi atau kegiatan si calon mertua. Jika Anda yang disuruh bercerita, ingatlah untuk tidak sok tahu, tidak menyombongkan diri, tidak berbohong, tidak terlalu cerewet dan tidak berlebihan.
Hindari topik-topik seperti masalah politik, agama, atau sesuatu yang kontroversial. Kecuali jika calon mertua memang ingin membicarakannya topik tersebut. Di sisi lain, bisa saja Anda “dites” oleh mereka. Oleh karena itu, jangan bicarakan bila Anda tidak tahu, calon mertua berada di pihak yang mana.
Selain itu, hindari juga senda gurau yang mengarah atau menyinggung pornografi, menceritakan dapur keluarga Anda, dan masalah yang sangat pribadi tentang diri Anda. Sabar, semua itu belum waktunya.

12. Bersikap sopan, manis, dan baik
Perlihatkan sikap ramah, sopan, dan tidak berlebihan pada calon mertua dan juga kepada saudara kandungnya, pembantu rumah tangganya. Sikap baik yang Anda perlihatkan ini mempunyai nilai tersendiri bagi orang tuanya.
Mungkin ini terdengar sebagai sesuatu yang sudah jelas. Tapi banyak yang lupa akan hal ini. Contohnya saja berbisik-bisik dengan kekasih di depan calon mertua, bermuka kesal terhadap kekasih di tengah acara makan malam karena suatu hal tertentu, atau bergelayutan mesra sambil sesekali mengelap keringat kekasih, bukanlah sesuatu yang pantas dilakukan untuk mendapat kesan yang baik. Banyak calon mertua yang masih merasa ‘anakku adalah milikku sendiri’. Jika Anda bertingkah terlalu mesra dengan kekasih, ada tipe mertua yang akan merasa Anda ‘mencuri’ anaknya sebelum waktunya. Hasilnya, Anda bisa ditolak mentah-mentah di pertemuan berikut.
13. Jangan dibuat-buat dan jangan berpura-pura
Hal ini gampang dikatakan namun sulit dilakukan. Orang cenderung berpura-pura dan menjadi ‘orang lain’ dalam berbicara, berpenampilan, maupun yang lainnya untuk memberi kesan baik pada orang lain. Padahal menjadi diri sendiri asal tetap sopan dan ramah adalah cara paling baik untuk tetap berada dalam posisi aman. Dan yang paling penting, jadilah tulus dalam setiap perkataan dan perbuatan.
Jadilah diri Anda sendiri. Jangan coba-coba untuk meniru sikap orang lain. Tampilkan kepribadian Anda dalam dosis yang sedikit dan hemat. Jaga nada suara. Jangan lupa pula duduk rapi dan baik.
Yang tak kalah penting adalah atur napas sedemikian rupa. Jangan cemas, semua orang yang ada di ruangan itu pun sama dengan Anda, yaitu sedang mengalami masa transisi. Masalahnya, ada yang ajab membentuk keluarga baru (Anda dan calon anda), juga ada yang bakal “kehilangan” salah satu anggota keluarganya (calon mertua).
14. Jangan Terlalu Semangat
Kelihatan banget kan kalo anda sudah terlalu semangat untuk segera bertemu calon mertua… v^o^. Bahkan sampai tidak sadar kalau di atas tadi tidak ada langkah no. 9 (disarankan lanjut paragraf berikutnya deh, daripada scroll naik untuk nge-cek angka 9 beneran ada apa nggak, terus balik scroll ke bawah lagi buat baca kelanjutannya  )
Banyak berdoa saja, juga ikhtiarnya ditambah bila perlu, Semoga ALLAH memudahkan jalan untuk membawa pulang bidadari surga anda turun ke bumi.
15. Bersiaplah Untuk Penolakan Yang Terburuk
Sudah jelas apa makna kalimat di atas. Calon mertua Anda bisa saja menolak Anda dengan cara tersadis dengan berbagai macam alasan. Pendidikan, penampilan atau alasan tidak jelas lainnya. Pada saat ditolaklah Anda bisa membuktikan apakah Anda seorang pejuang sejati atau tidak. Tetap hormati mereka sebagai orang tua dari dalam hati yang terdalam. Jangan pernah membenci mereka, karena tanpa Anda sadari, kebencian akan terpancar lewat raut muka dan cara bicara Anda, dan ini akan semakin memperdalam jurang pemisah antara Anda dan mereka.

Sabtu, 29 September 2012

Mencintai Rasulullah


Diantara perkara yang wajib kita imani adalah  meyakini Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam sebagai Nabi dan Rosul terakhir, Alloh Ta'ala berfirman :
ماَ كاَنَ مُحَمدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُوْلَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ
“Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang diantara kamu, tetapi dia adalah utusan Alloh dan penutup para Nabi” (Qs. Al-Ahzab: 40)



Kitapun ditintut untuk mencintai beliau diatas kecintaan terhadap makhluk yang lainnya, itulah sikap seorang muslim terhadap Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits :
  لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَواَلِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya bahkan seluruh manusia.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Film Penghinaan Kepada Rosul
Ketika umat Islam dituntut untuk betul-betul mencintai Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, orang-orang diluar Islam justru berupaya sekuat tenaga menjatuhkan nama beliau. Sepekan terakhir ini, dunia dikejutkan dengan munculnya film provokatif bernada pelecehan dan penghinaan terhadap Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam. Film garapan sutradara Amerika keturunan Yahudi Israel tersebut telah membangkitkan kemarahan umat Islam di seluruh dunia. Betapa tidak, dalam film murahan tersebut Nabi Muhammad yang mulia digambarkan dengan gambaran yang hina dan begitu menjijikkan.
Diantara penghinaan yang ada dalam film tersebut adalah bahwa Rosululloh digambarkan sebagai orang yang haus terhadap perempuan, pedofilia dan kejam lantaran suka membunuh. Disamping itu gambaran Nabi Muhammad yang bodoh serta bisa diatur-atur dengan mudah oleh para istrinya juga dimunculkan.
Ketika Nabi Muhammad dilecehkan seperti itu, wajar jikalau umat Islam dilanda kemarahan luar biasa. Tetapi, berteriak dan berbuat ekstrem dengan merusakkan hak milik orang lain atau bahkan menghilangkan nyawa orang lain juga bukan merupakan tanda kecintaan yang benar terhadap Nabi Muhammad. Mufti Sudi Syeikh Abdul Aziz Alu Syeikh hafidhohulloh bahkan mengatakan hendaknya seorang muslim tidak melakukan tindakan merusak dan ekstrem, karena justru akan menimbulkan kesan jelek terhadap Islam.
Lantas bagaimana cara menunjukkan kecintaan yang hakiki terhadap Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam?. Rosululloh sendiri yang telah menerangkan caranya.
Pertama : Berhukum dengan ajaran Nabi shollallahu 'alaihi wasallam
Alloh Ta'ala berfirman:
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka merima dengan sepenuhnya ( QS. Annisa : 65 )
Kedua : Membenarkan segala yang datang dari Nabi shollallahu 'alaihi wasallam
Segala yang diucapkan Rosululloh shollallahu 'alaihi wasallam  adalah merupakan kebenaran mutlak dan sangat terlarang bagi kita untuk menolaknya, karena sesungguhnya apa yang diucapkan beliau adalah tidak lain merupakan wah
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
“Tidaklah dia (Muhammad ) mengucapkan menurut hawa nafsunya, melainkan adalah wahyu yang diwahyukan” ( QS. An-Najm : 4-5 ).
Ketiga: Mengikuti dan berpegang teguh kepada petunjuknya shollallahu 'alaihi wasallam
Allah Ta'ala menjelaskan dalam firman-Nya:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
“Katakanlah! (hai Muhammad kepada mereka) jika kalian mencintai Alloh maka ikutilah aku, niscaya Alloh akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian” (QS Ali-‘Imron : 31)
Nabi shollallahu 'alaihi wasallam  juga bersabda :
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِالْخُلَفَاءِ الرَّاشِديْنَ
“Hendaklah kalian berpegang pada sunnahku dan sunnah khulafa'urrosyidin” ( HR. At-Tirmidzi )
Keempat : Beradab disisi Nabi shollallahu 'alaihi wasallam
Nabi sholllallahu 'alaihi wasallam  adalah manusia yang sangat mulia, sehingga kita diwajibkan untuk beradab terhadap beliau. Para sahabat Nabipun dahulu pernah ditegur  oleh Allah ta'ala ketika berbicara terlalu keras dihadapan Nabi Shollallahu 'Alaihi wasallam. Dan diantara adab yang mesti kita lakukan sekarang adalah mengucapkan sholawat ketika mendengar nama beliau di sebut. Rosululloh  bersabda yang artinya : "orang yang paling kikir adalah orang yang apabila disebut namaku disisinya kemudian dia tidak bersholawat kepadaku" ( HR Muslim)

Kelima : Mendahulukan dan mengutamakan beliau dari siapapun
Diantara bentuk mendahulukan dan mengutamakan beliau dari siapapun adalah yaitu jika ada pendapat orang yang menjadi rujukannya bertentangan dengan hadits Nabi shollallahu 'alaihi wasallam maka wajib untuk mebuang jauh-jauh pendapat orang tersebut dan wajib mengikuti hadits dan petunjuk Nabi, karena tidaklah ada syariat melainkan datangnya dari Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam. Dan hal tersebut berlaku kepada siapapun tanpa memandang apakah perkataan tersebut berasal dari perkataan orang yang dianggap alim, pejabat, tokoh masyarakat, dll.
Keenam : Membela dan menyebarkan ajaran Nabi Shollallahu 'Alaihi wasallam
Karena ajaran ini adalah kebenaran maka sudah sepatutnya bagi kita untuk membelanya dan mengajarkannya kepada yang lain, Nabi shollallahu 'alaihi wasallam  bersabda yang artinya : "sampaikan dariku walaupun satu ayat saja".
Penutup
Sudah semestinya kita berjalan diatas petunjuknya dengan tidak melakukan amalan-amalan yang mengatas-namakan kecintaan kepada Nabi shollallahu 'alaihi wasallam  tapi hakikatnya jauh dari petunjuk dan hidayah Allah Ta'ala. Adapun penghinaan terhadap Rosululloh sejatinya tidak akan mengurangi sedikitpun kemuliaan yang beliau miliki karena Alloh telah berfirman yang artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus (dari  rahmat Alloh) “ (QS Al-Kautsar : 3)

KEBEBASAN BEREKSPRESI ALA AROGANSI BARAT DAN YAHUDI ( INNOCENCE OF MOSLEM )


