Sabtu, 29 September 2012

KEBEBASAN BEREKSPRESI ALA AROGANSI BARAT DAN YAHUDI ( INNOCENCE OF MOSLEM )


Pekan lalu dunia dikejutkan dengan kemunculan sebuah film amatir bernada penghinaan terhadap Islam. Film tersebut berjudul “Innocence of Moslem”, digarap oleh seorang sutradara AS keturunan Israel, Sam Bacile atas pesanan seorang pastor ekstrem yang bernama Terry Jones.
Dalam film tersebut, Nabi Muhammad digambarkan dengan gambaran yang mengerikan. Haus seks, pedofilia dan kejam lantaran suka membunuh. Disamping itu gambaran Nabi Muhammad yang bodoh serta bisa diatur-atur dengan mudah oleh para istrinya juga dimunculkan.
Nama sang sutradara sendiri merupakan nama samaran. Belakangan seorang pria bernama Nakoula Bassiley dikabarkan sebagai sosok sesungguhnya sebagai sutradara yang bertanggung jawab atas beredarnya film tersebut, meskipun hingga saat ini belum ada tindakan apapun dari otoritas Amerika dalam menangani kemunculan film yang dimaksud.
Pemesannya, yaitu pastor Terry Jones, juga bukan orang baru dalam melecehkan agama Islam. Beberapa waktu lalu, pastor ekstrem ini bahkan secara terang-terangan mengkampanyekan pembakaran terhadap Al-Quran, kitab sucinya umat Islam. Taka ada nada menyesal ataupun permintaan maaf yang keluar dari mulutnya. Bahkan ia kembali berulah dengan membuat sebuah rekaman video yang juga diunggah di Youtube.
Dalam rekaman video yang diberi judul “International Judge Day”, Terry Jones berorasi seorang diri. Ia menggantungkan sebuah sosok berjubah, berkepala anjing dengan kedua tangan sosok tersebut memegang dua bilah pedang. Ia berkata bahwa sudah saatnya menghukum sosok tersebut. Dalam anggapannya sosok itu tak lain dan tak bukan adalah Nabi Muhammad.
Reaksi Dunia Islam
Setelah “Innocence of Moslem” disebarkan, seluruh dunia khususnya kaum muslimin begitu marah dan geram dengan kemunculan film tersebut.
- Mesir menjadi negeri pertama yang bergejolak. Ribuan warga mendatangi Kedubes Amerika untuk menyuarakan protes mereka. Libya menyusul dengan aksi berikutnya, bahkan Duta Besar Amerika untuk Libya dan tiga orang stafnya meninggal dalam aksi tersebut.
- Palestina, Turki dan Yaman pun bergejolak. Bahkan di Yaman sendiri dilaporkan beberapa demonstran tewas akibat bentrok dengan aparat.
- Afganistan dan Pakistan, dua negara tetangga ini juga meluapkan kemarahannya dengan turun ke jalan.
- Di Indonesia sendiri, Kedubes Amerika disambangi oleh para pendemo yang menuntut agar sutradara film tersebut segera dihukum mati.

Selain unjuk rasa yang dilakukan di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, para pemimpin negara juga tidak ketinggalan mengutuk dan mengecam munculnya film murahan tersebut. Presiden Mesir, Muhammad Mursi dan Presiden Afganistan, Hamid Karzai mengeluarkan suaranya dalam menentang beredarnya film ini. Akses ke situs Youtube – tempat bercokolnya film ini – ditutup untuk sementara waktu. Tak ketinggalan Presiden SBY, melalui Menteri Luar Negeri berencana membawa persoalan film ini ke forum PBB.
OKI, melalui Sekjen Ekmeleddin Ihsanoglu menyebut bahwa munculnya film ini merupakan pengganggu keharmonisan dunia. Provokasi yang terjadi bisa menyulut ketegangan antar negara-negara yang ada di dunia.
Mufti Arab Saudi yang juga Ketua Ulama Saudi, Syeikh Abdul Aziz Alu Syeikh mengatakan bahwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad sejatinya tidak akan mengurangi kemuliaan Nabi Muhammad, karena Allah telah berfirman dalam surat Al-Kautsar yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu (wahai Muhammad) dialah orang yang terputus (dari rahmat Alloh)”.
Syeikh Abdul Aziz juga memberikan wasiat kepada kaum muslimin agar tidak terpancing dan melakukan hal-hal yang bisa menghilangkan nyawa orang lain, karena dengan perbuatan tersebut justru musuh-musuh Islam akan tercapai maksud dan tujuan mereka dalam memproduksi film ini. Tak lupa Syeikh juga mengajak kepada semua otoritas negara dan organisasi internasional untuk mempidanakan tindakan penghinaan terhadap para nabi.
Kebebasan berekspresi
Sementara itu pihak-pihak tertentu menganggap bahwa munculnya film tersebut adalah wujud dari kebebasan berekspresi yang tidak boleh diciderai. Dengan berdalih pada hukum “kebebasan berekspresi” mereka dengan bebasnya membuat penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad. Di Belanda, sekitar tahun 2008 sebuah film yang berjudul “Fitna” menggemparkan dunia Islam. Setahun berikutnya sebuah majalah di Denmark memuat karikatur berisikan pelecehan terhadap Nabi Muhammad. Terakhir innocence of muslim muncul di hadapan kaum muslimin.
Arogansi ala Barat dan Yahudi memang semakin tak terbendung. Sejatinya kebebasan berekspresi bukan berarti bebas untuk menghina dan memaki. Bukan pula “bablas” untuk mencaci dan menyakiti hati. Hukuman Allah bagi para penghina agama-Nya pasti segera menanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

=======================

=======================

Share and Sharing :: Mempunyai Artikel Menarik,kisah,cerita lucu,Atau Info Tentang Sekitar Dukuhjati,Kirimkan di kolom bawah ini
Name:
Email :
Alamat
Artikel
Berita/Info

This contact form was created by Freedback.