Kamis, 18 Oktober 2012

Hukum Merayakan Ulang Tahun


Sudah menjadi pemahaman bersama bahwa segala macam tindakan yang kita lakukan sangat tergantung pada niatnya, innamal a’malu bin niyyat. Niat itu sendiri yang akan menentukan nilai kepada tindakan tersebut. akankah tindakan itu akan bernilai ibadah ataukah hanya sekedar tradisi semata yang tidak ada unsure ubudiyah sama sekali di dalamnya. Begitu pula dengan merayakan hari kelahiran maupun kegiatan lainnya. Kaum Ahlussunnah Wal Jamaah memandang tradisi semacam ini dengan sikap proporsional, yaitu dengan pendirian bahwa selama di dalam acara tersebut ada unsur-unsur kebaikan, seperti; menyampaikan tahni’ah/ucapan selamat kepada sesama muslim, mempererat kerukunan antara keluarga dan tetangga, menjadi sarana sedekah dan bersyukur kepada Allah, serta mendo’akan si anak semoga menjadi anak yang shalih dan shalihah. Maka itu semua layak untuk dilaksanakan karena dianggap tidak bertentangan dengan syari’at Islam.


Maka jika ditanyakan, apakah ada dalil syara’ mengenai peringatan ulang tahun kelahiran? Jawabnya ada, yaitu dalil qiyas, yakni mengqiyaskan masalah ini dengan perilaku sahabat nabi. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa sewaktu sahabat Ka’ab bin Malik menerima kabar gembira dari nabi saw. Mengenai penerimaan taubatnya, maka sahabat Thalhah bin Ubaidillah menyampaikan kepadanya ucapan selamat (tahni’ah).

Berdasarkan riwayat tersebut, maka hukum peringatan ulang tahun adalah mubah, bahkan sebagian ulama mengatakan sunnah hukumnya, namun dengan catatan : selama tidak ada hal-hal yang munkar di dalamnya. Misalnya : menyalakan lilin, memasang gambar patung (walaupun berukuran kecil) di tengah-tengah kue yang dihidangkan atau alatul malahi (alat permainan musik) yang diharamkan. Karena hal tersebut termasuk syi’ar orang-orang non muslim atau syi’ar orang fasik. Dasar pengambilan hukum seperti tersebut di atas adalah keterangan dari kitab “al-iqna’” juz I hal. 162 :


قَالَ الْقَمُوْلِيْ: لَمْ أَرَ لأَحَدٍ مِنْ أَصْحَابِنَا كَلاَمًا فِي التَّهْنِئَةِ بِالْعِيْدِ وَاْلأَعْوَامِ وَاْلأَشْهُرِ كَمَا يَفْعَلُهُ النَّاسُ، لَكِنْ نَقَلَ الْحَافِظُ الْمُنْذِرِيُّ عَنِ الْحَافِظِ الْمُقَدَّسِيِّ أَنَّهُ أَجَابَ عَنْ ذَلِكَ بِأَنَّ النَّاسَ لَمْ يَزَالُوْا مُخْتَلِفِيْنَ فِيْهِ وَالَّذِيْ أَرَاهُ أَنَّهُ مُبَاحٌ لاَ سُنَّةٌ فِيْهِ وَلاَ بِدْعَةٌ وَأَجَابَ الشِّهَابُ ابْنُ حَجَرٍ بَعْدَ اطِّلاَعِهِ عَلَى ذَلِكَ بِأَنَّهَا مَشْرُوْعَةٌ وَاحْتَجَّ لَهُ بِأَنَّ الْبَيْهَقِيَّ عَقَّدَ لِذَلِكَ بَابًا فَقَالَ: بَابُ مَا رُوِيَ فِيْ قَوْلِ النَّاسِ بَعْضِهِمْ لِبَعْضٍ فِي الْعِيْدِ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ، وَسَاقَ مَا ذُكِرَ مِنْ أَخْبَارٍ وَآثَارٍ ضَعِيْفَةٍ لَكِنْ مَجْمُوْعُهَا يُحْتَجُّ بِهِ فِيْ مِثْلِ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ وَيُحْتَجُّ لِعُمُوْمِ التَّهْنِئَةِ بِمَا يَحْدُثُ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ يَنْدَفِعُ مِنْ نِقْمَةٍ بِمَشْرُوْعِيَّةِ سُجُوْدِ الشُّكْرِ وَالتَّعْزِيَةِ وَبِمَا فِي الصَّحِيْحَيْنِ عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ فِيْ قِصَّةِ تَوْبَتِهِ لَمَّا تَخَلَّفَ عَنْ غَزْوَةِ تَبُوْكَ أَنَّهُ لَمَّا بُشِّرُ بِقَبُوْلِ تَوْبَتِهِ وَمَضَى إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ إِلَيْهِ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ فَهَنَّأَهُ.