Pekan lalu dunia dikejutkan dengan kemunculan sebuah film amatir bernada penghinaan terhadap Islam. Film tersebut berjudul “Innocence of Moslem”, digarap oleh seorang sutradara AS keturunan Israel, Sam Bacile atas pesanan seorang pastor ekstrem yang bernama Terry Jones.
Dalam film tersebut, Nabi Muhammad digambarkan dengan gambaran yang mengerikan. Haus seks, pedofilia dan kejam lantaran suka membunuh. Disamping itu gambaran Nabi Muhammad yang bodoh serta bisa diatur-atur dengan mudah oleh para istrinya juga dimunculkan.
Nama sang sutradara sendiri merupakan nama samaran. Belakangan seorang pria bernama Nakoula Bassiley dikabarkan sebagai sosok sesungguhnya sebagai sutradara yang bertanggung jawab atas beredarnya film tersebut, meskipun hingga saat ini belum ada tindakan apapun dari otoritas Amerika dalam menangani kemunculan film yang dimaksud.
Pemesannya, yaitu pastor Terry Jones, juga bukan orang baru dalam melecehkan agama Islam. Beberapa waktu lalu, pastor ekstrem ini bahkan secara terang-terangan mengkampanyekan pembakaran terhadap Al-Quran, kitab sucinya umat Islam. Taka ada nada menyesal ataupun permintaan maaf yang keluar dari mulutnya. Bahkan ia kembali berulah dengan membuat sebuah rekaman video yang juga diunggah di Youtube.
Dalam rekaman video yang diberi judul “International Judge Day”, Terry Jones berorasi seorang diri. Ia menggantungkan sebuah sosok berjubah, berkepala anjing dengan kedua tangan sosok tersebut memegang dua bilah pedang. Ia berkata bahwa sudah saatnya menghukum sosok tersebut. Dalam anggapannya sosok itu tak lain dan tak bukan adalah Nabi Muhammad.
Reaksi Dunia Islam
Setelah “Innocence of Moslem” disebarkan, seluruh dunia khususnya kaum muslimin begitu marah dan geram dengan kemunculan film tersebut.
- Mesir menjadi negeri pertama yang bergejolak. Ribuan warga mendatangi Kedubes Amerika untuk menyuarakan protes mereka. Libya menyusul dengan aksi berikutnya, bahkan Duta Besar Amerika untuk Libya dan tiga orang stafnya meninggal dalam aksi tersebut.
- Palestina, Turki dan Yaman pun bergejolak. Bahkan di Yaman sendiri dilaporkan beberapa demonstran tewas akibat bentrok dengan aparat.
- Afganistan dan Pakistan, dua negara tetangga ini juga meluapkan kemarahannya dengan turun ke jalan.
- Di Indonesia sendiri, Kedubes Amerika disambangi oleh para pendemo yang menuntut agar sutradara film tersebut segera dihukum mati.

Selain unjuk rasa yang dilakukan di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, para pemimpin negara juga tidak ketinggalan mengutuk dan mengecam munculnya film murahan tersebut. Presiden Mesir, Muhammad Mursi dan Presiden Afganistan, Hamid Karzai mengeluarkan suaranya dalam menentang beredarnya film ini. Akses ke situs Youtube – tempat bercokolnya film ini – ditutup untuk sementara waktu. Tak ketinggalan Presiden SBY, melalui Menteri Luar Negeri berencana membawa persoalan film ini ke forum PBB.
OKI, melalui Sekjen Ekmeleddin Ihsanoglu menyebut bahwa munculnya film ini merupakan pengganggu keharmonisan dunia. Provokasi yang terjadi bisa menyulut ketegangan antar negara-negara yang ada di dunia.
Mufti Arab Saudi yang juga Ketua Ulama Saudi, Syeikh Abdul Aziz Alu Syeikh mengatakan bahwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad sejatinya tidak akan mengurangi kemuliaan Nabi Muhammad, karena Allah telah berfirman dalam surat Al-Kautsar yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu (wahai Muhammad) dialah orang yang terputus (dari rahmat Alloh)”.
Syeikh Abdul Aziz juga memberikan wasiat kepada kaum muslimin agar tidak terpancing dan melakukan hal-hal yang bisa menghilangkan nyawa orang lain, karena dengan perbuatan tersebut justru musuh-musuh Islam akan tercapai maksud dan tujuan mereka dalam memproduksi film ini. Tak lupa Syeikh juga mengajak kepada semua otoritas negara dan organisasi internasional untuk mempidanakan tindakan penghinaan terhadap para nabi.
Kebebasan berekspresi
Sementara itu pihak-pihak tertentu menganggap bahwa munculnya film tersebut adalah wujud dari kebebasan berekspresi yang tidak boleh diciderai. Dengan berdalih pada hukum “kebebasan berekspresi” mereka dengan bebasnya membuat penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad. Di Belanda, sekitar tahun 2008 sebuah film yang berjudul “Fitna” menggemparkan dunia Islam. Setahun berikutnya sebuah majalah di Denmark memuat karikatur berisikan pelecehan terhadap Nabi Muhammad. Terakhir innocence of muslim muncul di hadapan kaum muslimin.
Arogansi ala Barat dan Yahudi memang semakin tak terbendung. Sejatinya kebebasan berekspresi bukan berarti bebas untuk menghina dan memaki. Bukan pula “bablas” untuk mencaci dan menyakiti hati. Hukuman Allah bagi para penghina agama-Nya pasti segera menanti.

Pilhan Terbailk Remaja Islam Sebagai Penerus Harapan


Wanita Islam yang bijaksana sentiasa terpimpin oleh ketaqwaan dalam membuat pilihan terbaik bagi masa hadapannya. Tidak salah baginya untuk mengimbangi antara haknya dengan hajat dan pengalaman luas dalam kehidupan kedua-dua ibu bapanya. Ada baiknya juga dia meminta nasihat dan pandangan mereka yang telah sekian lama mengurus kepentingan hidupnya.

Di samping itu dia tidak mengabaikan hak yang telah Allah tentukan baginya. Meskipun dia berhak menentukan dan memilih rupa paras serta kemampuan material yang dapat menawan hatinya, dia tetap mengutamakan pemilihan berdasarkan keteguhan beragama. Dia yakin kekuatan iman dan ketinggian taqwa akan menjamin kebahagiaan yang berkekalan hingga ke akhirat.

Sehubungan pemilihan terbaik dengan asas yang kukuh, bolehlah diambil contoh daripada kisah pinangan Ummu Sulaim binti Milhan. Dia merupakan wanita Ansar yang awal memeluk Islam. Sebelum memeluk Islam, dia telah berkahwin dengan Malik bin Nadhir. Dari perkahwinan ini lahir Anas bin Malik. Disebabkan keengganan Malik memeluk Islam, mereka telah bercerai. Malik pula kemudiannya telah meninggal dunia dalam keadaan masih kufur. Beberapa lama selepas itu Ummu Sulaim dipinang oleh Abu Thalhah yang masih belum memeluk Islam. Abu Thalhah merupakan seorang pemuda kaya dan tampan yang sangat digilai oleh gadis-gadis Yathrib (Madinah). Pada tanggapan Abu Thalhah, Ummu Sulaim akan melompat kegirangan mendengar lamarannya. Sedangkan di pihak Ummu Sulaim dia tidaklah dapat dikaburi oleh sifat lahiriah yang tidak diwarnai keimanan. Abu Thalhah terkejut oleh kata-kata yang diungkapkan Ummu Sulaim,

“Wahai Abu Thalhah, apakah kamu tidak tahu bahawa tuhan yang kamu sembah hanya sebatang pokok yang tumbuh di atas tanah. Ia diukir oleh seorang hamba Habsyi. Apakah kamu tidak malu sujud kepada kayu yang diukir oleh seorang hamba?”

Abu Thalhah berlagak sombong dengan menawarkan mahar (mas kahwin) yang tinggi dan kehidupan yang mewah.

Namun Ummu Sulaim tetap dengan keputusannya, “Wahai Abu Thalhah, orang sepertimu memang tidak wajar ditolak. Tetapi engkau lelaki kafir, sedangkan diriku seorang wanita Islam. Tidak dihalalkan aku berkahwin denganmu. Sekiranya engkau memeluk Islam, maka itu adalah maharku. Aku tidak meminta selain dari itu.”

Abu Thalhah datang semula pada hari berikutnya dan menawarkan mahar yang lebih tinggi dengan harta kekayaan lebih banyak. Ummu Sulaim tetap dengan keputusannya malah lebih tegas lagi kata-kata yang diungkapkannya,

“Tidakkah engkau tahu wahai Abu Thalhah, tuhan-tuhan yang engkau sembah yang diukir oleh hamba Habsyi itu apabila dinyalakan api kepadanya, ia akan terbakar?”


Ungkapan ini berjaya menggegarkan emosi Abu Thalhah. Dia tewas dalam mempertahankan tuhan palsu, hatinya tidak dapat membantah lagi. Lantas lidahnya berulang-ulang menyebut,

“Aku naik saksi bahawa tiada Tuhan yang layak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan dan pesuruh Allah.”

Dengan Islamnya Abu Thalhah seperti yang dijanjikan, Ummu Sulaim bersetuju menerima lamarannya. Disebabkan terlalu gembira di atas kesudian Ummu Sulaim, Abu Thalhah bercadang memberikan kekayaan yang banyak untuk Ummu Sulaim. Namun selaku mukminah yang teguh pendirian, Ummu Sulaim tetap dengan pendiriannya yang unggul,

“Wahai Abu Thalhah, aku setuju berkahwin denganmu semata-mata untuk dan kerana Allah. Aku tetap akan mengambil keIslamanmu sebagai mahar, tidak yang selainnya.”

Begitulah contoh unggul yang mampu dipraktikkan oleh Ummu Sulaim, yang selamanya patut dijadikan panduan dalam menentukan jodoh terbaik. Ummu Sulaim bukan sekadar beroleh pasangan yang secocok dan sepadan, malahan beroleh ganjaran yang barakah sepanjang hayatnya seisi keluarga juga seluruh keturunan darinya. Contoh seperti ini jugalah yang wajar diikuti seluruh wanita Islam seandainya hajat kepada yang dicintai itu diharapkan memberi manfaat kepada kehidupan sejagat. Sudah pasti kebahagiaan sedemikian lebih baik dari memperolehi “unta merah” (perumpamaan untuk harta yang terbaik).

Anak-anakku yang dikasihi dengan kasih sayang Islam,

Semua yang cuba ibu bicarakan dipertemuan kali ini merupakan satu hakikat besar yang pasti sedang kalian hadapi. Berilah perhatian yang teliti kepada dasar iman dan taqwa yang menjadi pokok perbicaraan agar kalian meningkat ke puncak budi luhur.

