Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
"Allahumma bariklanaa fii rajab wa sya'ban, wa balighnaa ramadhaan... ." "Yaa Allah berkahilah kami di bulan Rejab dan bulan Syaaban dan sampaikanlah usia kami menjumpai Ramadhan... "
Persiapan menyambut bulan suci Ramadhan tidaklah boleh diambil mudah ( ringan ), terlebih ketika telah memasuki bulan Syaaban, baik dari segi persiapan fisikal, persiapan pengetahuan tentang Ramadhan / Shiyam, persiapan mental /aqidah dan juga persiapan spiritual. Dari seluruh aspek tersebut, mari kita persiapkan penyambutan Ramadhan secara optimal.
MARHABAN YA RAMADHAN
Ramadhan, Bulan yang dirindukan telah tiba, ahlan wa sahlan, marhaban bika ya Ramadhan. Ramadhan adalah bulan nan penuh barakah, indah penuh maghfirah, yang di dalamnya Allah turunkan kitab mulia, petunjuk dan cahaya, di dalamnya Allah memberikan kemenangan besar bagi hambaNya pada saat perang Badr. Untuk itu amal sholeh yang dilakukan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bagaikan derasnya hembusan angin dan air yang mengalir. Para sahabat dan salafussaleh senantiasa berlumba-lumba meraih keredhaan Allah dengan meraih kebaikan dan amal ibadah pada bulan tersebut. Akan tetapi yang sangat memilukan hati adalah keadaan umat Islam pada masa kini yang mulai lemah untuk berlumba-lumba dalam kebaikan.
Keutamaan Bulan Ramadhan : Rasulullah bersabda : " Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah mewajibkan kepadamu untuk berpuasa, pada bulan ini pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para syaitan diikat, juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikan maka dia tidak memperoleh apa-apa " Ahmad dan An-Nasa'i.
Diwajibkan Puasa Ramadhan : Allah berfirman, ertinya : " Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa " QS Al-Baqarah : Ayat 183.
Definisi Puasa : Shaum ( puasa ) adalah menahan diri dari makan dan minum dan perkara-perkara yang membatalkan puasa disertai dengan niat dan dilaksanakan pada waktu khusus dan dari orang-orang yang khusus pula.
Rukun Puasa : 1. Niat sebelum terbit fajar. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda : " Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum ( terbit fajar ), maka tidaklah sah puasanya ". Ahmad dan Abu Dawud
2. Menghindari perkara-perkara yang dapat membatalkan puasa, seperti : makan, minum, bersetubuh, dan lain-lain.
3. Memenuhi syarat puasa : a. Muslim b. Berusia baligh ( dewasa ) c. Berakal d. Mampu untuk berpuasa e. Tidak terhalang oleh sesuatu, seperti: haid, nifas, sakit dan lain-lain.
Perkara Yang Membatalkan Puasa : 1. Makan dan minum dengan sengaja, jika dilakukan kerana lupa maka puasanya tidak batal 2. Bersenggama 3. Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam perkara ini adalah suntikan vitamin yang mengenyangkan. 4. Mengeluarkan mani baik kerana onani, bersentuhan, ciuman, atau sebab lainnya dengan sengaja 5. Muntah dengan sengaja
Peringatan Bagi Orang Yang Meninggalkan Puasa Tanpa Alasan : Dibawakan oleh Abu Umamah Al Bahili, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda : " Ketika aku sedang tidur tiba-tiba ada dua orang yang datang dan memegang pangkal lenganku dan membawaku ke sebuah gunung yang tinggi seraya berkata; " naiklah! " aku berkata; " aku tidak boleh ", keduanya berkata lagi; " kami akan memberi kemudahan kepadamu ", lalu akupun naik sampai ke pertengahan, tiba-tiba terdengar suara kuat. Aku bertanya; " Suara apa itu? " Mereka menjawab; " Itu suara teriakan penghuni Neraka " Kemudian mereka membawaku mendaki lagi, tiba-tiba aku melihat sekelompok orang yang digantung dengan urat belakang mereka, dari pinggiran mulutnya mengeluarkan darah. Aku bertanya; " Siapakah mereka?" Dijawab; " Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa ( pada ) bulan Ramadhan sebelum tiba waktunya " . HR. Al-Bukhari dan Muslim
Shalat Tarawih : " Mereka sentiasa mengambil sedikit sahaja : Masa dari waktu malam, untuk mereka tidur. Dan pada waktu akhir malam ( sebelum fajar ) pula, mereka selalu beristighfar kepada Allah ( memohon ampun ). " QS Az-Zaariyaat : Ayat 17 - 18
Sanjungan dan pujian dari Allah bagi yang senantiasa mendirikan sholat di malam hari.