Artinya :
“Imam Qommuli berkata : kami belum mengetahui pembicaraan dari salah seorang ulama kita tentang ucapan selamat hari raya, selamat ulang tahun tertentu atau bulan tertentu, sebagaimana yang dilakukan oleh banyak orang, akan tetapi al-hafidz al-Mundziri memberi jawaban tentang masalah tersebut : memang selama ini para ulama berselisih pendapat, menurut pendapat kami, tahni’ah itu mubah, tidak sunnah dan tidak bid’ah, Imam Ibnu Hajar setelah mentelaah masalah itu mengatakan bahwa tahni’ah itu disyari’atkan, dalilnya yaitu bahwa Imam Baihaqi membuat satu bab tersendiri untuk hal itu dan dia berkata : “Maa ruwiya fii qaulin nas” dan seterusnya, kemudian meriwayatkan beberapa hadits dan atsar yang dla’if-dla’if. Namun secara kolektif riwayat tersebut bisa digunakan dalil tentang tahni’ah. Secara umum, dalil dalil tahni’ah bisa diambil dari adanya anjuran sujud syukur dan ucapan yang isinya menghibur sehubungan dengan kedatangan suatu mikmat atau terhindar dari suatu mala petaka, dan juga dari hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa sahabat Ka’ab bin Malik sewaktu ketinggalan/tidak mengikuti perang Tabuk dia bertaubat, ketika menerima kabar gembira bahwa taubatnya diterima, dia menghadap kepada Nabi SAW. maka sahabat Thalhah bin Ubaidillah berdiri untuk menyampaikan ucapan selamat kepadanya”.


Menghadapi Calon Mertua & Ipar Saat Siapkan Pernikahan



1. Kenali Masalah
Saat mulai mempersiapkan pesta pernikahan, satu masalah yang begitu menonjol akan datang dari calon ibu mertua Anda. Hampir enam puluh persen istri yang mengatakan bahwa ibu mertua mereka 'baik' tapi tetap saja menjumpai masalah yang bersangkutan dengannya.

Ingat, perselisihan dengan mertua dapat menimbulkan masalah besar, baik dalam urusan persiapan pernikahan atau, dalam kehidupan bersama pasangan nantinya. Oleh karena itu, beranikan diri Anda untuk lebih membuka diri dan berkomunikasi dengan calon ibu mertua. Dengan begitu, tak ada lagi kata 'stres' saat Anda mempersiapkan kebutuhan hari H.

2. Terbuka
Saat mempersiapkan pesta pernikaha, cobalah untuk lebih terbuka dan jujur kepada orang tua dan calon mertua. Katakan pada mereka bahwa itu adalah pernikahan Anda dan pasangan. Ini adalah saatnya Anda memulai kehidupan sendiri tanpa perintah dari orang tua.

Campur tangan orang tua dan mertua biasanya terjadi karena mereka merasa bahwa inilah kesempatan terakhir untuk 'mengatur' kehidupan anak-anak mereka. Walau begitu, persiapan pernikahan selalu menjadi fokus calon pengantin dan para anggota keluarga baru memberikan saran dan batuan ketika diminta.

3. Proaktif
Hanya karena ingin memiliki pesta pernikahan yang sesuai impian, bukan berarti Anda menghiraukan segala hal tentang mertua dan para ipar. Untuk menjaga hubungan yang lebih erat, ada baiknya Anda memberikan peran kecil dan terbuka dengan ide-ide pesta dari mereka.

