Senin, 30 Januari 2012

30 Rahasia Wanita


Memang tidak ada yang mengetahui apa isi hati setiap wanita. Apalagi isi hati kaum perempuan terkadang sulit untuk diterka. Terkadang ingin A tapi besoknya bisa berubah jadi B. Bagaimana dengan rahasia-rahasia wanita yang ada dalam hati, berikut rahasianya :
1. Bila seorang wanita mengatakan dia sedang bersedih,tetapi dia tidak meneteskan airmata,itu berarti dia sedang menangis di dalam hatinya.
2. Bila dia tidak menghiraukan kamu setelah kamu menyakiti hatinya,lebih baik kamu beri dia waktu untuk menenangkan hatinya sebelum kamu menegur dengan ucapan maaf.
3. Wanita sulit untuk mencari sesuatu yang dia benci tentang orang yang paling dia sayang (karena itu banyak wanita yang patah hati bila hubungannya putus di tengah jalan).
4. Jika sorang wanita jatuh cinta dengan seorang lelaki,lelaki itu akan sentiasa ada di pikirannya walaupun ketika dia sedang dengan lelaki lain.
5. Bila lelaki yang dia cintai merenung tajam ke dalam matanya,dia akan cair seperti coklat!!
6. Wanita memang menyukai pujian tetapi selalu tidak tahu cara menerima pujian.
7. Jika kamu tidak suka dengan gadis yang menyukai kamu setengah mati,tolak cintanya dengan lembut,jangan kasar karena ada satu semangat dalam diri wanita yang kamu tak akan tahu bila dia telah membuat keputusan,dia akan melakukan apa saja.
8. Jika seorang gadis sedang menjauhkan diri darimu setelah kamu tolak cintanya,biarkan dia untuk seketika.Jika kamu masih ingin menganggap dia seorang kawan,cobalah tegur dia perlahan-lahan.
9. Wanita suka meluahkan apa yang mereka rasa.Musik,puisi,lukisan dan tulisan adalah cara termudah mereka meluahkan isi hati mereka.
10.Jangan sesekali beritahu kepada perempuan tentang apa yang membuat mereka langsung merasa tak berguna.
11.Bersikap terlalu serius bisa mematikan mood wanita.
12.Bila pertama kali lelaki yang dicintainya sedang diam memberikan respon positif,misalnya menghubunginya melalui telepon,si gadis akan bersikap acuh tak acuh seolah-olah tidak berminat,tetapi sebenarnya dia akan berteriak senang dan tak sampai sepuluh minit,semua teman-temannya akan tahu berita tersebut.
13.Sebuah senyuman memberi seribu arti bagi wanita.Jadi jangan senyum sembarangan kepada wanita.
14.Jika kamu menyukai sorang wanita, mulailah dengan persahabatan.Kemudian biarkan dia mengenalmu lebih dalam.
15.Jika sorang wanita memberi seribu satu alasan setiap kali kamu ajak keluar,tinggalkan dia karena dia memang tak berminat denganmu.
16.Tetapi jika dalam waktu yang sama dia menghubungimu atau menunggu panggilan darimu,teruskan usahamu untuk memikatnya.
17.Jangan sesekali menebak apa yang dirasakannya.Tanya dia sendiri!!
18.Setelah sorang gadis jatuh cinta,dia akan sering bertanya-tanya mengapa aku tak bertemu lelaki ini lebih awal.
19.Kalau kamu masih mencari-cari cara yang paling romantis untuk memikat hati sorang gadis,bacalah buku-buku cinta.
20.Bila setiap kali melihat foto bersama,yang pertama dicari oleh wanita ialah siapa yang berdiri di sebelah buah hatinya,kemudian barulah dirinya sendiri.
21.Mantan pacarnya akan selalu ada di pikirannya tetapi lelaki yang dicintainya sekarang akan berada di tempat teristimewa di hatinya!!
22.Satu ucapan ‘Hi’ saja sudah cukup menceriakan harinya.
23.Teman baiknya saja yang tahu apa yang sedang dia rasa dan lalui.
24.Wanita paling benci lelaki yang berbaik-baik dengan mereka semata-mata untuk menggaet kawan mereka yang paling cantik.
25.Cinta berarti kesetiaan, jujur dan kebahagiaan tanpa syarat.
26.Semua wanita menginginkan seorang lelaki yang dicintainya dengan sepenuh hati..
27.Senjata wanita adalah airmata!!
28.Wanita suka jika sesekali orang yang disayanginya memberi surprise buatnya (hadiah, bunga atau sekadar kata-kata romantis).Mereka akan terharu dan merasakan bahwa dirinya dicintai setulus hati.Dengan ini dia tak akan ragu-ragu terhadapmu.
29.Wanita mudah jatuh hati pada lelaki yang perhatian padanya dan baik terhadapnya.So,kalau mau memikat wanita pandai-pandailah..
30. Sebenarnya mudah mengambil hati wanita kerena apa yang dia mau hanyalah perasaan dicintai dan disayangi sepenuh jiwa.

Kamis, 26 Januari 2012

Keimanan Sesungguhnya


Sejauhmana kita serius untuk menghampirkan diri kepada Allah, bergantung sejauhmana kita mengenali diri kita. Orang yang mengenal diri akan sedar bahwa diri mereka adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang dijadikan Allah untuk beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah Allah untuk melaksanakan segala hukum-hakam Allah di dunia.

Hukum Allah hanya ada lima iaitu wajib, haram, sunat, makruh dan harus. Oleh itu dengan mengenal diri,seseorang akan tahu dimana kelemahan dan kelebihan yang ada pada dirinya. Dia juga akan tahu, bagaimana untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu ibadahnya kepada Allah SWT. Ada banyak cara dan kaedah untuk mengenal diri. Dan yang pernah diajarkan oleh arwah datuk saya ialah dengan mengenal di tahap mana iman kita berada. Di tahap mana nafsu kita berada. Dan kekuatan apakah yang kita miliki.

Allah menjadikan manusia dari setitis air mani yang hina. Setelah dikandung sembilan bulan di dalam rahim ibunya, maka lahirlah jasad manusia ke muka bumi. Walau asalnya dari setitis air mani yang hina, maka jadilah ianya pelbagai bentuk dan wajah manusia yang hidup di mukabumi. Dari setitis air mani yang hina inilah lahirnya para doktor yang berusaha mengubati penyakit. Lahirlah para arkitek yang mampu mereka bangunan yang mencakar langiut. Lahirlah guru-guru yang mendidik.