Dengan mengambil setiap saranan yang Islam kemukakan, setiap pemuda-pemudi mukmin akan mampu menguruskan naluri yang berkocak dan membebaskannya daripada desakan nafsu dan bisikan syaitan. Malahan mampu mencontohi nabi dalam akhlaknya dan umpama salaf-salih di dalam pengawasan dirinya. Sedangkan Allah SWT juga sentiasa melindungi orang-orang yang bertaqwa serta menukarkan segala kerunsingan mereka menjadi kelapangan dan jalan keluar daripada kesempitan.

Justeru itu anak-anakku, sentiasalah memohon taufiq dan hidayah Allah semoga kalian beroleh rahmat dan keredhaan-Nya. Mari kita tangguhkan dengan doa: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.”

Shalat Sunat Istihara


Apabila seseorang itu berada di dalam keadaan dilema terhadap sesuatu perkara yang ingin dilakukkan atau dihajati sama ada ianya membawa kebaikan mahupun keburukan terhadap dirinya, bersesuaian atau bertentangan dengan dirinya, maka hendaklah dia memohon petunjuk daripada Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui solat Istikharah sebanyak dua rakaat..


v  DALIL DISYARI’ATKAN SOLAT ISTIKHARAH

Solat Istikharah ini telah diperjelaskan melalui hadis daripada Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu’ anh, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengajarkan Istikharah kepada kami dalam segala urusan, sebagaimana baginda mengajar kami surah dari al-Qur’an.. Baginda bersabda:

إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ:

Maksudnya:
Jika salah seorang di antara kalian berkeinginan keras melakukan sesuatu, hendaklah dia mengerjakan solat dua rakaat yang bukan solat fardu kemudian membaca doa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ

فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ

اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي

أَوْ قَالَ: عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ

فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ

وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي

أَوْ قَالَ: فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ

فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي.



Maksudnya:
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kepada-Mu dengan ilmu-Mu, memohon ketetapan dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon kurniaan-Mu yang sangat agung kerana sesungguhnya Engkau berkuasa sedang aku tidak berkuasa sama sekali, Engkau mengetahui sedangkan aku tidak, dan Engkau yang mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahawa urusan ini (lalu menyebutkan secara langsung urusan yang dimaksudkan) lebih baik bagi diriku dalam agama, kehidupan dan akhir urusanku - atau mengucapkan: baik dalam waktu yang dekat mahupun yang akan datang - maka tetapkanlah ia bagiku dan mudahkanlah ia untukku. Kemudian, berikan berkah kepadaku dalam menjalankannya. Jika Engkau mengetahui bahawa urusan ini buruk bagiku dalam agama, kehidupan dan akhir urusanku - atau mengucapkan: baik dalam waktu yang dekat mahupun yang akan datang - maka jauhkanlah urusan itu dariku dan jauhkanlah aku darinya, serta tetapkanlah yang baik itu bagiku di mana pun kebaikan itu berada. Kemudian, jadikanlah aku orang yang redha dengan ketetapan tersebut.

قَالَ: وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ.

Maksudnya:
Baginda bersabda: Hendaklah dia menyebutkan apa yang dihajatkannya. – Hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam Shahihnya, Kitab al-Jumu’ah, no: 1162.


v  BEBERAPA PERKARA BERKAITAN SOLAT ISTIKHARAH

q  Solat Istikharah dilaksnakan sebagaimana solat dua rakaat yang biasa. Tidak ada ketetapan tertentu daripada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang surah apa yang perlu dibacakan ketika solat Istikharah, Oleh itu dibenarkan membaca apa jua surah dari al-Qur’an yang mudah bagi seseorang itu setelah selesai membaca surah al-Fatihah.

q  Solat Istikharah boleh dilaksanakan apabila berhadapan dengan segala urusan yang mubah (harus) baik ianya isu yang besar mahupun kecil, perkara yang penting ataupun tidak. Seharusnya kita fahami bahawa permasalahan yang menjadi dilema itu bukanlah termasuk dalam perkara yang telah ditetapkan hukum-hukumnya dalam Islam. Bagi urusan yang wajib atau sunat yang telah jelas arahan untuk melakukannya ataupun urusan yang haram atau makruh yang telah jelas larangannya, ianya tidak lagi boleh dilakukan istikharah ke atasnya. Hanya perkara-perkara yang mubah sahaja dibenarkan untuk dilakukan istikharah.

q  Hendaklah bagi seseorang yang mengerjakan solat Istikharah itu melapangkan dadanya dari apa jua kehendak peribadi yang berlandaskan hawa nafsu. Seharusnya dia menyerahkan perkara tersebut bulat-bulat kepada ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Harus juga kita sedari bahawa adakala apa yang dipilih oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk kita itu tidak selari dengan keinginan hawa nafsu atau pada tanggapan kita ianya adalah sesuatu yang tidak bersesuaian bagi diri kita. Namun demikian sewajarnya bagi kita untuk pasrah menerima keputusan Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut. Firman-Nya:

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ

وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Maksudnya:
…dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah Yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya. – al-Baqarah (2) : 216

q  Solat Istikharah ini boleh juga dikerjakan secara khusus atau semasa mengerjakan solat-solat sunat seperti solat Rawatib, Tahiyyatul Masjid dan lain-lain. Sebagai contohnya setelah mengerjakan solat Tahiyyatul Masjid langsung kita membaca doa Istikharah tersebut. Hal ini adalah dibenarkan. Menurut al-‘Iraqi rahimahullah:

Jika keinginan melakukan sesuatu muncul sebelum mengerjakan solat sunat Rawatib atau yang semisalnya, lalu dia mengerjakan solat tanpa niat Istikharah, namun setelah solat timbul keinginan untuk memanjatkan doa Istikharah, maka secara zahir hal tersebut sudah mencukupi. – Rujuk al-Adzkaar, jilid 3, ms. 354. Penulis nukil dari kitab Bughyat al-Mutatowwi Fi Solah al-Tatowwu' karya Syeikh Muhammad bin ‘Umar Salim Bazmul, ms. 137.

q  Doa istikharah itu dibaca setelah memberi salam berdasarkan zahir lafaz hadis tersebut. Doa tersebut boleh diulang-ulang.

q  Bukan termasuk dalam syarat Istikharah bahawa seseorang itu mesti bermimpi tentang pilihan atau tindakan yang perlu diambil setelah mengerjakan solat tersebut. Namun seseorang itu akan merasa tenang atau dipermudahkan untuknya ketika memutuskan sesuatu keputusan sesuai dengan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah pilih untuknya.


v  RINGKASAN TATACARA MENGERJAKAN SOLAT ISTIKHARAH

Rakaat Pertama
1)      Berniat di dalam hati untuk mengerjakan solat sunat Istikharah
2)      Takbiratul Ihram
3)      Doa Iftitah
4)      Membaca surah al-Fatihah
5)      Membaca Surah al-Qur’an
6)      Rukuk
7)      Iktidal
8)      Sujud
9)      Duduk antara dua sujud
10)    Sujud kali kedua
11)    Bangun untuk rakaat kedua

Rakaat Kedua
1)      Ulang seperti rakaat pada pertama dari nombor (4) hingga (10)
2)      Duduk untuk tahiyyat akhir
3)      Memberi salam ke kanan dan ke kiri
4)      Membaca doa Istikharah

Selasa, 14 Agustus 2012

Tips Mudik Aman Dan Nyaman


Istilah Mudik sudah menjadi tradisi di negara kita dan sudah berlangsung bertahun-tahun. Saya sendiri tidak begitu tahu apa yang di sebut dengan istilah kata mudik dan sejarahnya kenapa pulang kampung di sebut dengan mudik, pokoknya yang saya tau yang dimaksud dengan mudik yaitu intinya pulang kekampung halaman dimana kita dilahirkan.

Sedikit tip agar pelaksanaan mudik berjalan dengan nyaman dan menarik. Silahkan mencermati point demi point.



Pertama-tama tentu meluruskan niat yaitu mudik untuk ibadah antara lain silaturahmi, bukan untuk unjuk gigi atas kesuksesan yang sudah dicapai apalagi jika untuk sekedar pamer diri tanpa ada keinginan untuk berbagi. Dengan niat yang lurus ini maka mudik akan bernilai ibadah sehingga barokah, membuat semuanya tersenyum cerah dan tertawa renyah.

Tahap Perencanaan.

1. Cek Keuangan. Cukupkah uang yang tersedia dipakai untuk mudik dengan segala tetek-bengeknya yang meliputi :

Biaya perjalanan, baik dengan pesawat udara, angkutan umum laut, angkutan umum darat maupun membawa kendaraan sendiri ( harus dihitung untuk biaya pulang -pergi)
Biaya ditempat tujuan : angpao untuk orangtua, sanak famili plus oleh-oleh untuk mereka, angkutan lokal.
2. Cek waktu. Berapa hari waktu yang tersedia untuk mudik, khususnya bagi pekerja, kuliah atau sekolah agar tidak sampai membolos.

3. Pengamanan rumah. Yakinkan bahwa sebelum mudik rumah beserta isinya sudah disiapkan pengamanannya misalnya kunci-mengunci, pengamanan listrik, kompor dan lain sebagainya. Hal ini penting agar selama mudik anda bisa tenang dan tak terlalu memikirkan rumah lagi. Bagi yang tinggal di suatu kompleks perumahan biasanya ada anjuran untuk melaporkan ke security guna didata sehingga bisa dilakukan patroli dan pengawasan.

4. Komunikasi. Beritahu rencana mudik anda ke orang-orang di tempat tujuan mudik. Jangan bilang : ” Kami akan memuat kejutan kok, jadi nggak perlu memberitahu “. Anda akan terkejut sendiri manakala orang yang akan diberi kejutan ternyata tidak berada dirumah karena sedang mudik atau bepergian ke tempat lain. Lebih mlongo lagi jika mereka justru sedang dalam perjalanan kerumah anda.

5. Cek sarana. Lakukan pengecekan disertai penyiapan sarana yang akan digunakan untuk mudik, antara lain kendaraan, tiket, ID card (KTP/KTA, SIM) , surat-surat kendaraan (STNK)  dan lain sebagainya.

Tahap Pelaksanaan.