Selain untuk Anda dan pasangan, ketahuilah bahwa pernikahan merupakan momen besar bagi para orang tua dan ipar. Tetapi, jangan lupa ingatkan mereka mengenai batasan-batasannya serta, semua keputusan terakhir hanya dapat diberikan oleh Anda dan pasangan.




hubungan yang baik dengan calon mertua, maka bersyukurlah, karena begitu banyak orang di luar sana yang mengalami kesulitan dengan hal ini. Bertemu untuk pertama kalinya dengan calon mertua pasti membuat deg-degan, malu, bahkan panik. Nah, cara terbaik untuk meyakinkan mereka adalah dengan memberikan kesan pertama yang baik. Jika Anda adalah salah satu ‘pejuang’ dalam merebut hati calon mertua, berikut ada sedikit bekal yang mungkin bisa dibaca sebelum minta stempel acc ke calon mertua yang dapat diikuti dalam pertemuan-pertemuan Anda dengan mereka. Semoga berhasil!
1. Jangan Takut
Banyak sekali calon menantu yang sudah duluan ketakutan sebelum bertemu dengan calon mertuanya. Di bayangan mereka, si bapak maupun ibu adalah sosok yang galak, penuh penilaian, mungkin tidak akan menerima mereka apa adanya, atau judes. Dan bayangan itu memenuhi kepala mereka selama pertemuan sehingga mereka menjadi kaku, sulit tersenyum, bahkan menjadi aneh. Karena itu, hilangkan dulu perasaan takut itu agar bisa bersikap normal dan percaya diri.
2. Berpakaian menarik dan sopan
Artinya, hindari celana jins sobek-sobek, dan kaos belel, tank top seronok, atau jaket kulit bagi para pria. Jangan pakai juga rok mini, kaos ketat, seksi, juga sepatu tumit supertinggi. Ingat, ini bukan waktu yang pas untuk peragaan busana. Sisir rambut dengan rapi, bersihkan telinga dan kuku, sikat gigi. Intinya: tampil sederhana, bersih, rapi, dan agak sedikit konservatif.
‘Jangan nilai orang dari penampilannya’ tidak berlaku di sini. Walaupun Anda harus tetap jadi diri sendiri, perhatikanlah apa yang Anda pakai. Kalau Anda perempuan, jangan dandan berlebihan dengan rok mini atau baju super ketat jika tidak ingin dibenci ibu mertua selama-lamanya. Untuk pria, jangan pakai baju yang berkesan ‘tidak bersih’ atau ‘tidak wajar’ seperti kemeja berwarna kusam dengan celana jins robek. Jangan lupa kenakan parfum yang wanginya tidak menyolok supaya tidak bikin calon mertua Anda pusing.
3. Cari informasi
Tanyakan pada pasangan, hal apa yang paling tidak disukai oleh ayah dan ibunya. Misalnya, bila ayahnya tidak suka merokok, tinggalkan rokok Anda di dalam mobil. Atau bila ibunya tidak menyukai tinju, hindari topik pembicaraan seputar tinju.
4. Mengambil hati
Bertunangan dengan seseorang yang berbeda budaya? Pada pertemuan pertama, suatu keharusan bagi Anda untuk melakukan apa yang dapat dilakukan untuk memperlihatkan bahwa Anda menghormati kebudayaan/tradisi pasangan. Pelajari sebanyak mungkin tentang tradisi mereka, terutama apa yang harus Anda lakukan pada saat pertama kali bertemu. Apakah harus berjabat tangan, membungkukkan badan, mencium tangan, atau mencium pipi. Tanyakan pada pasangan, bagaimana bahasa aslinya bila ingin mengucapkan “Senang berkenalan dengan Anda” dan “Apa kabar”. Ucapkan dengan benar dan baik dan hafalkan luar kepala.
Jangan lupa tawarkan bantuan untuk apapun, seperti ikut membereskan meja makan sehabis makan malam di rumahnya misalnya. Aksi tidak egois sangat baik untuk meningkatkan kesan baik pada diri Anda.
5. Bersikap sopan
Artinya mengatakan “ya” dengan benar bukan ” he-eh”, serta tidak lupa mengatakan “terima kasih” ataupun “silakan” pada saat yang tepat. Jangan bersendawa atau menggerakkan tubuh dengan tidak/kurang sopan.
Duduk yang rapi dan bantu membersihkan piring/ gelas yang kotor bila Anda tahu mereka tidak mempunyai pembantu rumah tangga. Ingat, hal-hal kecil yang Anda lakukan dapat sangat membekas di hati calon mertua!
