Sabtu, 29 September 2012

Mencintai Rasulullah


Diantara perkara yang wajib kita imani adalah  meyakini Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam sebagai Nabi dan Rosul terakhir, Alloh Ta'ala berfirman :
ماَ كاَنَ مُحَمدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُوْلَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ
“Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang diantara kamu, tetapi dia adalah utusan Alloh dan penutup para Nabi” (Qs. Al-Ahzab: 40)



Kitapun ditintut untuk mencintai beliau diatas kecintaan terhadap makhluk yang lainnya, itulah sikap seorang muslim terhadap Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits :
  لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَواَلِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya bahkan seluruh manusia.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Film Penghinaan Kepada Rosul
Ketika umat Islam dituntut untuk betul-betul mencintai Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, orang-orang diluar Islam justru berupaya sekuat tenaga menjatuhkan nama beliau. Sepekan terakhir ini, dunia dikejutkan dengan munculnya film provokatif bernada pelecehan dan penghinaan terhadap Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam. Film garapan sutradara Amerika keturunan Yahudi Israel tersebut telah membangkitkan kemarahan umat Islam di seluruh dunia. Betapa tidak, dalam film murahan tersebut Nabi Muhammad yang mulia digambarkan dengan gambaran yang hina dan begitu menjijikkan.
Diantara penghinaan yang ada dalam film tersebut adalah bahwa Rosululloh digambarkan sebagai orang yang haus terhadap perempuan, pedofilia dan kejam lantaran suka membunuh. Disamping itu gambaran Nabi Muhammad yang bodoh serta bisa diatur-atur dengan mudah oleh para istrinya juga dimunculkan.
Ketika Nabi Muhammad dilecehkan seperti itu, wajar jikalau umat Islam dilanda kemarahan luar biasa. Tetapi, berteriak dan berbuat ekstrem dengan merusakkan hak milik orang lain atau bahkan menghilangkan nyawa orang lain juga bukan merupakan tanda kecintaan yang benar terhadap Nabi Muhammad. Mufti Sudi Syeikh Abdul Aziz Alu Syeikh hafidhohulloh bahkan mengatakan hendaknya seorang muslim tidak melakukan tindakan merusak dan ekstrem, karena justru akan menimbulkan kesan jelek terhadap Islam.
Lantas bagaimana cara menunjukkan kecintaan yang hakiki terhadap Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam?. Rosululloh sendiri yang telah menerangkan caranya.
Pertama : Berhukum dengan ajaran Nabi shollallahu 'alaihi wasallam
Alloh Ta'ala berfirman:
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka merima dengan sepenuhnya ( QS. Annisa : 65 )
Kedua : Membenarkan segala yang datang dari Nabi shollallahu 'alaihi wasallam
Segala yang diucapkan Rosululloh shollallahu 'alaihi wasallam  adalah merupakan kebenaran mutlak dan sangat terlarang bagi kita untuk menolaknya, karena sesungguhnya apa yang diucapkan beliau adalah tidak lain merupakan wah
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
“Tidaklah dia (Muhammad ) mengucapkan menurut hawa nafsunya, melainkan adalah wahyu yang diwahyukan” ( QS. An-Najm : 4-5 ).
Ketiga: Mengikuti dan berpegang teguh kepada petunjuknya shollallahu 'alaihi wasallam
Allah Ta'ala menjelaskan dalam firman-Nya:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
“Katakanlah! (hai Muhammad kepada mereka) jika kalian mencintai Alloh maka ikutilah aku, niscaya Alloh akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian” (QS Ali-‘Imron : 31)
Nabi shollallahu 'alaihi wasallam  juga bersabda :
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِالْخُلَفَاءِ الرَّاشِديْنَ
“Hendaklah kalian berpegang pada sunnahku dan sunnah khulafa'urrosyidin” ( HR. At-Tirmidzi )
Keempat : Beradab disisi Nabi shollallahu 'alaihi wasallam
Nabi sholllallahu 'alaihi wasallam  adalah manusia yang sangat mulia, sehingga kita diwajibkan untuk beradab terhadap beliau. Para sahabat Nabipun dahulu pernah ditegur  oleh Allah ta'ala ketika berbicara terlalu keras dihadapan Nabi Shollallahu 'Alaihi wasallam. Dan diantara adab yang mesti kita lakukan sekarang adalah mengucapkan sholawat ketika mendengar nama beliau di sebut. Rosululloh  bersabda yang artinya : "orang yang paling kikir adalah orang yang apabila disebut namaku disisinya kemudian dia tidak bersholawat kepadaku" ( HR Muslim)