Hukum Dan Bilangan Sholat Tarawih : Sholat tarawih hukumnya sunnah, lebih utama berjamaah, demikian pendapat masyhur yang dilaksanakan oleh para sahabat. Ada pendapat yang mengatakan bahawa sholat ini tidak ada batasan bilangannya, iaitu boleh dikerjakan dengan 20 ( dua puluh ) raka'at, 11 ( sebelas ), atau 13 ( tiga belas ) raka'at. Akan tetapi lebih baik apabila sholat tarawih dilakukan dengan 11 (sebelas) raka'at, dikeranakan beberapa perkara : 1. Para sahabat Nabi sholat dengan 11 raka'at, padahal mereka adalah generasi terbaik yang lebih mengetahui tentang Al Quran dan As Sunnah. Dari Imam Malik dari Muhammad bin Yusuf dari Sa'id bin Yazid, ia berkata : " Umar bin Khatthab memerintahkan Ubay bin Ka'ab dan Tamim Ad-Dariy supaya keduanya sholat mengimami manusia dengan 11 raka'at " HR Malik dalam Muwaththa : 1/115
2. Adanya hadith shahih 'Aisyah berkata : " Tidaklah Rasulullah sholat ( sunnah ) pada bulan Ramadhan dan tidak pula ( sunnah ) lainnya lebih dari sebelas raka'at " HR Bukhari dan Muslim
Jabir bin Abdullah berkata : " Sesungguhnya Nabi menghidupkan malam Ramadhan ( lalu ) sholat dengan delapan raka'at lalu witir HR Ibnu Hibban
3. Dalam sholat diharuskan untuk khusyu', tuma'ninah, dihayati, serta membacanya dengan tartil. Akan tetapi fenomena yang ada pada sebahagian kaum muslimin adalah tanpa tuma'-ninah, tergesa-gesa, tidak tartil dalam melaksanakan sholat tarawih, semua ini tidak tercapai dikeranakan jumlah yang terlalu banyak ( 23 raka'at ).
4. Darjat hadith sholat tarawih 23 raka'at, adalah dha'if ( lemah ) sehingga tidak dapat dijadikan dasar hukum dalam beramal.
Mereka berdasar pada hadith : " Dari Ibnu Abbas sesungguhnya Nabi sholat di bulan Ramadhan dua puluh raka'at ( tidak termasuk witir ) " HR Ibnu Abi Syai-bah, Thabrani, Baihaqi, dan lain-lain
Dalam riwayat lain ada tambahan: " Dan ( Nabi ) witir ( setelah sholat dua puluh raka'at ) "
Riwayat ini semuanya dari jalan Abu Syaibah yang namanya Ibrahim bin Utsman dari Al-Hakam dari Miqsam dari Ibnu Abbas.