Orang tua pasti suka anak muda yang sopan. Apapun kekurangan Anda, akan cenderung tertutup jika Anda adalah seorang yang sopan. Sering tersenyum, mengucapkan terima kasih pada pujian atau tawaran, memberi salam ketika datang dan pulang dan bersikap hormat adalah contoh-contoh yang sederhana.
6. Sapaan tepat
Jangan membuat kesalahan dalam menyebutkan kata sapaan. Yang terbaik adalah dengan menanyakan kepada pasangan, kata sapaan yang baik, benar, serta yang disukai oleh kedua orang tuanya. Apakah mereka lebih suka dipanggil “Bapak/ibu”, “Om/Tante”, atau malah nama kecil jika mereka berasal dari negara asing.
Dalam memuji, Anda jangan pernah berdusta atau mengatakan sesuatu yang berlebihan. Kalau memang wajah calon mertua sudah tampak seperti berusia 80 tahun padahal masih 60 tahun, jangan pernah bilang kalau dia awet muda, karena akan terkesan menghina. Carilah hal-hal yang memang menurut Anda patut dipuji. Seperti masakannya yang enak, keramahannya, atau baju hitamnya yang memang terlihat bagus dipakai.
7. Bawa sesuatu
Sebaiknya Anda tidak datang dengan tangan kosong. Hal ini tidak berarti Anda harus membawa sesuatu benda yang mahal dan mewah. Bila membawa sesuatu buatan sendiri semisal kue, maka nilai Anda akan bertambah di mata calon mertua.
Cari tahu dulu lewat calon Anda apa yang disukai oleh calon mertua. Kalau sudah tahu, maka di pertemuan pertama atau kedua jangan lupa dibawakan. Dan barang bawaan Anda jangan yang setengah-setengah melainkan harus yang terbaik. Karena itu jangan terlalu memaksa jika memang uang Anda tidak cukup atau kesempatan tidak ada untuk membawakan yang terbaik. Lebih baik tidak bawa apa-apa daripada bawa martabak yang tidak jelas rasanya hanya karena tidak punya waktu untuk pergi ke tempat martabak yang paling enak.
8. Perlihatkan minat
Secara insting, setiap orang akan lebih menyukai orang lain bila mereka disukai. Tunjukkan sikap penuh perhatian, tertarik, dan waspada. Caranya? Perhatikan benar bahasa tubuh. Pada saat berbicara, tataplah mata calon mertua untuk memperlihatkan bahwa Anda memperhatikan apa yang diucapkannya, duduk yang baik (tidak terlalu kaku ataupun tegang dan juga tidak terlalu santai), dan beri anggukan pada saat yang tepat.
Jaga mata Anda untuk tidak jelalatan menatap ke seluruh ruangan. Jangan menghentakkan kaki, jangan bolak-balik melihat jam tangan, serta jangan duduk dengan kaki terbuka.
10. Jadilah Pendengar Yang Baik
Ini adalah hal yang wajib dan jangan pernah dilupakan, apalagi jika calon mertua Anda super cerewet. Apalagi pada pertemuan pertama, cara Anda mendengarkan mereka bicara sangatlah penting, karena dari situ juga Anda dinilai. Jangan menerawang, jangan menyela di tengah percakapan, jangan lirik kanan kiri dan berikanlah ekspresi yang terbaik. Siapa tahu mereka langsung menyukai Anda dan memberi restu dari pertemuan pertama.
11. Hindari topik aneh dan tak sopan
Lidah adalah hal yang penting. Dalam percakapan, sebaiknya biarkan calon mertua yang mendominasi pembicaraan. Tapi kalau mertua Anda pendiam, jangan ikut-ikutan diam. Tanyakan beberapa hal tentang hobi atau kegiatan si calon mertua. Jika Anda yang disuruh bercerita, ingatlah untuk tidak sok tahu, tidak menyombongkan diri, tidak berbohong, tidak terlalu cerewet dan tidak berlebihan.
Hindari topik-topik seperti masalah politik, agama, atau sesuatu yang kontroversial. Kecuali jika calon mertua memang ingin membicarakannya topik tersebut. Di sisi lain, bisa saja Anda “dites” oleh mereka. Oleh karena itu, jangan bicarakan bila Anda tidak tahu, calon mertua berada di pihak yang mana.
Selain itu, hindari juga senda gurau yang mengarah atau menyinggung pornografi, menceritakan dapur keluarga Anda, dan masalah yang sangat pribadi tentang diri Anda. Sabar, semua itu belum waktunya.