Tidak lupa juga kita ingin sebut, lahir juga manusia-manusia yang tidak senang dengan kebenaran sebaliknya lebih berselera dengan kemungkaran dan maksiat.
Walaupun pelbagai wajah manusia yang lahir didunia,hina atau mulianya manusia disisi Allah adalah bergantung kepada tahap keimanannya kepada Allah. Andainya iman yang dimiliki oleh seseorang itu mantap, disitulah kasih sayang dan rahmat Allah ke atasnya walaupun dia hanya seorang penoreh getah. Andainya keimanan yang dimilikinya rapuh, disitulah letaknya kemurkaan Allah walaupun dia menguasai empayar perniagaan berbillion dollar.


Apakah takrifan iman ? Iman adalah yang dibenarkan(diyakinkan) di hati, diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Ertinya. Apabila seseorang telah beriman, dia hendaklah percaya dan yakin dalam hatinya, mengaku dengan lidahnya dan terus beramal dengan apa yang telah diyakini. Inilah iman. Timbul pula persoalan. Ada hadis yang menyebut "mukmin yang hasad dengki". Adakah mukmin yang hasad dengki ? Persoalan ini akan saya jawab di dalam tazkirah ini.


Oleh itu saudara dan saudari, antara cara mengenal diri ialah hendaklah kita kenal tahap keimanan kita berada di mana ? Rendahkah , pertengahankah atau tinggikah ? Tahap keimanan antara seseorang tidak sama. Ulamak ada menggariskan tahap keimanan ini kepada beberapa peringkat. Dalam tazkirah ini, saya hanya ingin memperkatahkan 3 tahap dalam keimanan.


Tahap pertama ialah Iman Taqlid. Apakah iman taqlid ? Iman taqlid ialah iman ikut-ikutan. Atau lebih kita kenali sebagai "Islam baka". Mereka tahu adanya rukun iman, tetapi hanya sekadar tahu tetapi tidak meyakini. Orang ditahap iman taqlid ini, Islamnya tidak kukuh. Tidak ada prinsip. Dia tidak ada sandaran atau alasan atau dalil yang kuat, mengapa dia wajib beriman.
Kalau dia ditanya : " Adakah engkau beriman ?"
Jawapan yang akan diberikan ialah : "Ya saya beriman."
Kalau ditanya pula : "Apakah bukti Allah itu wujud ?"
Jawapan yang akn diberikannya ialah : "Semua orang kata Allah itu wujud, maka wujudlah Allah"
Sandaran keyakinannya adalah pada kata-kata orang, bukan pada dalil akal dan dalil Al Quran. Dia beriman dan berkeyakinan tanpa ilmu. Keimanan tidak teguh dan rapuh. Mudah goyah dan mudah dipesongkan oleh anasir-anasir yang memperjuangkan kesesatan dan kemungkaran.
Orang yang beriman taqlid ini, bukan saja keyakinan kepada rukun iman tidak mempunyai sandaran yang jelas oleh ilmu tauhid. Disebabkan kecacatan dalam berkeyakinan ini, maka dirnya juga tidak berprinsip. Kenyataan-kenyataan yang dikeluarkan sering bercanggah antara sattu sama lain. Dia tidak mampu membuat pertimbangan antara yang hak dan yang bathil. Dia tidak tahu menggunakan ilmu syariat untuk menghisab diri sendiri dan peri laku masyarakat. Maka amat mudahlah orang yang beriman taqlid ini bukan setakat menyesatkan diri mereka sendiri, malahan juga menyesathkan orang yang mengikutinya. Maka persoalan "mukmin yang hasad dengki" sudah pun terjawab. Mukmin yang hasad dengki ialah orang yang berada pada tahap iman taqlid. Mereka hanya tahu Allah itu tuhan, mereka hanya tahu syurga dan neraka itu ada. Tetapi tidak yakin. Sebab itu mereka boleh anggap, dosa kecil laksana seekor lalat yang hinggap di batang hidung mereka. Inilah antara tanda orang di tahap iman taqlid. Tak rasa berdosa dengan dosa yang telah dilakukan.


Mengikut qaul yang paling jelas oleh ulamak-ulamak yang mebahaskan ilmu tauhid, aqidah orang yang berada di tahap iman taqlid adalah tidak sah. Segala amal ibadahnya tertolak dan tidak mendapat pahala di sisi Allah. Untuk memperbaiki mutu dan tahap keimanan di peringkat taqlid, seseorang itu wajiblah menuntut ilmu Fardhu Ain. Hal ehwal keimanan dibahaskan dalam juzuk ilmu tauhid. Maka wajiblah dia mempelajarai, memahami, meyakini dan mengamalkan ilmu tersebut bagi dia memperbaiki mutu dan tahap keimanannya kepada Allah. Andainya dia mati dalam keadaan tidak bertaubat dan tidak berusaha untuk menuntut ilmu, maka ulamak sepakat mengatakan bahwa matinya saling tak ubah bagai matinya seorang yang bukan Islam.


Namun, kepada seseorang yang terlalu cerdik sungguh dan jahil. Walau dia telah berusaha untuk menuntut ilmu berhubungkait dengan keimanan, tetapi masih juga tahk boleh nak faham dan yakin, ulamak bersepakat mengatakan sah imannya ettapi dengan syarat, keyakinannya mestilah jazam (putus atau mutlak).



Tahap iman kedua ialah Iman Ilmu. Orang yang beriman taqlid, setelah dia menuntut ilmu fardhu ain. Setelah dia faham dan yakin akan ilmu yang telah dipelajarinya, maka meningkatlah amalannya. Diri sudah sedar bahwa setiap perlakuan didunia akan mendapat pembalasan dari Allah di akhirat. Kalau baik amalannya di dunia, maka syurgalah yang bakal dibalas. Jika buruk amalan di dunia maka nerakalah tempat perhentian.


Orang ditahap iman ilmu, mereka telah mempelajari akan kesemua rukun iman yang enam iaitu :
1. Percaya kepada Allah
2. Percaya kepada malaikat
3. Percaya kepada kitab-kitab
4. Percaya kepada Nabi-nabi
5. Percaya kepada Hari Qiamat
6. Percaya kepada Qadha & Qadar Allah.


Beserta dengan dalil-dalil aqli dan naqlinya walaupun secara ijmal (ringkas).


Paling minima, seseorang yang berada di tahap ini mampu mendatangkan dalil aqli dan naqli ke atas :


1. 20 sifat yang wajib bagi Allah
2. 20 sifat yang mustahil bagi Allah
3. Satu fifat yang harus bagi Allah
4. 4 sifat yang wajib bagi Rasul
5. 4 sifat yang mustahil bagi Rasul
6. Satu sifat yang harus bagi Rasul.