1. Imam Baihaqi berkata : " Abu Syai-bah menyendiri dengannya dan dia itu lemah "
2. Imam Al Haitsami berkata : " Sesungguhnnya Abu Syaibah ini lemah " Kitab Majmauz Zawaid 3/172
3. Al Hafidz Ibnu Hajar berkata : " Isnadnya dhaif " Kitab Al Fath - Syarah Bukhari
4. Al Hafidz Zaila'i telah melemahkan isnadnya. Kitab Nashbur Rayah 2/153
5. Imam Shan'ani berkata : " Tidak ada yang sah dari Nabi sholat di bulan Ramadhan dengan dua puluh raka'at " Kitab Subulus Salam
6. Syaikh Al Albany mengatakan : Maudhu' ( hadith palsu ) Kitab Silsilah Hadith Dhaif wal Maudhu' & Irwaul Ghalil
Keterangan Ulama Ahlu Hadith Tentang Hadits 23 Raka�at : 1. Imam Ahmad, Abu Dawud, Muslim, Yahya dan Ad Daruquthni berkata: " ( Darjatnya ) lemah "
2. Imam At Tirmidzi : Hadith Mungkar
3. Imam Bukhari : Ulama ahli hadith diam tentangnya
4. Imam Nasa'i : Matrukul hadith (hadithnya ditinggalkan )
5. Imam Abu Hatim : Hadith lemah, ulama diam tentangnya dan ahli hadith meninggalkan hadithnya.
Kesimpulan : 1. Riwayat yang menerangkan bahawa di zaman Umar bin Khatthab, bahawa para sahabat sholat tarawih 23 raka'at tidak ada satupun yang shahih. Bahkan dari riwayat yang shahih kita ketahui bahawa Umar bin Khatthab mengerjakan sholat tarawih dengan 11 raka'at sesuai dengan contoh Rasulullah.
2. Adapun hadith yang diriwayatkan dari Yazid bin Ruman : " Adalah manusia pada zaman Umar bin Khatthab mereka sholat ( Tarawih ) di bulan Ramadhan 23 raka'at " HR Malik
Keterangan : Hadith ini tidak sah sebab terputus sanadnya, kerana Yazid bin Ruman yang meriwayatkan hadith ini tidak bertemu ( tidak sezaman ) dengan Umar bin Khatthab, sanadnya terputus, dalam ilmu musthalah hadith termasuk hadith dha'if ( lemah ).
Hadith di atas bertentangan dengan riwayat yang shahih. Setelah kita mengetahui keshahihan dasar hukum dari hadith-hadith yang shahih, maka tidak ada jalan lain bagi kita untuk mengikuti yang haq dari Al Quran dan As sunnah.
Fatwa Puasa : Fatwa ini dikeluarkan oleh Lembaga Fatwa Saudi Arabia yang beranggotakan ulama-ulama besar Saudi Arabia.
1. Menggunakan Ubat Gigi Tidak mengapa menggunakan ubat gigi pada siang hari di bulan Ramadhan sambil menjaga diri agar tidak tertelan, seperti halnya disyariatkannya bagi orang yang berpuasa menggosok gigi pada waktu pagi dan petang kerana keumuman hadith Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam : " Menggosok gigi itu dapat membersihkan mulut dan menjadikan keredhaan Allah " HR An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah
2. Mendengar azan fajar ( subuh ) tetapi tetap melanjutkan makan dan minum.
Diwajibkan bagi orang mukmin untuk menghentikan makan dan minum atau sesuatu yang membatalkan puasanya ketika jelas tampak terbit fajar, apabila sedang melakukan puasa wajib seperti puasa Ramadhan dan puasa nazar.
Allah berfirman, ertinya : " Makan dan minumlah kalian sehingga terang bagimu benang putih dari benang hitam iaitu fajar, kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam hari ". QS Al-Baqarah : Ayat 187
Iaitu jika mendengar adzan dan dia adzan Shubuh.
3. Seseorang yang sakit yang tidak boleh diharapkan kesembuhannya, maka hendaklah dia berbuka dan memberikan makanan kepada orang mukmin yang miskin ( fidyah ) setiap hari untuk berbuka.
4. Sholat merupakan salah satu rukun dari rukun Islam dan merupakan penguat dari rukun Islam yang lainnya setelah Syahadat yang hukumnya fardhu 'ain, meninggalkan kerana menentang keberadaannya atau membenci dan malas bererti kufur. Adapun orang yang melaksanakan puasa dan sholat pada waktu bulan Ramadhan saja maka dia telah menipu Allah, mereka itulah seburuk-buruknya manusia kerana mereka tidak mengenal Allah kecuali pada bulan Ramadhan sahaja, maka puasanya tidak sah apabila dia meninggalkan sholat pada bulan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar