Selasa, 13 September 2011

Sujud ke_Esa'an_Nya الله اكبر 3× ولله الحمد


Saat fajar meniyingsing naik di ufuk Timur, benang-benang putih di kaki langit seakan menyambut iring-iringan gema takbir, tahlil dan tahmid yang sedang berkumandang. Tertangkaplah suatu isyarat halus yang dipancarkan oleh cahaya fajar dari ufuk Timur seakan menghimbau kehidupan bersemesta untuk bangkit serempak mengusir kegelapan panjang yang lama membelenggu kehidupan bersemesta. Laksana seseorang yang tersentak dari lamunan panjang. Demikianlah kehidupan bersemesta tergugah bangkit oleh adanya belaian lembut cahaya fajar dan sapaan merdu dari alunan gema takbir, tahlil dan tahmid. Sujud tersungkur jiwa semesta menyambut uluran kasih Ilaahi yang telah melepaskan ruh-ruh semesta dari belenggu kegelapan yang panjang. Ke-Agungan-Nya, ke-Esaan-Nya nyata terpapar dalam perbuatan-Nya yang disifati rasa kasih. Semakin dalam terserap dan terasa sifat rasa kasih yang telah diulurkan-Nya, tercetuslah dari dalam jiwa yang paling dalam ungkapan rasa syukur di balik sikap yang tersungkur sujud.
Namun tidak lanjut dari rasa syukur tidak hanya terbatas pada sikap diri yang tersungkur sujud, tetapi berkelanjutan pada sikap perbuatan yang didorong oleh kebulatan tekad untuk mewujudkan kebangkitan hidup terpadu. Nyatalah dalam kehidupan bersemesta, syukur yang diwujud-nyatakan adalah bersikap terus menerus hidup tumbuh-berkembang memberikan hasil yang bermanfaat-guna, meskipun berada dalam penekanan dan pemaksaan yang tidak henti-hentinya oleh tangan-tangan serakah yang hanya mencari keuntungan pribadi. Bagaimana rasa syukur tidak akan mendorong diri untuk mewujudkan pada sikap, sementara diri dari saat ke saat terus menerus didorong dan didesak-Nya agar jatuh ke dalam lautan ke-Maha-Besaran-Nya dan ke-Maha-Muliaan-Nya.
Sirna diri yang hina dalam lautan ke-Maha-Besaran-Nya dan ke-Maha-Muliaan-Nya. Sepintas kilas mata memandang akan tampak sebagai orang mendapat kedudukan termulia di sisi-Nya. Padahal kemuliaan yang terpandang itu adalah laksana orang yang mengenakan pakaian pada badannya. Di balik pakaian terdapat unsur-unsur yang sangat memalukan.
اِنَّ فِى خَلْقِ السَّموَاتِ وَاْلاَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآياَتِ لأُوْلِى اْلأَلْباَبِ
“Sesungguhnya dalam pernciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal cerdik,” (QS. Ali ‘Imran (3) : 190)
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُوْدًا وَعَلىَ جُنُوْبِهِمْ وَبَتَفَكَّرُوْنَ فِى خَلْقِ السَّموَاتِ وَاْلأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هذَا بطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan (bertafakkur) tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali ‘Imran (3) : 191)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

=======================

=======================

Share and Sharing :: Mempunyai Artikel Menarik,kisah,cerita lucu,Atau Info Tentang Sekitar Dukuhjati,Kirimkan di kolom bawah ini
Name:
Email :
Alamat
Artikel
Berita/Info

This contact form was created by Freedback.