Kesemua sifat-sifat yang berjumlah 50 ini, hendaklah difahami dan diyakini sungguh-sungguh. Jika sudah difahami dan diyakini, barulah orang yang beriman taqlid di naikkan tahap mutu keimanannya ke tahap iman ilmu.
Antara sifat orang yang memiliki tahap iman ilmu. Imannya dan keyakinannya berasas dan ada sandaran ilmu. Iktiqadnya disertai dengan dalil yang kuat. keyakinannya tidak mudah goyah. Mereka tahu yang mana satu kesesatan dan yang mana satu kebenaran. TETAPI, mereka tidak kuat hendak melawan perkara-perkara yang menghalang dari beribadah. Ada empat perkara yang menghalang seseorang untuk beribadah iaitu dunia, manusia (fasik, munafik dan kafir harbi), syaitan dan hawa nafsu. Maka mereka akan terus terjebak dalam lembah kemungkaran walau pun sedar perkara yang dilakukan akan mendatangkan dosa.

Mereka hanya mampu memperkatakan tentang Islam, tetapi tidak mampu berbuat atau mengamalkannya. Kesimpulannya iman di tahap iman ilmu, belum lagi menjamin seseorang untuk selamat dari kemurkaan Allah SWT. Maka orang ditahap iman ilmu ini, perlulah berusaha lebih gigih agar tingkatan imannya meningkat.


Tahap iman yang ketiga ialah Iman "Ayyan.Orang yang berada di tahap iman Ilmu, andainya dia berusaha memperbaiki dirinya. Maka tahapnya akan meningkat ke tahap iman ayyan. Antara ciri orang yang memiliki tahap iman ayyan ialah :


1. Keyakinannya bertempat di hati dan bukan diakal. Dia yakin dan terasa akan adanya malaikat yang melaporkan dan menulis setiap tingkah laku dan perkataannya. Dia sedar dan terasa, seandainya dia melakukan dosa, dia terasa bagai telah melakukan sesuatu yang mengundang kemurkaan "Kekasih"nya yang tercinta. Hati dia terhiris pilu. Sentiasa wujud hubungan hati antara dia dan Allah. Jangankan hendak buat dosa besar, dosa kecil pun dia benci. Jangankan dosa kecil, perkara yang makruh dan syubahah pun dia akan tinggalkan. Tak seperti kita, yang mengaku pejuang Islam. Tapi dosa kecil yang berlaku, kita usahakan cari alasan untuk menghalalkannya.
Ibadah orang ditahap iman ayyan meresap jauh ke lubuk hati. Dia sentiasa merasai kebesaran Allah. Sentiasa merasai diawasi oleh Allah, sehingga dia sering menghisab dosa-dosa yang dilakukannya dan sering bertaubat. Dia sentiasa merasa diri dia berdosa. Sebab rasa diri berdosa itu adalah rasa kehambaan. Sebagai hamba , memang sewajarnya kita merasakan diri berdosa agar kita tidak berani melakukan sebarang dosa. Di zaman kita sekrang dah lain. Orang lebih suka mengurangkan rasa berdosa, bukannya mengurangkan dosa. Sepatutnya kita kurangkan dosa, bukannya kurangkan rasa berdosa. Jadi orang di tahap iman ayyan, dia akan sentiasa menyucikan dirinya dengan taubat dan menghindarkan perkara-perkara yang mengundang daki dosa dari terpalit di hati mereka.


Untuk mencapai iman ayyan, seseorang yang ditahap iman ilmu perlulah :


1. Beramal dengan ilmu Fardhu Ain yang dimiliki
2. Banyakkan ibadah sunat
3. Banyakkan zikir dan munajat
4. Banyakkan bertafakur tentang kebesaran Allah melalui makhluk ciptaan Allah
5. Bermujahadah melawan nafsu. Ini akan saya huraikan apabila kita membahaskan tentang tingkatan nafsu dalam usaha kita mengenal diri.


Jadi saudara dan saudari sekelian. Inilah secara ringkas huraian berkenaan mengenali tahap keimanan yang ada pada diri kita. Marilah kita suluh dan hisab diri kita. Berdasarkan sifat-sifat yang dihuraikan tadi, di tahap manakah kita berada. Seandainya kita berada di tahap iman taqlid, maka berusahalah untuk menimba ilmu agar kita mencapai tahap iman ilmu. Seandainya lita berada di tahap iman ilmu, berusahalah kita untuk mencapai tahap iman ayyan kerana hanya iman ayyan sahaja yang boleh menyelamatkan kita dari menjadi bahan bakaran api neraka di akhirat kelak

Kamis, 19 Januari 2012

Istikharah ( Memohon Jalan Kebaikan )


MANUSIA MEMANG TERBATAS

Kebolehan dan kemampuan manusia adalah sangat terbatas walaupun seseorang itu berilmu pengetahuan, kekuasaan , kekuatan, kelebihan dan lain-lain lagi, tetapi semua keistimewaan itu tidak dapat menolong untuk mengambil satu-satu keputusan yang dirasa baik untuk dirinya. Ini semua disebabkan oleh rasa Bimbang dan ragu-ragu yang timbul dalam jiwa bagi mengambil keputusan terakhir. Apalagi kalau satu-satu hal atau pekerjaan itu selalunya menimbulkan risiko yang mendatangkan kegagalan, di sinilah letaknya kelemahan dan keterbatasan itu.

Dalam keadaan begini seseorang muslim mustahak mencari pertolongan yang dapat memberi kata pemutusnya dan boleh menolong menentukan pilihan. Oleh itu barangsiapa yang tidak tahu tentang buruk baik perkara yang akan dilakukannya, atau apakah ia akan melakukannya atau tidak, maka apakah tindakan yang pasti dilakukan, Nabi Muhammad SAW bersabda :

عَنْ جَابِرْ ابْنِ عَبْدِاللّٰهِ كَانَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يُعَلِّمُنَا الإِسْتِخَارَة فِي الأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّوْرَة مِنَ القُرآنِ يَقُوْلُ ، إِذَاهَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ الْيَقُلْ اللّٰهُمَّ

(رواه الجماعة إلا مسلم)

Artinya –Dari Jabir ibn Abdullah. Adalah Rasulullah SAW , mengajar kami melakukan istikharah (memohon petunjuk bagi mendapat pilihan yang tepat) pada segala urusan atau pekerjaan. Baginda bersabda apabila seseorang itu ada cita-cita mengenai satu-satu urusan, pekerjaan , hendaklah ia dirikan sembahyang dua rakaat bukan sembahyang fardhu dan kemudian berdoa.

Berdasarkan hadis ini adalah seseorang dikehendaki melakukan sembahyang istikharah itu dua rakaat sebagaimana sembahyang sunat biasa, apabila ada satu cita-cita untuk satu-satu urusan atau pekerjaan semoga Allah menetapkan hati untuk menghadapainya. Dalam hadis itu juga disebutkan sembahyang istikharah itu dapat dilakukan pada semua urusan pekerjaan. فِيْ الأُمُوْرِ كُلِّهَاpada semua urusan atau pekerjaan.