1.     Pemudik yang menggunakan mobil pribadi (termasuk sewa dan pinjam).

Pastikan bahwa mobil sudah dalam kondisi siap jelajah, cek ban, olie, bensin, mur-baut kencang, ac, dan lain sebagainya.
Isi bensin penuh. Anggapan bahwa nanti akan mudah mengisi bensin dalam perjalanan hilangkan, karena tak ada seorangpun bisa menduga apa yang akan terjadi disepanjang perjalanan.
Bawa bekal makanan dan minuman yang cukup. Anggapan bahwa gampang mencari makanan dalam perjalanan hilangkan, tak seorangpun tahu apakah warung dan pedagang asongan mudah diketemukan jika kita terjebak kemacetan ditengah hutan.
Jika membawa bayi yang lahap susu non asi, pastikan bahwa persediaan susu cukup untuk sampai ditempat tujuan. Jangan lupa membawa bantal untuk si kecil agar dia tetap nyaman selama dalam perjalanan.
Bawa air radiator yang cukup, agar tak kehabisan dijalan manakala terjadi kemacetan luar biasa.
Ban cadangan harus siap operasional, jangan membawa ban cadangan yang kempes atau gundul.
Pastikan wiper berjalan dengan baik, siapa tahu hujan turun mendadak.
Lampu penerangan, rem, kopling berfungsi dengan baik.
Bawa obat-obatan yang lengkap dan cukup, termasuk minyak kayu putih, obat merah dan kain pembalut luka.
Pastikan co-driver (istilah Guskar) tak terlalu dominan ikut mengendalikan pengemudi. Yakinkan bahwa pengemudi dapat menjalankan tugasnya dengan baik, aman, tenteram dan tidak menggerutu akibat celotehan co-driver.
Jika perlu bawa tikar, ini akan berguna jika kita perlu istirahat sejenak atau beberapa jenak. Jangan lupa sajadah yaa.
Bawa uang yang cukup. Anggapan nanti ambil di ATM hilangkan karena belum tentu kita menemukan ATM dengan mudah.
Bawa juga uang kecil untuk biaya toilet, pengamen dan pengemis atau penjual jasa mengelap kaca mobil dan pengelap mobil yang banyak kita temui di perempatan jalan.
Pastikan bahwa pulsa hp anda dalam keadaan cukup dan baterey hp juga siap operasional. Ini diperlukan untuk terima dan kirim sms atau tilpun, khususnya dalam keadaan darurat.
Bawa tas plastik (tas kresek) untuk menampung hasil produksi penumpang yang hobi mabuk darat.
Jangan lupa membawa peta.
Berdoa sebelum melakukan kegiatan.
2      Pemudik pengendara sepeda motor.

Selain hal-hal diatas, perlu diingatkan agar memakai helm pengaman, jaket, sarung tangan dan kacamata.
Hindari menggunakan pakaian yang melambai-lambai agar tak masuk kedalam jeratan jeruji roda, yang bisa menyebabkan malapetaka.
Jangan membawa barang terlalu banyak sehingga mengganggu keseimbangan jalannya sepeda motor.
Istirahat yang cukup disepanjang jalan. Cari tempat istirahat yang aman dari incaran penjahat atau orang iseng. Manfaatkan posko mudik yang bertebaran disepanjang route perjalanan.
Yakinkan alat penunjuk BBM berjalan dengan baik guna mencegah kehabisan BBM.


3.     Penumpang angkutan umum.

Pertahankan kesabaran yang sudah dibangun selama Ramadhan saat menghadapi keterlambatan pemberangkatan pesawat,kapal, kereta api atau bus.
Saat menunggu di stasiun KA, pelabuhan, bandara dan terminal bus yakinkan anda mencari tempat yang aman dari incaran penjahat atau orang-orang iseng.
Tampakkan tampilan anda yang PeDE, jangan tampak kebingungan, lolak-lolok, plonga-plongo, panik, bloon, atau bingung. Wajah unik seperti itu akan merangsang penjahat untuk memanfaatkan kebingungan dan kepanikan anda.
Waspadai orang-orang yang berpura-pura baik dengan menawarkan makanan, minuman atau pura-pura mau membatu mengangkat barang bawaan anda. Porter atau kuli biasanya diberi pakaian seragam.
Bawa uang yang cukup termasuk uang kecil untuk para porter, pengemis atau biaya ke toilet.
Jangan menitipkan barang bawaan anda kepada orang tak dikenal.
Yakinkan bahwa anda memiliki tiket yang syah , tepat tanggal dan tepat  jam pemberangkatan.
Jangan pamer kekayaan dengan memakai perhiasan secara berlebihan.
Bagi -bagi uang anda dalam dompet, disaku, selipan kopiah, dibalik bravo hotel dan lain-lainnya agar jika anda kecopetan masih ada uang-uang cadangan.
Tahap Akhir.Tahap akhir adalah mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan mudik. Dilakukan ditempat tujuan setelah istirahat, silaturahmi dan kangen-kangenan bersama orangtua dan para kerabat. Evaluasi hambatan dan cara mengatasi selama dalam perjalanan mudik guna bahan perencanaan untuk kegiatan balik-mudik kerumah anda masing-masing. Dengan perencanaan dan persiapan yang baik maka Insya Allah kegiatan balik mudik akan berjalan dengan lancar dan aman.


Selamat mudik, semoga Allah Swt senantiasa menyertai dan menjaga anda selama kegiatan mudik dan balik-mudik  sehingga tiba ditempat tujuan dalam keadaan aman dan nyaman.

Sabtu, 11 Agustus 2012

Keistimewaan Malam 1000 Bulan ( Lailatul Qadar )


Malam Lailatul Qadar adalah Malam Penetapan Kadar Takdir, Malam Diturunkan Al-Quran Secara Sekaligus Ke Langit Dunia, Malam Pengampunan, Malam Kenaikan Pangkat, Malam Yang Tenang dan Malam Ganjil 10 Akhir Ramadhan.

Malam Penetapan Kadar Takdir
Pada Malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut); (Al-Qadr:4)


Malam Lailatul Qadr itu afdhal dari segala malam di dalam setahun. Malam Lailatul Qadr ialah malam penetapan kadar iaitu takdir seperti kadar rezeki seseorang manakala malam Nisfu Syaaban ialah malam diserahkan buku yang mengandungi perkara yang ditakdirkan itu kepada malaikat yang menjaganya. Inilah dua malam yang sangat istimewa dalam Islam.
Malam Diturunkan Al-Quran
Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) ini pada Malam Lailatul-Qadar, (Al-Qadr:1)


Malam Lailatul Qadr juga ialah malam diturunkan AL-Quran secara sekaligus dari Loh Mahfuz ke langit Baitul Izzah. Al-Quran diturunkan kepada Nabi s.a.w. secara sedikit-sedikit selama 23 tahun, mengikut keperluan dan masalah yang dihadapinya,
Dukhan [4] (Kami menurunkan Al-Quran pada malam yang tersebut, kerana) pada malam yang berkat itu, dijelaskan (kepada malaikat) tiap-tiap perkara yang mengandungi hikmat serta tetap berlaku, (tidak berubah atau bertukar).

Malam Kenaikan Pangkat
Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran Malam Lailatul-Qadar itu? (Al-Qadr:2) Malam Lailatul-Qadar lebih baik daripada seribu bulan. (Al-Qadr:3)

Lailatul Qadar adalah merupakan satu hadiah Allah kepada kita, umat Nabi Muhammad s.a.w. Lailatul Qadar adalah makhluk Allah. Malam ini diturunkan atau dijadikan Allah untuk meningkatkan kedudukan atau pangkat manusia kerana siapa yang bertemu dengannya dalam keadaan melakukan apa jua ibadat atau memikirkan kebesaran Allah, dia mendapat pahala seperti beribadat selama 1000 bulan atau 84 tahun.
Al-Qadr [3] Malam Lailatul-Qadar lebih baik daripada seribu bulan.


Malam Pengampunan

Berdoalah agar dipertemukan dengan Lailatul Qadar. Allah akan beri hadiah yang besar kepada mereka yang mencarinya dan ia juga adalah satu hadiah. Allah akan pertemukan mereka yang mencarinya, hargailah malam ini. Sekirnya bertemu dengannya, berdoalah seperti yang diajar oleh Rasulullah kepada Aisyah r.a. Siti Aisyah r.a. bertanya kepada Nabi s.a.w. tentang doa apakah yang perlu diminta jika bertemu Lailatul Qadar. Jawab baginda bacalah “Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbull ‘afwa , fa’fu ‘anni, seperti yang selalu dibaca selepas sembahyang terawih.

Telah diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahawa dia bertanya,

 “Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mendapat Lailatul Qadar (mengetahui terjadinya), apa yang mesti aku ucapkan?” Beliau menjawab,“Ucapkanlah, Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan Mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.”

(Hadis Riwayat at-Tirmidzi (3760), Ibnu Majah (3850) dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Sanadnya sahih)

Namun siapa yang tidak bertemu dengannya, dia tetap mendapat pengampunan daripada Allah asalkan dia berusaha untuk mendapatkannya. Tidak ada ruginya sesiapa yang mencari Lailatul Qadar samada dia mendapatnya atau tidak, dia tetap beruntung.

“Sesiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka diampunkan baginya dosa yang telah lepas dan sesiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka diampunkan baginya dosa yang telah lepas.”

(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Malam Yang Tenang

Lailatul Qadar adalah satu suasana, iaitu suasana yang sepi. Malam itu tidak panas dan tidak sejuk dan pada paginya matahari naik tidak banyak cahayanya kerana banyak malaikat turun naik pada malam itu:

Dan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Malam al-Qadar adalah malam yang indah penuh kelembutan, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin. Manakala pada keesokan harinya sinar mataharinya kelihatan melemah kemerah-merahan.” (Hadis Riwayat ath-Thayalisi (394), Ibnu Khuzaimah (3/231), al-Bazzar (1/486) dan sanadnya hasan)

“Pagi hari (setelah) Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan (tanpa sinar), seakan-akan ia bejana sehinggalah ia meninggi.” (Hadis riwayat Muslim (762))

Malam-Malam Ganjil 10 AKhir Ramadhan

Majoriti ulama berpendapat ia berlaku pada bulan Ramadahan, walaupun ada sahabat yang bertemu dengannya di luar Ramadhan. Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil 10 malam terakhir. Rasulullah s.a.w. sebenarnya telah mendapat tahu dari Malaikat Jibril tentang bilakah malam Lailatul Qadar, namun belum sempat Baginda hendak memberitahu sahabat, Baginda terlupa kerana melihat dua orang sahabat sedang bertengkar.
“Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kamu berkenaan Lailatul Qadar, tetapi ada dua orang sedang berselisih (bertengkar) sehingga pengetahuan berkenaannya tidak diberikan. Mudah-mudahan ini lebih baik bagi kamu, carilah di malam 29, 27, 25 (dan dalam riwayat lain, pada malam ke tujuh, sembilan dan lima).” (Hadis Riwayat al-Bukhari (4/232))

Sabda Rasulullah s.a.w. dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang bermaksud: Carilah Malam Lailatul Qadar pada 10 malam terakhir. Dalam hadis yang lain yang telah diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari yang bermaksud: Carilah Malam Lailatul Qadar pada malam ganjil 10 hari yang terakhir.