12. Bersikap sopan, manis, dan baik
Perlihatkan sikap ramah, sopan, dan tidak berlebihan pada calon mertua dan juga kepada saudara kandungnya, pembantu rumah tangganya. Sikap baik yang Anda perlihatkan ini mempunyai nilai tersendiri bagi orang tuanya.
Mungkin ini terdengar sebagai sesuatu yang sudah jelas. Tapi banyak yang lupa akan hal ini. Contohnya saja berbisik-bisik dengan kekasih di depan calon mertua, bermuka kesal terhadap kekasih di tengah acara makan malam karena suatu hal tertentu, atau bergelayutan mesra sambil sesekali mengelap keringat kekasih, bukanlah sesuatu yang pantas dilakukan untuk mendapat kesan yang baik. Banyak calon mertua yang masih merasa ‘anakku adalah milikku sendiri’. Jika Anda bertingkah terlalu mesra dengan kekasih, ada tipe mertua yang akan merasa Anda ‘mencuri’ anaknya sebelum waktunya. Hasilnya, Anda bisa ditolak mentah-mentah di pertemuan berikut.
13. Jangan dibuat-buat dan jangan berpura-pura
Hal ini gampang dikatakan namun sulit dilakukan. Orang cenderung berpura-pura dan menjadi ‘orang lain’ dalam berbicara, berpenampilan, maupun yang lainnya untuk memberi kesan baik pada orang lain. Padahal menjadi diri sendiri asal tetap sopan dan ramah adalah cara paling baik untuk tetap berada dalam posisi aman. Dan yang paling penting, jadilah tulus dalam setiap perkataan dan perbuatan.
Jadilah diri Anda sendiri. Jangan coba-coba untuk meniru sikap orang lain. Tampilkan kepribadian Anda dalam dosis yang sedikit dan hemat. Jaga nada suara. Jangan lupa pula duduk rapi dan baik.
Yang tak kalah penting adalah atur napas sedemikian rupa. Jangan cemas, semua orang yang ada di ruangan itu pun sama dengan Anda, yaitu sedang mengalami masa transisi. Masalahnya, ada yang ajab membentuk keluarga baru (Anda dan calon anda), juga ada yang bakal “kehilangan” salah satu anggota keluarganya (calon mertua).
14. Jangan Terlalu Semangat
Kelihatan banget kan kalo anda sudah terlalu semangat untuk segera bertemu calon mertua… v^o^. Bahkan sampai tidak sadar kalau di atas tadi tidak ada langkah no. 9 (disarankan lanjut paragraf berikutnya deh, daripada scroll naik untuk nge-cek angka 9 beneran ada apa nggak, terus balik scroll ke bawah lagi buat baca kelanjutannya  )
Banyak berdoa saja, juga ikhtiarnya ditambah bila perlu, Semoga ALLAH memudahkan jalan untuk membawa pulang bidadari surga anda turun ke bumi.
15. Bersiaplah Untuk Penolakan Yang Terburuk
Sudah jelas apa makna kalimat di atas. Calon mertua Anda bisa saja menolak Anda dengan cara tersadis dengan berbagai macam alasan. Pendidikan, penampilan atau alasan tidak jelas lainnya. Pada saat ditolaklah Anda bisa membuktikan apakah Anda seorang pejuang sejati atau tidak. Tetap hormati mereka sebagai orang tua dari dalam hati yang terdalam. Jangan pernah membenci mereka, karena tanpa Anda sadari, kebencian akan terpancar lewat raut muka dan cara bicara Anda, dan ini akan semakin memperdalam jurang pemisah antara Anda dan mereka.

=======================

=======================

Share and Sharing :: Mempunyai Artikel Menarik,kisah,cerita lucu,Atau Info Tentang Sekitar Dukuhjati,Kirimkan di kolom bawah ini
Name:
Email :
Alamat
Artikel
Berita/Info

This contact form was created by Freedback.