As-Syaukani perpendapat hadis ini sebagai dalil bahawa sembahyang istikharah itu boleh dikerjakan mengenai semua urusan pekerjaan samada pekerjaan itu berat atau tidak. Ulamak feqah pula berpendapat sembahyang sunat istikahrah hanya boleh dilakukan terhadap satu-satu urusan atau pekerjaan yang diharuskan oleh agama sahaja. Urusan atau persoalan yang hukumnya wajib atau sunat tidaklah boleh diistikharahkan , demikian juga pekerjaan-pekerjaan yang tetap haramnya ditegah melakukan istikahrah, contohnya seorang kaya raya, semua cukup , wang banyak, kesihatan baik tiba-tiba hendak istikharah bagi menyempurnaka rukun Islam yang kelima (haji) pada hal semua syarat cukup, begitu juga tidak boleh diistikharahkan untuk perkara yang haram, contohnya seperti riba’, rasuah, merompak dan lain-lain kerana semua itu nyata haram dikerjakan di sisi syarak. Sebaliknya pula seseorang itu ditawar dua jawatan di mana-mana jabatan atau perusahaan yang sama kedudukannya. Ketika itu boleh dilakukan istikharah, mudah-mudahan diberi Allah petunjuk bagi mendapatkan mana-mana satu pilihan yang tepat.

CARA SEMBAHYANG ISTIKHARAH

Sembahyang sunat Istikharah boleh dilakukan bila-bila masa sahaja samada  waktu siang atau malam.

RAKAAT SEMBAHYANG ISTIKHARAH

Bilangan rakaatnya dua rakaat

RUKUN SEMBAHYANG ISTIKHARAH

Rukunnya serupa dengan rukun sembahyang yang lain dan lafaz niatnya :

أُصَلِّي سُنَّةَ الإِسْتخَِارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Takbiratul Ihram. Doa Iftitah, rakaat pertama-baca fatihah-kemudian surah  Qulya Ayyuhal Kafiruun atau mana-mana surah dan pada rakaat yang kedua Al-fatihah kemudian baca Qulhuallahu Ahad atau mana-mana surah, selepas salam hendaklah dibacakan doa istikaharah ini dan bawa tidur dengannya.

DOA ISTIKHARAH

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبُ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنْ هَذَا الأَمْرُ خَيْرٌ لِيْ فِي دِيْنِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاقْدِرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ، ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيْهِ يَا كَرِيم، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْر شَرٌّ لِي فِي دِيْنِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي عَاجِلِهِ وَآجِلِه فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِيْعَنْهُ ، وَاقْدُرهُ لِيْ الخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ رَضِّنِى بِهِ ،وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين أجمعين والحمدلله رب العالمين

Artinya : Ya Allah sesungguhnya aku memohon petunjuk baik (pilihan) dengan pengetahuanMu, aku meminta diberi kekuatan dengan kekuatanMu. Aku memohon kemurahanMu yang luas, sesungguhnya Engkau berkuasa dan aku tidak mempunyai kekuasaan, Engkau mengetahui, sedang aku  tidak mengetahui, Engkaulah yang Maha Mengetahui semua hal yang ghaib.

Ya Allah kalaulah Engkau mengetahui pekerjaan ini baik bagiku untuk ugamaku, duniaku, kehidupanku dan untuk hari kemudiaku, maka berikanlah kepadaku, jika Engkau mengetahui bahawa pekerjaan itu buruk bagiku, untuk ugamaku, duniaku, untuk penghidupanku dan untuk hari kemudianku, maka jauhkanlah dia daripadaku dan jauhkanlah aku daripadanya, berikanlah kepadaku kebaikan di mana sahaja berada kemudian jadikanlah aku orang yang redha dengan kurniaanMu itu- (sesudah itu sebutkan perkara yang dimaksudkan dengan istikharah).

TIGA MASALAH YANG TERKANDUNG DALAM DOA INI.    

Pengakuan tentang kesempurnaan Allah.
Manusia menyatakan tentang kekuarang ilmu sebab ilmu yang Allah kurniakan kepada manusia sangat sedikit : وَمَا أُوْتِيْتُم مِنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيْلاً   - Al-Isra’:85

          Artinya : Dan kamu tidak diberikan ilmu pengetahuan melainkan sedikit sahaja.

Di dalam ini juga dinyatakan tentang pemurahnya Allah SWT itu laksana lautan yang tidak dapat dipandang tepinya. Sifat inilah sahaja yang dapat memberi kebahagiaan, kenikmatan , kemenangan, dan sebagainya terhadap mereka yang dikehendaki, sekalipun manusia sealam jagat ini cuba menghalanginya.

Pengakuan dan iqrar ini boleh menyedar atau menambahkan kesedaran hati manusia tentang kelemahan, kekurangan diri sendiri, kesedarang itu mempertebalkan keimanan terhadap Allah juga mendorong manusia mengenali dirinya sendiri untuk mengabdikan diri terhadap Allah.

Memohon Hidayah, Inayah dan Berkat
Bila manusia menyedari dirinya lemah maka dengan sendiri mereka menyedari bahawa tidak ada kuasa lain yang dapat memberi petunjuk kecuali Allah jua yang dapat menunjukkan jalan yang lurus, tidak ada tangan yang lain boleh memberi pertolongan (inayah) kecuali Tuhan yang pemurah lagi pengasih kepadaNyalah sahaja wajib dipinta untuk mendapat sesuatu, semoga hidup kita dilimpahi nikmat kebahagian dan jauh dari sebarang kejahatan dan bencana.

Sikap Redha
Bila sudah dikurniakan pilihan apakah sudah sesuai dengan apa yang diharap atau diidam-idamkan, semua itu hendaklah diterima dengan penuh redha “dengan perasaan tulus ikhlas dan bersyukur” jangan menyesal kalau dirasanya belum memuaskan, hendaklah diterima apa yang dapat itu.

ISTIKHARAH DAN REDHA

Kedua-dua ini ada kaitan, istikharah mengandung unsur berusaha, sedang redha menerima hasil usaha itu dengan ikhlas. Kedua-dua sikap ini adalah satu cara hidup yang membawa kebahagian.

Nabi bersabda –

مِنْ سَعَادَةِ الْمَرْءِ اِسْتِخَارَتُهُ رَبَّهُ وَرِضَاهُ بِمَا قَضَى وَمِنْ شِفَاءِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ الإِسْتِخَارَةُ وَعَدَمَ رِضَاهُ بَعْدَ الْقَضَاءِ ـ البزار

Artinya : Tanda-tanda kebahagian seseorang manusia itu ialah selalu bermohon kepada tuhannya bagi mendapatkan satu-satu pilihan dan redha terhadap sesuatu yang ditakdirkan. Tanda-tanda manusia yang tidak bahagia ialah mereka yang meninggalkan istikharah dan tidak redha menerima sesuatu takdir.