Sejarah Malam Lailatul Qadar


Wujudnya Lailatul Qadar apabila Rasulullah berdoa kepada Allah setelah melihat kehebatan seorang lelaki Bani Israil yang sentiasa menghunuskan pedang (berperang) membela agama Allah selama 1000 bulan (lebih kurang 83 tahun). Disebabkan terpegun akan kehebatan lelaki itu lalu baginda berdoa :


"Ya Tuhanku, Engkau jadikanlah umatku lebih pendek umurnya dan lebih sedikit amalnya (amal yang sedikit, tetapi ganjarannya besar."

Kemudian Allah memakbulkan doa baginda dengan memberikan Lailatul Qadar kepada umat Nabi Muhammad S.A.W yang mana jika seseorang menghidupkan satu malam itu sahaja, ganjarannya lebih baik dari lelaki Bani Israil yang berjihad selama 1000 bulan itu.

Siapakah lelaki Bani Israil itu?

Dikatakan bahawa nama lelaki itu ialah Syam'un, berperang dengan musuh selama 1000 bulan, tidak pernah kering bulu tengkuk kudanya dan sememangnya orang-orang kafir gerun untuk menghadapinya. Sehinggalah tiba satu pengkhianatan dari isteri beliau apabila ditawarkan oleh orang kafir sebuah bejana yang dipenuhi dengan emas jika berjaya mengikat suaminya itu.

Pada satu malam, niat isterinya yang khianat itu untuk mengikat suaminya dengan tali berjaya dilaksanakan. Namun, ketika Sya'mun sedar daripada tidur dan menggerakkan badannya semua tali itu putus dengan mudah.

Lalu beliau bertanya kepada isterinya : "Mengapa kau berbuat sedemikian?"

Lalu isterinya yang jahat itu menjawab: "Aku hanya ingin menguji kekuatanmu sahaja."

Isterinya menceritakan hal itu kepada orang-orang kafir. Segeralah mereka memberi rantai besi kepada isteri yang jahat itu untuk mengikatnya sekali lagi. Namun, ikatan besi pada badan Syam'un diputuskan dengan amat mudah sahaja. Apabila isteri beliau ditanya, dijawabnya jawapan yang sama.

Lalu menyamarlah Iblis sebagai manusia dan mendatangi orang-orang kafir dan isteri Syam'un yang sedang melaporkan gerak kerja yang gagal tersebut. Maka Iblis tersebut memberi cadangan agar isteri Syam'un bertanya kepada suaminya apakah benda yang mampu mengikatnya. "Helaian rambut yang tumbuh di dagu ku ini," jawab Syam'un dengan jujur kepada isterinya apabila ditanya.


Memang tidak dinafikan bahawa Syam'un mempunyai lapan helai janggut yang amat panjang hingga ke tanah. Ketika beliau tidur, si isteri mengikat kaki dan tangannya dengan kelapan-lapan janggutnya tersebut. Kemudian orang-orang kafir membawanya ke tempat penyeksaan dan penyembelihan yang amat luas dan tingginya 400 hasta dengan satu tiang. Maka bermulalah penyeksaan mereka dengan memotong kedua telinganya dan bibirnya.

Kemudian Syam'un memohon kepada Allah S.W.T agar memberinya kekuatan untuk memutuskan ikatan dan dapat merobohkan tempat penyeksaan tersebut. Allah mengkabulkan doanya dengan berjayanya Syam'un melepaskan diri dari ikatan itu dan berjaya merobohkan tempat itu dengan menolak tiang yang membuatkan tempat itu tidak stabil lalu runtuh menghempap semua orang kafir kecuali Syam'un sahaja yang terselamat.

[Kisah ini diambil dari hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas]

Minggu, 05 Agustus 2012

Sholat Sunah Tarawih


Tarawih bererti ‘istirehat’ manakala solat Tarawih pula bermaksud solat yang merehatkan. Dalam melaksanakannya, disunatkan duduk sebentar selepas salam sambil memperbanyak zikir pada setiap rakaat keempat dan dikerjakan dalam keadaan tenang, tenteram dan tidak tergesa-gesa menyelesaikannya.
Solat Tarawih adalah sunat muakkad yang boleh dilakukan secara berjemaah atau sendirian sama ada di rumah atau masjid pada malam-malam bulan Ramadan, di antara waktu selepas solat Isyak hingga ke sebelum fajar.
Rasulullah SAW. bersabda; “Allah SWT. menetapkan kewajipan puasa kepada kamu dan disunatkan kepada kamu solat pada malam harinya. Sesiapa berpuasa pada siang hari dan melakukan solat pada malam harinya kerana iman dan mengharapkan keredaan-Nya maka ia kelak bersih dari dosa-dosanya seperti seorang bayi yang dilahirkan ibunya”.
Solat Tarawih boleh dilaksanakan dengan setiap dua rakaat satu salam, sekurang-kurang 4 kali dan disambungkan dengan solat Witir tiga rakaat atau boleh juga dilakukan 2 kali empat rakaat berdasarkan hadis daripada Aisyah yang berkata: “Rasulullah SAW tidak pernah mendirikan solat malam melebihi 11 rakaat, baik pada Ramadhan mahupun bulan lainnya, beliau mendirikan empat rakaat yang sangat panjang, kemudian empat rakaat lagi yang panjang, selepas itu solat tiga rakaat.” (Riwayat Bukhari).

TUJUAN
Solat Tarawih adalah ibadah untuk menghidupkan malam Ramadan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Menggunakannya untuk menghafal kembali surah al-Quran.
Mengharapkan kerahmatan dan keampunan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesiapa yang melakukan solat malam pada Ramadhan kerana keimanan dan mengharapkan keredaan dan keampunan Allah semata-mata, maka diampunkan segala dosanya yang lalu.”  Riwayat al-Bukhari dan Muslim.

BACAAN SURAH
1. Sebaik-baik surah yang dibaca selepas al-Fatihah pada solat Tarawih ialah satu juzuk daripada al-Quran pada setiap malam seperti kelaziman seseorang yang hafaz al-Quran (al-Hafiz).
2. Kebanyakan orang biasanya adalah dengan membaca surah-surah lazim:

3.  Bermula malam ke 16, boleh juga dibaca mulai daripada surah al-Lail pada rakaat pertama sehingga surah al-Masad, iaitu 20 surah bagi 20 rakaat solat Tarawih.

CARA MELAKUKAN SOLAT
Cara melakukan solat Tarawih sama seperti solat sunat yang lain. Solat Tarawih dilaksanakan setiap dua rakaat satu salam, ini berlandaskan kepada hadis: “Solat malam (solat Tarawih) adalah dua rakaat, dua rakaat.” (Riwayat Jamaah)

1.  Niat:

2.  Bacaan Selawat, Tasbih dan Doa Solat Tarawih
Setelah selesai melakukan solat fardu dan solat sunat Ba’diah Isyak, maka bolehlah dimulakan Solat Tarawih dengan bacaan-bacaan berikut.




Shalat Tarawih Sesuai Sunnah Rasulullah


1. Pensyari'atannya
Shalat tarawih disyari'atkan secara berjama'ah berdasarkan
hadits Aisyah Radhiyallahu 'anha : "Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam pada suatu malam keluar dan shalat di masjid, orangorang pun ikut shalat bersamanya, dan mereka
memperbincangkan shalat tersebut, hingga berkumpullah
banyak orang, ketika beliau shalat, mereka-pun ikut shalat
bersamanya, mereka meperbincangkan lagi, hingga bertambah
banyaklah penghuni masjid pada malam ketiga, Rasulullah
Shallalalhu 'alaihi wa sallam keluar dan shalat, ketika malam
keempat masjid tidak mampu menampung jama'ah, hingga
beliau hanya keluar untuk melakukan shalat Shubuh. Setelah
selesai shalat beliau menghadap manusia dan bersyahadat
kemudian bersabda (yang artinya) : “ Amma ba'du.
Sesungguhnya aku mengetahui perbuatan kalian semalam,
namun aku khawatir diwajibkan atas kalian, sehingga kalian
tidak mampu mengamalkannya". Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam wafat dalam keadaan tidak pernah lagi melakukan shalat
tarawih secara berjama'ah" [Hadits Riwayat Bukhari 3/220 dan
Muslim 761]
Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menemui Rabbnya
(dalam keadaan seperti keterangan hadits diatas) maka berarti
syari'at ini telah tetap, maka shalat tarawih berjama'ah
disyari'atkan karena kekhawatiran tersebut sudah hilang dan
‘illat telah hilang (juga). Sesungguhnya 'illat itu berputar
bersama ma'lulnya, adanya atau tidak adanya.
Dan yang menghidupkan kembali sunnah ini adalah Khulafa'ur
Rasyidin Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu sebagaimana
dikabarkan yang demikian oleh Abdurrahman bin Abdin AlQoriy[1] beliau berkata : "Aku keluar bersama Umar bin AlKhaththab Radhiyallahu 'anhu suatu malam di bulan Ramadhan
ke masjid, ketika itu manusia berkelompok-kelompok[2] Ada
yang shalat sendirian dan ada yang berjama'ah, maka Umar
berkata : "Aku berpendapat kalau mereka dikumpulkan dalam
satu imam, niscaya akan lebih baik". Kemudian beliau
mengumpulkan mereka dalam satu jama'ah dengan imam Ubay
bin Ka'ab, setelah itu aku keluar bersamanya pada satu malam,
manusia tengah shalat bersama imam mereka, Umar-pun
berkata, "Sebaik-baik bid'ah adalah ini, orang yang tidur lebih baik dari yang bangun, ketika itu manusia shalat di awal
malam".[Dikeluarkan Bukhari 4/218 dan tambahannya dalam
riwayat Malik 1/114, Abdurrazaq 7733

(Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid)

Doa Shalat Tarawih

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا بِاْلإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِفَرَائِضِكَ مُؤَدِّيْنَ، وَعَلَى الصَّلَوَاتِ مُحَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَبِالنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَفِى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرَةِ الكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّيْنِ شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

DOA SHOLAT WITIR

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ.
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا، وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Rabu, 25 Juli 2012

Tradisi Ngabuburit Ramadhan


Kata ngabuburit sejatinya berasal dari kata burit, yakni sebuah representasi waktu yang menunjukkan mulainya waktu malam. Ngabuburit artinya mengisi waktu hingga burit atau malam tiba. Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Sunda sejak lama, khususnya anak-anak muda. Mereka keluar rumah secara bergerombol selepas Ashar dan menikmati waktu sore yang cerah dengan berjalan-jalan atau sekadar berkumpul bersama teman-teman.




Dalam perkembanganya, tradisai ngbuburit kemudian semakin dikuatkan dengan keberadaan acara-acara televisi. Saat Ramadan tiba, banyak stasiun televisi menayangkan program acara ngabuburit sebelum waktu berbuka puasa tiba. Bahkan, sebuah konser musik yang digelarsebuah perusahaan rokok terkemuka juga menggunakan istilah ngabuburit sebagai tema acaranya. Alhasil, istilah ngabuburit kini seolah telah menjadi kata baku dalam pergaulan remaja saat bulan puasa tiba. Lantas apakah tradisi ini dikenal dalam Islam?

Abdul Quddus, doktor Kajian Islam dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, mengatakan ajaran islam sebenarnya tidak mengenal istilah ngabuburit atau apa pun yang merujuk pada kegiatan serupa untuk menunggu waktu buka puasa. "Saya rasa tidak ada. Ngabuburit itu lebih pada representasi waktu saja dari Sunda," katanya.

Jika saat ini, lanjut Abdul Quddus, istilah ngabuburit kemudian dikaitkan dengan tradisi bulan Ramadan, hal ini akibat adanya proses akulturasi dalam penyebaran agam Islam, di mana ajaran Islam masuk dengan memperhatikan sisi tradisi lokal. Dalam hal ini adalah tradisi ngabuburit yang telah dikenal luas di tanah Sunda.



Di Arab sendiri, lanjut Abdul Quddus, hampir tidak ada kegiatan atau tradisi yang dilakukan masyarakat untuk menunggu waktu berbuka puasa. Meski demikian, selama tujuan ngabuburit tersebut dilakukan untuk kegiatan yang positif dan menambah nilai keutamaan beribadah puasa, maka kegiatan ngabuburit tersebut sebenarnya tidaklah masalah. "Misalnya, tujuannya adalah agar bisa saling bersilaturahim dengan diskusi dan mengaji ajaran islam lebih dalam misalnya,"

Risalah Bulan Suci Ramadhan



بسم الله الرحمن الرحيم
(( شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان ))

Maksudnya: “ Bulan Ramadan yang padanya diturunkan al-Quran, menjadi  pertunjuk bagi sekalian manusia dan menjadi keterangan-keterangan yang menjelaskan pertunjuk dan perbezaan yang benar dengan yang salah “.
( al-Baqarah : 185 )


Hikmah pertama:

Puasa Ramadan merupakan antara rukun terawal yang disebutkan dalam rukun Islam. Rukun ini dikira sebagai syiar Islam yang paling besar.
            Kebanyakan hikmah yang lahir daripada puasa Ramadan bertujuan untuk menzahirkan ketuhanan Rububiyyah Allah (s.w.t). Hala tujunya juga ialah untuk kehidupan sosial manusia dan kehidupan peribadi mereka. Ia juga mempunyai tujuan pendidikan, penyucian jiwa dan untuk menyatakan kesyukuran kepada nikmat Allah (s.w.t) .
            Antara hikmah yang banyak itu, yang kita perolehi daripada ibadat puasa,  kita akan mengetengahkan satu hikmah yang dapat menyerlahkan ketuhanan Allah (s.w.t), iaitu :
Allah (s.w.t) menjadikan muka bumi ini seumpama hidangan yang luas terbentang yang dipenuhi dengan nikmat yang tidak terhitung banyaknya. Hidangan itu diatur dengan begitu rapi dan indah sekali sehingga tidak dapat dihitung.xayat Melalui hidangan ini, Allah (s.w.t) menunjukkan sifat rububiyah-Nya yang sempurna. Dia menunjukkan sifat pemurah dan sifat pengasihani-Nya. Akan tetapi disebabkan tabir ghaflah (kelalaian) dan tabir sebab musabab yang lain manusia tidak dapat melihat hakikat yang jelas ini yang dapat memberi manfaat dan yang dapat dijelaskan oleh keadaan ini dengan baik. Kadang-kadang manusia juga  jadi lupa … Tetapi dalam bulan Ramadan, orang yang beriman dengan cepatnya akan menjadi seperti satu pasukan tentera yang tersusun, lengkap bersenjata dan sedia bersaing dalam beribadat kepada Allah (s.w.t). Seketika sebelum berbuka, mereka semua berada dalam keadaan yang bersiap sedia untuk menyahut panggilan Yang Maha Berkuasa lagi Azali itu : “Silakan” menjamah hidangan-Nya yang lazat itu … Merekapun menerima --- dalam keadaan begini --- rahmat yang agung dan menyeluruh itu ; meliputi pengabdian yang luas, teratur dan hebat. Adakah kamu fikir mereka yang tidak turut serta dalam peribadatan yang tinggi dan yang tidak berada dalam kemuliaan seperti ini layak disebut sebagai manusia?

Hikmah kedua:

Ibadat puasa mengandungi beberapa hikmat dan dengan sebab hikmat-hikmat itu, kita mengucapkan rasa syukur kepada nikmat yang dikurniakan oleh Allah kepada kita. Salah satunya ialah:
Makanan yang dibawa oleh khadam dari dapur Sultan itu ada harganya. Adalah terlalu dungu kalau kita menyangka makanan yang bernilai itu murah dan tidak berharga. Adalah terlalu bodoh kalau kita tidak mengenali orang yang memberikan nikmat tersebut, sedangkan khadam itu sendiri dianugerahkan dengan pelbagai hadiah kerana menyediakan hidangan itu kepada kita. Makanan dan nikmat yang tidak terhitung banyaknya itu juga pasti ada harganya. Sudah pasti Allah (s.w.t)  meminta bayarannya, iaitu pernyataan syukur kepada-Nya dan mensyukuri nikmat tersebut. Sebab zahir yang membawa nikmat tersebut dan pemilik zahirnya hanyalah umpama khadam yang membawa makanan itu.x Kita membayar khadam itu harga yang sepatutnya diperoleh oleh mereka. Kita terus menerus memuji dan memuliakan mereka, bahkan kita merendah diri kepada mereka dan berterima kasih lebih daripada yang sepatutnya, sedangkan pemberi nikmat yang hakiki, iaitu Allah (s.w.t)lah yang berhak menerima pujian dan ucapan syukur itu, bahkan Dia berhak lebih daripada itu. Oleh itu, kita dapat menyatakan rasa syukur dan keredaan kita kepada Allah dengan mengetahui punca sebenar nikmat tersebut… dan dengan menghargai nilai serta merasai keperluan nikmat itu.
            Oleh itu, puasa Ramadan merupakan kunci kesyukuran yang tulus lagi benar; kunci pujian yang agung dan umum buat Allah (s.w.t) . Ini kerana kebanyakan manusia tidak menyedari nilai nikmat yang banyak itu kerana mereka tidak pernah merasai betapa perit dan azabnya lapar yang sebenar. Hanya orang yang berada dalam kesempitan yang dapat merasai itu semua. Mereka yang sentiasa kekenyangan tidak dapat menilai, misalnya nikmat yang tersembunyi dalam sepotong roti kering, lebih-lebih lagi sekiranya mereka kaya raya. Hanya orang mukmin yang dapat merasakannya apabila mereka berbuka puasa. Mereka dapat merasakan bahawa ia adalah nikmat Allah yang berharga. Ini dapat dibuktikan melalui daya kecapnya. Oleh itu, orang yang berpuasa --- bermula daripada sultan hinggalah kepada yang yang paling miskin --- pada bulan Ramadan akan mengucapkan kesyukuran yang amat bermakna kepada Allah (s.w.t). Ini kerana mereka sedar betapa besar dan bernilainya nikmat yang agung itu. Seseorang manusia yang menahan diri daripada menjamah makanan pada siang hari akan menyedari bahawa ia adalah nikmat yang hakiki. Lantaran itu, dia akan berbisik kepada dirinya sendiri: “ Nikmat itu bukan milikku. Aku tidak bebas memakannya. Ia adalah milik orang lain. Ia adalah nikmat dan kurniaan-Nya, yang dikurniakan kepadaku. Jadi, sekarang aku sedang menunggu arahan-Nya “… Dengan ini, dia telah menunaikan kesyukuran yang amat bermakna terhadap nikmat tersebut.
            Dengan gambaran itu, puasa telah menjadi kunci kesyukuran dari pelbagai sudut; kesyukuran yang merupakan tugas hakiki setiap insan.

Hikmah ketiga:

Salah satu hikmat yang mengarah kepada kehidupan sosial manusia ialah:
Manusia dijadikan dengan bentuk kehidupan yang berbeza. Berdasarkan perbezaan ini, Allah menyeru orang kaya agar menghulurkan bantuan kepada saudara-saudara mereka yang miskin. Orang kaya sudah tentu tidak dapat menghayati dengan sepenuhnya keadaan kemiskinan yang mencetuskan perasaan kasihan belas itu. Mereka juga tidak mampu merasai kelaparan yang dihadapi oleh orang miskin melainkan melalui  rasa lapar yang lahir daripada berpuasa. Jika tidak kerana puasa, sudah pasti ramai orang kaya sentiasa mengikut hawa nafsu mereka. Sudah pasti mereka tidak dapat merasai kelaparan dan kemiskinan yang memeritkan itu. Sudah pasti mereka tidak sedar betapa perlunya orang miskin kepada belas ihsan orang lain. Oleh itu, sifat kasihan belas terhadap sesama manusia merupakan salah satu asas yang mencetuskan rasa kesyukuran yang sebenar, kerana setiap orang mungkin akan berjumpa dengan orang yang lebih miskin daripadanya. Jadi, dia berasa bertanggungjawab untuk mengasihani orang tersebut.
Jika manusia tidak dipaksa untuk merasai sendiri betapa peritnya berlapar, sudah pasti tidak ada seorangpun yang akan merasa kasihan terhadap orang lain, yang akan mendorongnya supaya membantu dan menolong orang itu. Perkara ini boleh dilakukan kerana adanya ikatan belas kasihan terhadap makhluk sejenisnya. Jika seseorang itu membantu orang miskin yang kelaparan itu tanpa merasai sendiri kelaparan itu, sudah pasti dia tidak akan dapat melakukannya dnegan sempurna kerana jiwanya tidak dapat merasakan keadaan tersebut dengan sebenar-benarnya.

Hikmah keempat:

Dari aspek pendidikan jiwa manusia, puasa Ramadan mempunyai beberapa hikmat. Salah satunya ialah:
Jiwa secara tabiinya tidak suka terbelenggu dengan sebarang ikatan. Ia mengajar dirinya seperti itu sehingga ia mengingini tuhan impian untuk dirinya sendiri. Ia mahu bergerak bebas sebagaimana yang ia suka. Ia tidak mahu memikirkan tentang kejadiannya; yang tumbuh membesar dari nikmat Allah yang tiada hadnya itu. Lebih-lebih lagi jika ia memiliki kekuasaan dan harta yang banyak di atas muka bumi ini. Ini ditambah pula oleh sifat lalai dan alpa. Dengan itu, ia seolah-olah merampas dan menelan nikmat Allah seperti seekor haiwan tanpa mendapat keizinian-Nya.
            Akan tetapi, pada bulan Ramadan yang penuh berkat ini, diri setiap insan akan mula berjinak-jinak dengan jiwanya, bermula daripada orang yang paling kaya hinggalah orang yang paling msikin. Dari situ, diapun mengerti dan sedar bahawa dia bukanlah pemilik, bahkan dia adalah milik orang lain. Ia bukanlah bebas, tetapi ia adalah hamba yang menurut arahan. Dia tidak mampu menghulurkan tangannya untuk melakukan sekecil-kecil perkara tanpa perintah hinggakan ia tidak mampu untuk menghulurkan tangannya bagi mendapatkan air. Oleh itu, hancurlah tipu daya tuhan impiannya maka dengan itu ia akan terikat kepada pengabdian kepada Allah (s.w.t). Dan ia memasuki tugasnya yang  asasinya iaitu bersyukur.

