Selasa, 13 September 2011

Kemana Arah Tujuan Kita


Di dalam rutinitas kehidupan kita sehari-hari sejak dini hari, pagi, siang, petang sampai malam hari, apakah yang kita rasakan, apakah yang kita pikirkan dan apakah yang kita kerjakan? pernahkah kita renungkan ? kiranya perlu sejenak luangkan waktu untuk merenungkannya. Sebagian besar waktu kita gunakan untuk mencari sesuatu dalam rangka mencukupi kebutuhan.
Misalnya kebutuhan pangan, pakaian, tempat tinggal, kenyamanan, nama, pengakuan masyarakat sampai aktivitas yang bersifat rekreasi dan hiburan. Yang jelas semuanya itu sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan diri. Apakah diri sendiri, keluarga sendiri ataupun kelompok, lembaga dan golongan sendiri. Bahkan adakalanya dalam pencaharian itu menempuh cara-cara yang melampaui batas (dholim). Apakah terhadap diri dengan memeras pikiran dan tenaga, ataupun terhadap keluarga, sesama teman, masyarakat dan semesta alam ini. Bila itu semua yang kita lakukan berarti diri terbelenggu terhadap keinginan diri/nafsu akan dunia beserta isinya.
Apa yang sebenarnya kita cari dalam kehidupan dunia ini ? Apakah sudah menjamin kehidupan selamat ataukah semuanya belum kita dapat ? Jika demikian, berarti perjalanan hidup ini belum pasti arah tujuannya. Itulah keadaan manusia dan alam jagat raya saat ini, berada dalam suasana terang tetapi gelap.
Terang karena gemerlapnya berbagai sajian dunia, yang membuat diri semakin terpukau dan terlena. Padahal yang nampaknya terang itu hanyalah terang semu. Hal ini disebabkan aktivitas hidup berpijak dan berpangkal dari keinginan nafsu yang tak berujung. Sedangkan gelap adalah tak jelasnya arah tujuan pandangan hidup.
Akan dibawa kemana kehidupan manusia dan alam semesta ini? Sajian dunia yang berpangkal dari nafsu/keinginan manusia melahirkan sajian yang merusak moral dan mental manusia dan tekhnologi canggih yang seringkali berdampak negatif kepada lingkungan alam semesta. Bila kita renungkan lebih lanjut, sudah benarkah sikap, jalan pikiran, rasa, dan pekerjaan/perbuatan kita?
Seharusnyalah kita bertanya pada hati nurani kita masing-masing. Memang sepintas pekerjaan ini adalah pekerjaan sia-sia yang tidak menghasilkan apa-apa. Bila pendapat ini kita turuti sehingga tak mau merenung sedikitpun, akan membawa kita terperosok ke jurang kesombongan dan kebodohan berakibat kesia-siaan dalam pencapaian hidup yang bersifat sementara di dunia dan kehidupan kekal di akherat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

=======================

=======================

Share and Sharing :: Mempunyai Artikel Menarik,kisah,cerita lucu,Atau Info Tentang Sekitar Dukuhjati,Kirimkan di kolom bawah ini
Name:
Email :
Alamat
Artikel
Berita/Info

This contact form was created by Freedback.