DUA CARA MENGHADAPI TAKDIR

1.      Istikharah (membuat permohonan bagi mendapatkan pilihan yang tepat) sebelum berlaku.

2.      Bersikap redha apabila takdir menjadi kenyataan. Inilah pegangan seseorang mukmin. Di dalam satu hadis yang lain pula Rasulullah SAW. ada bersabda :

مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَهُ وَلاَ تَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ وَلاَ عَالَ مَنِ اقْتَصَدَ ـ الطبراني

Artinya : Tidak rugi orang yang melakukan istikharah dan tidak akan menyesal orang yang selalu bermesyuarat dan tidak akan miskin orang yang selalu bersederhana.

Oleh itu apabila anda ingin kemantapan jiwa menghadapi sesuatu urusan atau pekerjaan atau ragu-ragu dalam menentukan satu-satu pilihan maka lakukanlah sembahyang istikharah , mudah-mudahan Tuhan akan mengurniakan kebulatan hati dan kecenderungan menentukan pilihan di kala menghadapi sesuatu hal dengan harapan memberi guna kepada kaum muslimin dan muslimat serta mendapat hidayah dan inayah dari Allah SWT- Amin

Rabu, 18 Januari 2012

Haram Atas Muslim Merayakan Imlek


Soal :

Beberapa hari lagi hari raya Imlek tiba. Bolehkah kaum muslimin ikut merayakan Imlek?

Jawaban :

Anda mungkin pernah mendengar pernyataan begini. Bahwa Imlek itu hanyalah tradisi etnis Tionghoa dan bukan bagian ajaran agama tertentu. Karenanya umat Islam khususnya yang beretnis Tionghoa boleh-boleh saja merayakan Imlek.

Benarkah Imlek hanya tradisi? Bolehkah seorang muslim turut merayakan Imlek? Tulisan ini berusaha untuk menjawab dua pertanyaan tersebut, dengan menelaah ajaran agama Khonghucu, serta menelaah hukum syariah Islam yang terkait dengan keterlibatan kaum muslimin dalam perayaan hari raya agama lain.

Imlek Adalah Ajaran Agama Khonghucu, Bukan Sekedar Tradisi Tionghoa

Memang tak jarang kita dengar dari orang Tionghoa, termasuk tokoh-tokohnya yang sudah masuk Islam, bahwa Imlek itu sekedar tradisi. Tidak ada hubungannya dengan ajaran suatu agama sehingga umat Islam boleh turut merayakannya. Sebagai contoh, Sekretaris Umum DPP PITI (Pembina Iman Tauhid Islam), H. Budi Setyagraha (Huan Ren Cong), pernah menyatakan bahwa Imlek adalah tradisi menyambut tahun baru penanggalan Cina, datangnya musim semi, dan musim tanam di daratan Cina. H. Budi Setyagraha berkata,”Imlek bukan perayaan agama.” (Lihat “Sekjen DPP PITI : Rayakan Imlek Jangan Berlebihan”, Kedaulatan Rakyat, Selasa, 13 Pebruari 2007, hal. 2).

Padahal kalau kita mendalami agama Khonghucu, khususnya mengenai hari-hari rayanya, terbukti bahwa pernyataan tersebut tidak benar. Sebab sebenarnya Imlek adalah bagian integral dari ajaran agama Khonghucu, bukan semata-mata tradisi.

Dalam bukunya Mengenal Hari Raya Konfusiani (Semarang : Effhar & Dahara Prize, 2003) hal. vi-vii, Hendrik Agus Winarso menyebutkan bahwa masyarakat memang kurang memahami Hari Raya Konfusiani. Hendrik Agus Winarso mengatakan,”Misalnya Tahun Baru Imlek dianggap sebagai tradisi orang Tionghoa.” Dengan demikian, pandangan bahwa Imlek adalah sekedar tradisi, yang tidak ada hubungannya dengan agama, menurut penulis buku tersebut, adalah suatu kesalahpahaman (Ibid., hal. v).

Dalam buku yang diberi kata sambutan oleh Ketua MATAKIN tahun 2000 Hs. Tjhie Tjay Ing itu, pada hal. 58-62, Hendrik Agus Winarso telah membuktikan dengan meyakinkan bahwa Imlek adalah bagian ajaran Khonghucu. Hendrik Agus Winarso menerangkan, Tahun Baru Imlek atau disebut juga Sin Cia, merupakan momentum untuk memperbarui diri. Momentum ini, kata beliau, diisyaratkan dalam salah satu kitab suci Khonghucu, yaitu Kitab Lee Ki, bagian Gwat Ling, yang berbunyi :

“Hari permulaan tahun (Liep Chun) jadikanlah sebagai Hari Agung untuk bersembahyang besar ke hadirat Thian, karena Maha Besar Kebajikan Thian. Dilihat tiada nampak, didengar tiada terdengar, namun tiap wujud tiada yang tanpa Dia… (Tiong Yong XV : 1-5).

(Lihat Hendrik Agus Winarso, Mengenal Hari Raya Konfusiani, [Semarang : Effhar & Dahara Prize, 2003], hal. 60-61).

Penulis buku tersebut lalu menyimpulkan Imlek adalah bagian ajaran Khonghucu, dengan menegaskan,”Dengan demikian, menyambut Tahun Baru bagi umat Khonghucu Indonesia mengandung arti ketakwaan dan keimanan.” (ibid.,hal. 61).

Maka tidaklah benar pendapat yang menyebutkan bahwa Imlek hanya sekedar tradisi orang Tionghoa, atau Imlek bukan perayaan agama. Yang benar, Imlek justru adalah bagian ajaran agama Khonghucu, bukan sekedar tradisi.

Lagi pula, harus kami tambahkan bahwa boleh tidaknya seorang muslim melakukan sesuatu, tidaklah dilihat apakah sesuatu itu berasal dari tradisi atau ataukah dari agama. Seakan-akan kalau berasal dari tradisi hukumnya boleh-boleh saja dilakukan, sementara kalau dari agama lain hukumnya tidak boleh.

Standar semacam itu sungguh batil dan tidak ada dalam Islam. Karena standar yang benar menurut Islam, adalah Al-Qur`an dan As-Sunnah. Allah SWT berfirman (artinya): “Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya.” (QS Al-A’raaf [7] : 3)

Kalimat “maa unzila ilaykum min rabbikum” dalam ayat di atas yang berarti “apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”, artinya adalah Al-Qur`an dan As-Sunnah. (Tafsir Al-Baidhawi, [Beirut : Dar Shaadir], Juz III/2).