Hikmah kelima:

Puasa Ramadan juga bertujuan untuk mendidik jiwa manusia yang sentiasa menyuruh melakukan kejahatan. Ia juga bertujuan untuk membentuk akhlak dan membebaskannya daripada tindakan-tindakan yang melulu. Kita ketengahkan di sini salah satu hikmatnya, iaitu:
Kerana lalai dan alpa, jiwa manusia akan melupakan zatnya. Ia tidak nampak kelemahan, kehendak dan kekurangan yang terdapat dalam jiwanya itu. Kelemahan, kehendak dan kekurangan itu memang banyak dan tidak akan habis. Bahkan, ia tidak mahu melihat perkara-perkara yang tersembunyi dalam jiwanya itu. Ia tidak terfikir betapa lemah dirinya, betapa ia terdedah kepada kemusnahan dan betapa banyaknya kesukaran yang dihadapinya. Ia lupa pada asal usul kejadiannya. Ia lupa bahawa ia mempunyai daging dan tulang yang akan rosak dan binasa dengan cepat. Kerana itu, ia bertindak dengan menyangka bahawa ia diperbuat daripada besi waja dan terhindar daripada kemusnahan dan kematian. Ia menyangka bahawa ia kekal abadi. Lantaran itu, kita dapati ia terlalu bergantung kepada dunia. Ia mencampakkan dirinya ke dalam pelukan dunia itu dengan membawa keinginan dan ketamakan yang amat sangat. Ia mengikat dirinya dengan ikatan kemesraan dan kasih sayang yang bersemarak. Ia menguatkan cengkaman ke atas semua benda yang lazat dan berfaedah. Kemudian ia akan melupakan Penciptanya, yang telah membelanya dengan penuh kasih sayang. Ia akan terjatuh ke dalam jurang akhlak yang buruk. Seterusnya, ia akan melupakan akibat dan kesudahan hidupnya serta kehidupan akhiratnya.
            Akan tetapi, orang yang paling lalai dan paling degil sekalipun akan merasai kelemahan, keterbatasan dan kemiskinan mereka  melalui ibadat puasa. Melalui rasa lapar, setiap orang akan berfikir mengenai diri mereka dan perut mereka yang berkeroncong itu. Mereka akan berfikir tentang keperluan perut mereka. Dari situ, mereka akn berfikir betapa kerdilnya diri mereka, betapa ia memerlukan rahmat Allah dan kasihan belas-Nya. Jauh dilubuk hatinya, ia berasa terlalu ingin untuk mengetuk pintu taubat Allah dengan penuh kelemahan dan kekerdilan yang nyata, jauh daripada ketakburan diri. Di samping itu, mereka juga menyediakan diri mereka untuk mengetuk pintu rahmat Ilahi dengan tangan kesyukuran maknawi ( jika kelalaian tidak merosakkan pandangan hati mereka ).

Hikmah keenam:

Dari aspek penurunan al-Quran dan bulan Ramadan sebagai bulan yang menerima penurunan itu, kami bawakan satu hikmat, iaitu:
Oleh kerana al-Quran al-karim diturunkan pada bulan Ramadan, maka segala kehendak jiwa yang buruk mesti dihindarkan. Perkara-perkara hina dan dusta hendaklah dilontarkan jauh-juah sebagai persediaan untuk menyambut khitab samawi, yang akan disambut dengan baik; sesuai dengan khitab tersebut.  Perkara ini boleh dilakukan dengan cara mengingati waktu penurunan al-Quran itu, di samping berusaha menjiwai jiwa kerohanian para malaikat, iaitu dengan cara meninggalkan makan dan minum serta berqiamullail dengan membaca ayat-ayat suci al-Quran seolah-olah ayat-ayat suci itu baru sahaja diturunkan. Mereka mendengar dan menghayatinya dengan penuh khusyuk. Mereka mendengar kandungan khitab samawi itu untuk mencapai kedudukan dan kerohanian yang tinggi. Mereka membaca ayat-ayat suci al-Quran seolah-olah mereka mendengarnya daripada Rasulullah (s.a.w), bahkan mereka begitu tertarik mendengarnya seolah-olah mereka mendengarnya daripada Jibril (a.s), bahkan daripada Allah (s.w.t) sendiri, Yang Maha Berkata-kata lagi Azali. Kemudian al-Quran itu hendaklah dibaca dan diperdengarkan kepada orang lain sambil menjelaskan hikmat penurunannya.

         
            Pada bulan Ramadan al-mubarak, dunia Islam bertukar menjadi seperti sebuah masjid. Alangkah besarnya masjid itu, yang setiap sudut dan penjurunya dipenuhi oleh para penghafal al-Quran al-karim. Mereka membaca kalam samawi itu sehingga didengari oleh penduduk bumi. Mereka menzahirkannya dalam bentuk yang hebat lagi menarik. Mereka melakukannya untuk membenarkan ayat suci al-Quran yang berbunyi : ((   شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن …  )) dengan menegaskan bulan Ramadan sebenarnya ialah bulan al-Quran. Sementara orang lain yang ada dalam jemaah yang besar itu, ada di antara mereka yang mendengar bacaan para penghafal tadi dan ada yang membaca sendiri.
Alangkah buruk dan hinanya orang yang menjauhkan diri dari masjid yang suci ini , yang mempunyai kedudukan yang hebat itu, hanya kerana mengejar makan dan minum serta mengikut hawa nafsu yang sentiasa menyuruh ke arah kejahatan! Betapa orang itu akan diperkecilkan secara maknawi oleh ahli jemaah masjid tersebut? Begitulah keadaan orang yang tidak berpuasa pada bulan yang mulia ini. Mereka akan menjadi sasaran penghinaan dan diperkecilkan secara maknawi oleh seluruh dunia Islam.

Hikmah ketujuh:

Dari aspek usaha manusia yang datang ke dunia ini untuk menanam tanaman akhirat dan untuk memperniagakan tanaman itu bulan Ramadan mempunyai pelbagai hikmat. Akan tetapi, kami ingin sebutkan satu sahaja, iaitu:
Satu pahala amalan yang dilakukan pada bulan Ramadan al-mubarak akan digandakan menjadi seribu. Sebagaimana yang diketahui, setiap huruf al-Quran al-karim mempunyai sepuluh pahala. Ia dikira sebagai sepuluh kebaikan dan ia menghasilkan sepuluh biji buah dari Syurga sebagaimana yang diceritakan oleh hadis Nabi (s.w.t). Pada bulan Ramadan,  setiap huruf tersebut akan melahirkan seribu buah akhirat sebagai ganti sepuluhnya. Setiap huruf ayat al-Quran, seperti ayat al-Kursi  akan membuka pintu  di hadapan ribuan kebaikan itu supaya buah-buahan hakiki di akhirat kelak akan keluar berjuntaian. Kebaikan tersebut akan bertambah pada hari Jumaat pada bulan Ramadan dan pada malam Lailah al-Qadr pula, ia mencapai tiga puluh ribu kebaikan.
            Benar, al-Quran al-karim memberikan sebanyak 30000 buah-buahan yang berkekalan kepada setiap hurufnya. Ia menjadi seumpama pohon nurani seperti
pohon Tuba di dalam Syurga yang mana pada bulan Ramadan, orang-orang mukmin mengambil buah-buahan yang sentiasa berkekalan itu, yang mencecah jutaan … Renungilah dan hayatilah perniagaan yang suci, kekal dan menguntungkan ini . Kemudian, fikirlah tentang mereka yang tidak menghargai nilai huruf-huruf yang suci ini dengan sebaik-baiknya. Alangkah besarnya kerugian yang ditanggung oleh mereka!
            Begitulah, bulan Ramadan al-mubarak ini menyerupai sebuah pameran perniagaan akhirat yang sangat hebat. Ia umpama sebuah pasar yang sangat sibuk dan menguntungkan. Ia umpama tanah yang sangat subur dan kaya, yang mengeluarkan hasil-hasil akhirat. Ia umpama hujan yang turun pada musim menanam, untuk menyuburkan amalan dan keberkatannya. Ia umpama sebuah pesta yang besar dan satu perayaan yang meriah lagi suci, untuk mempamerkan lukisan pengabdian manusia terhadap keagungan dan kemuliaan Allah (s.w.t).
            Oleh itu, manusia dipertanggungjawabkan untuk berpuasa agar dia tidak terus lalai dan alpa, agar dia tidak terjerumus dengan tuntutan kehaiwanan seperti makan dan minum yang merupakan keperluan diri, dan supaya dia dapat mengelak daripada terus tenggelam di dalam syahwat dan perkara-perkara yang tidak memberikan apa-apa faedah. Melalui puasanya, dia menjadi seumpama sebuah cermin yang membalikkan sifat al-samdaniyah, yang mana dia keluar buat seketika daripada sifat kehaiwanan dan masuk ke dalam satu keadaan yang menyerupai malaikat, atau dia menjadi individu akhirat dan roh yang dapat dilihat melalui jasad kerana dia ikut serta dalam perniagaan akhirat dan menjauhkan diri daripada tuntutan dunia yang sementara ini.
            Benar, Ramadan al-mubarak memberikan kehidupan yang kekal dan apa sahaja kepada orang yang berpuasa di dunia yang fana ini. Satu bulan Ramadan sahaja boleh memberikan kepada seseorang yang berpuasa hasil yang boleh diperolehi oleh orang yang hiudp selama lapan puluh tahun. Dan kedudukan Lailat al-Qadr yang lebih baik daripada seribu bulan seperti yang disebut dalam al-Quran menjadi bukti kepada rahsia ini.
            Misalnya, seorang raja akan menetapkan hari-hari tertentu semasa pemerintahannya atau pada setiap tahun, sama ada berdasarkan hari-hari pertabalannya atau hari-hari lain sebagai hari yang penting bagi kerajaannya. Hari-hari tersebut dijadikan hari perayaan buat rakyatnya. Pada hari itu, baginda tidak berurusan dengan rakyatnya yang setia lagi berhak itu dengan prosedur biasa, sebaliknya baginda menjadikan mereka sebagai tempat untuk menyatakan ihsan, nikmat dan kebaikannya. Baginda menjemput rakyatnya masuk ke balairong serinya tanpa ada apa-apa tabir. Layanan istimewa diberikan kepada mereka.Anugerah dan kurniaan juga turut diberikan. Begitu juga dengan perhatian yang diberikan… Begitulah juga dengan Yang Maha Berkuasa, Yang Azali, Yang Memiliki Ketinggian dan Kemuliaan, iaitu Sultan Yang Azali dan Abadi, dan Sultan Yang Maha Mulia bagi lapan belas ribu alam. Pada bulan Ramadan, Allah (s.w.t)  menurunkan perintah-Nya yang mulia lagi tinggi dan al-Quran al-karim yang ditujukan kepada ribuan alam tersebut. Oleh itu, ketibaan bulan yang berkat ini dianggap seperti sebuah pesta dan perayaan Ilahi yang istimewa lagi meriah. Ia seperti sebuah pameran Rabbani yang amat hebat. Ia umpama satu majlis kerohanian yang menakjubkan, yang merupakan satu tuntutan hikmah. Selagi bulan Ramadan berupa hari-hari istimewa yang meriah dan menyeronokkan, maka bulan tersebut mestilah dipenuhi dan dihidupkan dengan ibadat puasa agar manusia bebas daripada nafsu serakah haiwan. Puasa yang sempurna ialah puasa yang melibatkan semua pancaindera manusia seperti mata, telinga, hati, imaginasi, dan fikiran sepertimana puasa yang dilakukan oleh perut. Ini bermaksud orang yang berpuasa itu hendaklah menjauhkan pancaindera tersebut daripada perkara-perkara yang haram, buruk dan tidak berfaedah. Dia juga hendaklah memandu pancaindera itu kepada pengabdian yang khusus.
            Contohnya, seseorang akan menahan lidahnya daripada bercakap bohong, mengumpat dan mengeluarkan kata-kata buruk serta menegahnya daripada melakukan kerja-kerja tersebut. Dia akan membasahkan lidahnya dengan membaca al-Quran al-karim, berzikir kepada Allah (s.w.t), bertasbih dengan memuji-Nya, berselawat ke atas Rasululah (s.a.w ) yang mulia dan beristighfar serta berzikir dengan zikir  yang seumpamanya.
Misalnya: Menahan matanya daripada melihat perkara-perkara yang haram dan menutup telinganya daripada mendengar perkataan-perkataan yang kotor . Sebaliknya, dia hendaklah menggalakkan matanya agar melihat perkara-perkara yang berpengajaran dan mendorong telinganya untuk mendengar al-Quran dan  perkara-perkara yang benar. Dia meletakkan seluruh pancainderanya dalam keadaan berpuasa.
            Seperti yang diketahui, perut merupakan sebuah kilang yang sangat besar. Jika operasinya terhenti dengan berpuasa, maka operasi kilang-kilang lain yang lebih kecil dapat dihentikan dengan lebih mudah.