Jadi suatu perbuatan itu boleh atau tidak boleh dilakukan, tolok ukurnya adalah Al-Qur`an dan As-Sunnah. Apa saja yang benar menurut Al-Qur`an dan As-Sunnah, berarti boleh dikerjakan. Sebaliknya apa saja yang batil menurut Al-Qur`an dan As-Sunnah, berarti tidak boleh dilakukan.

Maka kalau kita hendak menilai perbuatan muslim turut merayakan Imlek menurut Islam, tolok ukurnya harus benar. Yaitu harus kita lihat adalah apakah perbuatan itu boleh atau tidak menurut Al-Qur`an dan As-Sunnah, bukan melihat apakah Imlek itu dari tradisi atau dari agama.

Sungguh kalau seorang muslim menggunakan tolok ukur tadi, yaitu melihat sesuatu itu dari tradisi atau agama, ia akan tersesat. Sebab suatu tradisi tidak selalu benar, adakalanya ia bertentangan dengan Islam dan adakalanya sesuai dengan Islam. Contoh, free sex pada masyarakat Barat yang Kristen. Free sex jelas telah menjadi tradisi Barat, meski perbuatan kotor itu bukan bagian agama Kristen/Katholik, karena agama ini pun mengharamkan zina. Lalu, apakah karena free sex itu sekedar tradisi, dan bukan agama, lalu umat Islam boleh melakukannya? Jelas tetap tidak boleh, bukan?

Walhasil, mari kita gunakan barometer yang benar untuk menilai suatu perbuatan. Barometernya, bukan dilihat dari segi asalnya apakah suatu perbuatan itu dari tradisi atau agama, melainkan dilihat dari segi boleh tidaknya perbuatan itu menurut Al-Qur`an dan As-Sunnah. Inilah pandangan yang haq, tidak ada yang lain.


Haram Atas Muslim Turut Merayakan Imlek

Berdasarkan dalil-dalil Al-Qur`an dan As-Sunnah, haram hukumnya seorang muslim turut merayakan hari raya agama lain, termasuk Imlek, baik dengan mengikuti ritual agamanya maupun tidak, baik dianggap ajaran agama maupun dianggap tradisi, termasuk juga memberi ucapan selamat Gong Xi Fat Chai. Semuanya haram.

Imam Suyuthi berkata,”Juga termasuk perbuatan mungkar, yaitu turut serta merayakan hari raya orang Yahudi, hari raya orang-orang kafir, hari raya selain orang Arab [yang tidak Islami], ataupun hari raya orang-orang Arab yang tersesat. Orang muslim tidak boleh melakukan perbuatan itu, sebab hal itu akan membawa mereka ke jurang kemungkaran…” (Imam Suyuthi, Al-Amru bi Al-Ittiba’ wa An-Nahyu ’An Al-Ibtida` (terj.), hal. 91).

Khusus mengenai memberi ucapan selamat, Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata,”Adapun memberi ucapan selamat yang terkait syiar-syiar kekufuran yang menjadi ciri khas kaum kafir, hukumnya haram menurut kesepakatan ulama, misalnya memberi selamat atas hari raya atau puasa mereka...” (Ahkam Ahli Adz-Dzimmah, [Beirut : Darul Kutub Al-’Ilmiyah], 1995, Juz I/162).

Dalil Al-Qur`an yang mengharamkan perbuatan muslim merayakan hari raya agama kafir di antaranya firman Allah SWT (artinya) : “Dan (hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah) orang-orang yang tidak menghadiri kebohongan…” (QS Al-Furqan [25] : 72).

Kalimat “laa yasyhaduuna az-zuur” dalam ayat tersebut menurut Imam Ibnu Taimiyah maknanya yang tepat adalah tidak menghadiri kebohongan (az-zuur), bukan memberikan kesaksian palsu. Dalam bahasa Arab, memberi kesaksian palsu diungkapkan dengan kalimat yasyhaduuna bi az-zuur. Jadi ada tambahan huruf jar yang dibaca bi. Bukan diungkapkan dengan kalimat yasyhaduuna az-zuur (tanpa huruf jar bi). Maka ayat di atas yang berbunyi “laa yasyhaduuna az-zuur” artinya yang lebih tepat adalah ” tidak menghadiri kebohongan”, bukannya ” memberikan kesaksian palsu.” (M. Bin Ali Adh-Dhabi’i, Mukhtarat min Kitab Iqtidha` Shirathal Mustaqim Mukhalafati Ash-habil Jahim (terj.), hal. 59-60)

Sedang kata “az-zuur” (kebohongan) itu sendiri oleh sebagian tabi’in seperti Mujahid, adh-Dhahak, Rabi’ bin Anas, dan Ikrimah artinya adalah hari-hari besar kaum musyrik atau kaum jahiliyah sebelum Islam (Imam Suyuthi, Al-Amru bi Al-Ittiba’ wa An-Nahyu ’An Al-Ibtida` (terj.), hal. 91-95).

Jadi, ayat di atas adalah dalil haramnya seorang muslim untuk merayakan hari-hari raya agama lain, seperti hari Natal, Waisak, Paskah, Imlek, dan sebagainya.

Imam Suyuthi berdalil dengan dua ayat lain sebagai dasar pengharaman muslim turut merayakan hari raya agama lain (Lihat Imam Suyuthi, ibid., hal. 92). Salah satunya adalah ayat (artinya) : “Dan sesungguhnya jika kamu [Muhammad] mengikuti keinginan mereka setelah datangnya ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim.” (QS Al-Baqarah [2] : 145).

Menurut Imam Suyuthi, larangan pada ayat di atas tidak hanya khusus kepada Nabi SAW, tapi juga mencakup umat Islam secara umum. Larangan tersebut adalah larangan melakukan perbuatan sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang bodoh atau orang kafir [seperti turut merayakan hari raya mereka]. Sedangkan yang mereka lakukan bukanlah perbuatan yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya (Lihat Imam Suyuthi, ibid., hal. 92).

Adapun dalil As-Sunnah, antara lain Hadits Nabi SAW,“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.” (HR Abu Dawud).

Dalam hadits ini Islam telah mengharamkan muslim untuk menyerupakan dirinya dengan kaum kafir pada hal-hal yang menjadi ciri khas kekafiran mereka, seperti hari-hari raya mereka. Maka dari itu, haram hukumnya seorang muslim turut merayakan hari-hari raya agama lain (Lihat Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Penjelasan Tuntas Hukum Seputar Perayaan, [Solo : Pustaka Al-Ummat], 2006, hal. 76).

Berdasarkan dalil Al-Qur`an dan As-Sunnah di atas, haram hukumnya seorang muslim turut merayakan Imlek dalam segala bentuk dan manifestasinya. Haram bagi muslim ikut-ikutan mengucapkan Gong Xi Fat Chai kepada orang Tionghoa, sebagaimana haram bagi muslim menghiasi rumah atau kantornya dengan lampion khas Cina, atau hiasan naga dan berbagai asesoris lainnya yang serba berwarna merah. Haram pula baginya mengadakan berbagai macam pertunjukan untuk merayakan Imlek, seperti live band, karaoke mandarin, demo masak, dan sebagainya.

Semua bentuk perbuatan tersebut haram dilakukan oleh muslim, karena termasuk perbuatan terlibat merayakan hari raya agama kafir yang telah diharamkan Al-Qur`an dan As-Sunnah.

Himbauan Kepada Muslim Etnis Tionghoa

Terakhir, kami sampaikan seruan dan himbauan kepada saudara-saudaraku muallaf dari etnis Tionghoa, hendaklah Anda masuk ke dalam agama Islam secara keseluruhannya (kaffah). Janganlah Anda –semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Anda semua— mengikuti langkah-langkah setan, yakni masuk ke dalam agama Islam namun masih mempertahankan sebagian ajaran lama yang dulu Anda peluk dan Anda amalkan, seperti perayaan Imlek. Marilah kita masuk ke dalam agama Islam dengan seutuhnya dan seikhlas-ikhlasnya. Mari kita renungkan firman Allah SWT (artinya) : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah [2] : 208)

Wallahu a’lam bi al-shawab.
Sumber Jawaban dari Ust.M.Shiddiq Al-Jawi

Tahun Baru Imlek Di Indonesia

Di Indonesia, selama tahun 1968-1999, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek.
Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya). Baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri mulai tahun 2003.

SEJARAH :
Sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan permulaan sesuatu tahun masih belum jelas. Ada kemungkinan bahwa awal tahun bermula pada bulan 1 semasa Dinasti Xia, bulan 12 semasa Dinasti Shang, dan bulan 11 semasa Dinasti Zhou di China. Bulan kabisat yang dipakai untuk memastikan kalendar Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, selalu ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti Shang (menurut catatan tulang ramalan) dan Zhou (menurut Sima Qian). Kaisar pertama China Qin Shi Huang menukar dan menetapkan bahwa tahun tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 SM. Pada 104 SM, Kaisar Wu yang memerintah sewaktu Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang.
Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (bahasa Tionghoa: 正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh 十五冥 元宵节 di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian tahun".
Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api. Meskipun penanggalan Imlek secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Tiongkok seringkali dinomori dari pemerintahan Huangdi. Setidaknya sekarang ada tiga tahun berangka 1 yang digunakan oleh berbagai ahli, sehingga pada tahun 2009 masehi "Tahun Tionghoa" dapat japada tahun 4707, 4706, atau 4646.
Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873). Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan, Tahun Baru Imlek juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut.

MITOS :
Menurut legenda, dahulu kala, Nián (年) adalah seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan (atau dalam ragam hikayat lain, dari bawah laut), yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak dan bahkan penduduk desa. Untuk melindungi diri merka, para penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun. DIpercaya bahwa melakukan hal itu Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil Panen. Pada suatu waktu, penduduk melihat bahwa Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah. Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kerta merah di jendela dan pintu. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian. Adat-adat pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun Baru. Guò nián (Hanzi tradisional: 過年; bahasa Tionghoa: 过年), yang berarti "menyambut tahun baru", secara harafiah berarti "mengusir Nian".[1][2]
Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Nian pada akhirnya ditangkap oleh 鸿钧老祖 atau 鸿钧天尊Hongjun Laozu, seorang Pendeta Tao dan Nian kemudian menjadi kendaraan Honjun Laozu.

TANGGAL PERAYAAN  :
Kalender lunisolar Tionghoa menentukan tanggal Tahun Baru Imlek. Kalender tersebut juga digunakan di negara-negara yang telah mengangkat atau telah dipengaruhi oleh budaya Han (terutama di Korea, Jepang, dan Vietnam) dan mungkin memiliki asal yang serupa dengan perayaan Tahun Baru di luar Asia Timur (seperti Iran, dan pada zaman dahulu kala, daratan Bulgar).
Dalam kalender Gregorian, Tahun Baru Imlek jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya, antara tanggal 21 Januari sampai 20 Februari. Dalam kalender Tionghoa, titik balik mentari musim dingin harus terjadi di bulan 11, yang berarti Tahun Baru Imlek biasanya jatuh pada bulan baru kedua setelah titik balik mentari musim dingin (dan kadang yang ketiga jika pada tahun itu ada bulan kabisat). Di budaya tradisional di Cina, lichun adalah waktu solar yang menandai dimulainya musim semi, yang terjadi sekitar 4 Februari.
Tanggal untuk Tahun Baru Imlek dari 1996 sampai 2019 (dalam penanggalan Gregorian) dapat dilihat di tabel di atas, bersamaan dengan shio hewan untuk tahun itu dan cabang duniawinya. Bersamaan dengan daur 12-tahun masing-masing dengan shio hewan ada daur 10-tahun batang surgawi. Setiap surgawi dikaitkan dengan salah satu dari lima elemen perbintangan Cina, yaitu: Kayu, Api, Bumi, Logam, dan Air. Unsur-unsur tersebut diputar setiap dua tahun sekali sementara perkaitan yin dan yang silih berganti setiap tahun. Unsur-unsur tersbut dengan itu dibedakan menjadi: Kayu Yang, Kayu Yin, Api Yang, Api Yin, dan seterusnya. Hal ini menghasilkan sebuah daur gabungan yang berulang setiap 60 tahun. Sebagai contoh, tahun dari Tikus Api Yang terjadi pada 1936 dan pada tahun 1996.

hewanCabang bumiTanggal
Tikus zǐ19 Februari 19967 Februari 2008
Sapi chǒu7 Februari 199726 Januari 2009
Macan yín28 Januari 199814 Februari 2010
Kelinci mǎo16 Februari 19993 Februari 2011
Naga chén5 Februari 200023 Januari 2012
Ular sì24 Januari 200110 Februari 2013
Kuda wǔ12 Februari 200231 Januari 2014
Kambing wèi1 Februari 200319 Februari 2015
Monyet shēn22 Januari 20048 Februari 2016
Ayam yǒu9 Februari 200528 Januari 2017
Anjing xū29 Januari 200616 Februari 2018
Babi hài18 Februari 20075 Februari 2019

Banyak orang mengacaukan tahun kelahiran Tionghoa dengan tahun kelahiran Gregorian mereka. Karena Tahun Baru Imlek dapat dimulai pada akhir Januari sampai pertengahan Februari, tahun Tionghoa dari 1 Januari sampai hari imlek pada tahun baru Gregorian tetap tidak berubah dari tahun sebelumnya. Sebagai contoh, tahun ular 1989 mulai pada 6 Februari 1989. Tahun 1990 dianggap oleh beberapa orang sebagai tahun kuda. Namun, tahun ular 1989 secara resmi berakhir pada 26 Januari 1990. Ini berarti bahwa barang siapa yang lahir dari 1 Januari ke 25 Januari 1990 sebenarnya lahir pada tahun ular alih-alih tahun kuda.
sumber : wikipedia indonesia