Hikmah kelapan:

Salah satu hikmat berpuasa, yang berkait dengan kehidupan peribadi manusia dapat dirumuskan seperti berikut:
Dalam ibadat puasa, terdapat sejenis ubat yang paling mujarab bagi manusia, iaitu pencegahan, sama ada secara fizikal atau maknawi. Pencegahan diakui ada dalam bidang perubatan. Ini kerana, selagi manusia bebas makan dan minum, selagi itulah dia akan menyebabkan kemudhratan fizikal terhadap kehidupan peribadinya. Begitulah juga keadaan kehidupan maknawinya, kerana apabila dia memakan semua yang diperolehinya, tanpa melihat apa yang halal dan apa yang haram, makanan itu akan meracuni kehidupan maknawinya sehinggakan nafsunya juga sudah sampai ke tahap mengengkari hati dan rohnya. Ia sudah tidak patuh dan tunduk lagi kepada kedua-duanya. Nafsu itu akan mengawal diri seseorang dengan bebas tanpa ada sebarang sekatan. Lantas, ia memandu manusia ke arah syahwatnya tanpa dijaga dan dikawal oleh manusia itu sendiri.
            Akan tetapi, dalam bulan Ramadan, nafsu akan menjadi biasa dengan sejenis pencegahan melalui amalan berpuasa. Ia akan berusaha dengan tekun untuk menyuci, melatih dan belajar mentaati suruhan. Ia tidak akan ditimpa oleh penyakit yang disebabkan oleh perut yang kekenyangan dan yang disumbat dengan pelbagai makanan. Ia akan beroleh keupayaan untuk mendengar perintah-perintah yang datang dari akal dan syarak. Ia akan berusaha menghindarkan diri daripada terjatuh ke lembah haram dan berusaha untuk tidak mengeruhkan kehidupan maknawinya.
Selain itu, pada kebiasaannya, kebanyakan manuasia terdedah kepada kelaparan. Oleh itu, mereka memerlukan latihan dan latihan itu diperoleh dengan cara berlapar. Cara ini dapat membiasakan manusia bersabar dan mampu menanggung kesusahan. Puasa bulan Ramadan merupakan satu latihan. Ia merupakan satu proses membiasakan diri untuk berpuasa dan bersabar menahan lapar selama lima belas jam atau 24 jam bagi  mereka yang tidak sempat bersahur. Oleh itu, puasa merupakan ubat yang mujarab untuk mengubat kegelisahan dan kegopohan manusia dan ketidakmampuan mereka untuk menanggung perkara-perkara yang boleh menambahkan lagi musibah dan dugaan yang menimpa mereka.
Perut juga begitu. Ia sendiri umpama sebuah kilang yang mempunyai ramai pekerja dan kakitangan. Di sana; di dalam manusia itu terdapat organ yang mempunyai hubungan dan kaitan dengan kilang tersebut. Sekiranya jiwa tidak merehatkan tugas-tugasnya buat seketika, pada waktu siang bulan tertentu, maka perkara ini akan menyebabkan pekerja-pekerja tersebut lupa tugas khusus mereka. Ia akan membuatkan mereka lalai dan lupa pada zat mereka dan menjadikan mereka berada di bawah pengaruh diri mereka. Seterusnya, ia akan merosakkan alat dan organ lain serta mengakibatkan alat-alat itu berserabut dan terganggu kerana bunyi mesin kilang maknawi tersebut dan asapnya yang tebal itu. Semua pandangan akan tertumpu kepadanya dan mereka semua akan melupakan tugas penting mereka buat seketika. Disebabkan perkara inilah, kebanyakan para wali Allah yang salih berusaha melatih diri mereka dengan mengurangkan makan dan minum supaya mereka dapat memanjat tangga kesempurnaan.
Akan tetapi, dengan kedatangan bulan Ramadan, para pekerja tersebut menyedari bahawa mereka bukan dijadikan untuk kilang itu sahaja, bahkan organ dan pancaindera itu juga dapat mengecapi kelazatan yang tinggi dan dapat menikmati nikmat kemalaikatan dan kerohanian dalam bulan Ramadan. Daripada terus lalai dan berpoya-poya dengan kilang itu,  mereka memilih untuk memusatkan perhatian mereka kepada kelazatan dan nikmat tersebut. Oleh itu, kamu dapat melihat orang mukmin pada bulan Ramadan al-mubarak mendapat pelbagai cahaya, kelebihan dan kegembiraan maknawi, bergantung kepada tahap dan kedudukan masing-masing. Terdapat pelbagai peningkatan dan kelebihan bagi hati, roh, akal, rahsia dan perkara-perkara yang seumpamanya. Sekalipun perut menangis dan menjerit, tetapi semua anggota di atas itu ketawa dengan keampunan dan rahmatNya.

Hikmah kesembilan:

Dari segi pemusnahan nafsu serakah yang secara langsungnya menghantui jiwa, dari  aspek pengabdian yang diperkenalkan melalui pemusnahan nafsu itu dan dari segi menzahirkan kelemahannya di hadapan Allah (s.w.t), puasa bulan Ramadan memberikan banyak hikmat. Antaranya ialah:
Nafsu tidak mahu mengenali tuhannya, bahkan ia mendakwa mempunyai sifat ketuhanan sama seperti  keangkuhan Firaun yang melampau itu. Walaupun nafsu diazab dan dikasari, namun sifat ketuhanan yang disangkakan kepunyaannya itu tetap ada. Akar tersebut tidak mampu dimusnahkan dan tidak akan tunduk melainkan apabila berhadapan dengan raja kelaparan.
Begitulah secara langsung, puasa Ramadan memberi pukulan maut kepada sikap kefiraunan yang tertanam di dalam nafsu. Lalu, puasa itu mematahkan kuasa nafsu tersebut dengan menzahirkan keterbatasan, kelemahan dan kekerdilannya  serta memperkenalkan nafsu itu kepada pengabdian.
            Ada disebutkan dalam salah satu riwayat hadis: Allah (s.w..t)  telah berfirman kepada nafsu: “ Siapakah Aku dan siapakah kamu?”. Nafsu menjawab: “ Aku adalah aku, kamu adalah kamu”. Lalu Allah (s.w.t) mengazabnya dan menghumbankannya ke dalam neraka. Kemudian nafsu itu ditanya sekali lagi, nafsu menjawab : “ Aku adalah aku, kamu adalah kamu “ . Sekalipun pelbagai azab dikenakan kepadanya, sifat keakuannya tidak berubah … kemudian Allah (s.w.t) mengazabnya dengan kelaparan, iaitu dengan membiarkannya lapar. Kemudian ditanyanya lagi: “ Siapakah Aku dan siapakah kamu?” Nafsupun menjawab: “ Kamu adalah Tuhanku Yang Maha Mengasihani dan aku adalah hamba-Mu yang lemah”.

Ya Allah! Selawat dan salam  buat junjungan kami nabi Muhammd; selawat yang berupa reda buat-Mu dan kurniakanlah kepadanya bilangan pahala huruf al-Quran pada bulan Ramadan, juga buat ahli keluarga dan sahabat-sahabat baginda dan kurniakan kepada mereka kesejahteraan yant banyak.

((سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العلمين   ))

Maksudnya:  Maha Suci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan daripada apa yang mereka lakukan. Dan kesejahteraan dilimpahkan ke atas para rasul. Dan segala puji-pujian bagi Allah Tuhan semesta alam.
( al-Saffat : 180-184 )

=======================

=======================

Share and Sharing :: Mempunyai Artikel Menarik,kisah,cerita lucu,Atau Info Tentang Sekitar Dukuhjati,Kirimkan di kolom bawah ini
Name:
Email :
Alamat
Artikel
Berita/Info

This contact form was created by Freedback.