Rabu, 11 Januari 2012

Mencari Jati Diri ( Istiqomah )


Istiqomah merupakan sikap jati diri yang teguh dan tidak luntur oleh apa jua pengaruh dan cabaran.  Sikap ini membolehkan seseorang itu terus berusaha untuk mencapai matlamat daripada usaha dan pengorbanannya.  Akhirnya sikap inilah yang menjadi faktor utama Kesuksesan.Dengan kata lain istiqomah menjadi faktor pencapaian matlamat dalam apa jua bidang sama ada bidang agama, siasah, ekonomi, pendidikan, penyelidikan, perusahaan dan perniagaan.  Peribahasa melayu ada menyebutkan, “berpantang maut sebelum ajal.”

Kejayaan melaksanakan tuntutan iman dan matlamat amal Soleh dapat dicanai dengan sikap istiqomah seperti yang dinyatakan di dalam Al-Quran.

(Surah Fusilat-Ayat 30-32)
Ertinya: ”Sesungguhnya orang-orang yang menegaskan keyakinan dengan berkata :  “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap teguh di atas jalan yang betul, akan turunlah Malaikat kepada mereka dari semasa ke semasa (dengan memberi ilham):  “Janganlah kamu bimbang (dari berlakunya kejadian yang tidak baik terhadap kamu) dan janganlah kamu berdukacita, dan terimalah berita gembira bahawa kamu akan beroleh Syurga yang telah di janjikan kepada kamu.”

“Kamilah penolong-penolong kamu dalam kehidupan dunia dan pada hari akhirat; dan kamu akan beroleh pada hari akhirat apa yang kamu  ingini oleh nafsu kamu, serta kamu akan beroleh pada hari ituapa yang kamu cita-citakan mendapatnya.”  “(pemberian-pemberian yang serba mewah itu) sebagai sambutan penghormatan dari Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani !”
Perjuangan dalam hidup manusia amat luas daerahnya.  Ada perjuangan yang kecil dan ada perjuangan yang besar.  Contoh perjuangan yang kecil ialah apa jua usaha yang dilakukan untuk mencapai kejayaan dalam kehidupan di dunia.  Sedangkan perjuangan yang besar ialah segala usaha untuk mencapai kejayaan dalam kehidupan di dunia.  Sedangkan perjuangan yang besar ialah segala usaha untuk mencapai kejayaan di dunia dan di akhirat.  Asas bagi menentukan kecil atau besar tahap perjuangan itu ialah:

1.Matlamat perjuangan.
2.Halangan atau cabaran terhadap perjuangan.
3.Risiko atau pengorbanan yang diperlukan.

Namun begitu ada orang yang keliru.  Mereka meletakkan perjuangan untuk mencapai kejayaan di dunia sebagai perjuangan yang utama dan mengabaikan perjuangan untuk mencapai kejayaan di akhirat.  Sebenarnya orang yang berusaha untuk mencapai kejayaan di dunia sahaja adalah orang yang akan mendapat kerugian di dunia dan di akhirat, sedangkan orang yang berusaha untuk mencapai kejayaan di akhirat sebenarnya akan mendapat kejayaan di dunia dan di akhirat.

Firman Allah Taala:
(Surah Al-Hadid” Ayat 20-21)
Ertinya: “Ketahuilah bahawa apa (yang dikatakan) kehidupan di dunia itu tidak lain hanyalah (bawaan hidup yang berupa semata-mata permainan dan hiburan (yang melalaikan) serta perhiasan (yang mengurang), juga (bawaan hidup yang bertujuan) bermegah-megah diantara kamu ( dengan kelebihan, kekuatan, dan bangsa keturunan ) serta berlumba-lumba membanyakkan harta benda dan anak pinak;  (semuanya itu terhad waktunya) samalah seperti hujan yang (menumbuhkan) tanaman yang menghijau subur) menjadikan penanaman suka dan tertarik hati kepada kesuburannya, kemudian tanaman itu bergerak segar (ke suatu masa yang tertentu), selepas itu engkau melihatnya berupa kuning; akhirnya ia menjadi hancur bersepai; dan (hendaklah diketahui lagi, bahawa) di akhirat ada azab yang berat (disediakan bagi golongan yang hanya mengutamakan kehidupan di dunia itu), dan (ada pula) keampunan besar serta keredhaan dari Allah (disediakan bagi orang-orang yang mengutamakan akhirat).  Dan (ingatlah, bahawa) kehidupan di dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan bagi orang-orang yang terpedaya.”

“Berlumba-lumba kamu (mengerjakan ama-amal yang baik) untuk mendapat keampunan dari Tuhan kamu, dan mendapat Syurga yang bidangnya seluas segala langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya; yang demikian ialah limpah kurnia Allah, diberikannya kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah sememangnya mempunyai limpah kurnia yang besar.”

Malangnya ada pula orang yang tidak mempunyai perjuangan langsung dalam hidupnya, mereka hanyut bagaikan kiambang di sungai.  Mereka diracuni oleh fahaman jabariah iaitu berserah pada takdir tanpa usaha, atau mereka mengikut arus dan perubahan zaman tanpa prinsip dan pendirian, iman mereka rapuh, amal ibadah mereka tidak menetap dan akhlak mereka dicorakkan oleh berbagai-bagai budaya.
Sikap Istiqomah dapat di bentuk dengan menanamkan unsur-unsur yang berikut ke dalam diri:

1.Matlamat yang unggul  iaitu berjaya dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.
2.Semangat dan daya juang yang tinggi serta tidak mudah mengalah atau berputus asa.
3.Prinsip yang benar berasaskan Al-Quran dan hadis Rasullallahi Sallallahu Alaihi Wassalam.
4.Ilmu dan maklumat yang cukup.
5.Strategi yang kemas dalam perjuangan.
6.Usaha yang berterusan.
7.Yakin kepada takdir dan janji Allah Taala.
8.Berdoa dan bertawakal.
9.Bersyukur dan redha.

Sikap ini dapat diteladani daripada Rasullallah Sallallahu Alaihi Wassalam, para sahabat, para mujahid, syuhada” dan salihin seperti yang tertera di dalam gambaran sejarah.

=======================

=======================

Share and Sharing :: Mempunyai Artikel Menarik,kisah,cerita lucu,Atau Info Tentang Sekitar Dukuhjati,Kirimkan di kolom bawah ini
Name:
Email :
Alamat
Artikel
Berita/Info

This contact form was created by Freedback.