Kelima : Mendahulukan dan mengutamakan beliau dari siapapun
Diantara bentuk mendahulukan dan mengutamakan beliau dari siapapun adalah yaitu jika ada pendapat orang yang menjadi rujukannya bertentangan dengan hadits Nabi shollallahu 'alaihi wasallam maka wajib untuk mebuang jauh-jauh pendapat orang tersebut dan wajib mengikuti hadits dan petunjuk Nabi, karena tidaklah ada syariat melainkan datangnya dari Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam. Dan hal tersebut berlaku kepada siapapun tanpa memandang apakah perkataan tersebut berasal dari perkataan orang yang dianggap alim, pejabat, tokoh masyarakat, dll.
Keenam : Membela dan menyebarkan ajaran Nabi Shollallahu 'Alaihi wasallam
Karena ajaran ini adalah kebenaran maka sudah sepatutnya bagi kita untuk membelanya dan mengajarkannya kepada yang lain, Nabi shollallahu 'alaihi wasallam  bersabda yang artinya : "sampaikan dariku walaupun satu ayat saja".
Penutup
Sudah semestinya kita berjalan diatas petunjuknya dengan tidak melakukan amalan-amalan yang mengatas-namakan kecintaan kepada Nabi shollallahu 'alaihi wasallam  tapi hakikatnya jauh dari petunjuk dan hidayah Allah Ta'ala. Adapun penghinaan terhadap Rosululloh sejatinya tidak akan mengurangi sedikitpun kemuliaan yang beliau miliki karena Alloh telah berfirman yang artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus (dari  rahmat Alloh) “ (QS Al-Kautsar : 3)

KEBEBASAN BEREKSPRESI ALA AROGANSI BARAT DAN YAHUDI ( INNOCENCE OF MOSLEM )


Pekan lalu dunia dikejutkan dengan kemunculan sebuah film amatir bernada penghinaan terhadap Islam. Film tersebut berjudul “Innocence of Moslem”, digarap oleh seorang sutradara AS keturunan Israel, Sam Bacile atas pesanan seorang pastor ekstrem yang bernama Terry Jones.
Dalam film tersebut, Nabi Muhammad digambarkan dengan gambaran yang mengerikan. Haus seks, pedofilia dan kejam lantaran suka membunuh. Disamping itu gambaran Nabi Muhammad yang bodoh serta bisa diatur-atur dengan mudah oleh para istrinya juga dimunculkan.
Nama sang sutradara sendiri merupakan nama samaran. Belakangan seorang pria bernama Nakoula Bassiley dikabarkan sebagai sosok sesungguhnya sebagai sutradara yang bertanggung jawab atas beredarnya film tersebut, meskipun hingga saat ini belum ada tindakan apapun dari otoritas Amerika dalam menangani kemunculan film yang dimaksud.
Pemesannya, yaitu pastor Terry Jones, juga bukan orang baru dalam melecehkan agama Islam. Beberapa waktu lalu, pastor ekstrem ini bahkan secara terang-terangan mengkampanyekan pembakaran terhadap Al-Quran, kitab sucinya umat Islam. Taka ada nada menyesal ataupun permintaan maaf yang keluar dari mulutnya. Bahkan ia kembali berulah dengan membuat sebuah rekaman video yang juga diunggah di Youtube.
Dalam rekaman video yang diberi judul “International Judge Day”, Terry Jones berorasi seorang diri. Ia menggantungkan sebuah sosok berjubah, berkepala anjing dengan kedua tangan sosok tersebut memegang dua bilah pedang. Ia berkata bahwa sudah saatnya menghukum sosok tersebut. Dalam anggapannya sosok itu tak lain dan tak bukan adalah Nabi Muhammad.
Reaksi Dunia Islam
Setelah “Innocence of Moslem” disebarkan, seluruh dunia khususnya kaum muslimin begitu marah dan geram dengan kemunculan film tersebut.
- Mesir menjadi negeri pertama yang bergejolak. Ribuan warga mendatangi Kedubes Amerika untuk menyuarakan protes mereka. Libya menyusul dengan aksi berikutnya, bahkan Duta Besar Amerika untuk Libya dan tiga orang stafnya meninggal dalam aksi tersebut.
- Palestina, Turki dan Yaman pun bergejolak. Bahkan di Yaman sendiri dilaporkan beberapa demonstran tewas akibat bentrok dengan aparat.
- Afganistan dan Pakistan, dua negara tetangga ini juga meluapkan kemarahannya dengan turun ke jalan.
- Di Indonesia sendiri, Kedubes Amerika disambangi oleh para pendemo yang menuntut agar sutradara film tersebut segera dihukum mati.

Selain unjuk rasa yang dilakukan di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, para pemimpin negara juga tidak ketinggalan mengutuk dan mengecam munculnya film murahan tersebut. Presiden Mesir, Muhammad Mursi dan Presiden Afganistan, Hamid Karzai mengeluarkan suaranya dalam menentang beredarnya film ini. Akses ke situs Youtube – tempat bercokolnya film ini – ditutup untuk sementara waktu. Tak ketinggalan Presiden SBY, melalui Menteri Luar Negeri berencana membawa persoalan film ini ke forum PBB.
OKI, melalui Sekjen Ekmeleddin Ihsanoglu menyebut bahwa munculnya film ini merupakan pengganggu keharmonisan dunia. Provokasi yang terjadi bisa menyulut ketegangan antar negara-negara yang ada di dunia.
Mufti Arab Saudi yang juga Ketua Ulama Saudi, Syeikh Abdul Aziz Alu Syeikh mengatakan bahwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad sejatinya tidak akan mengurangi kemuliaan Nabi Muhammad, karena Allah telah berfirman dalam surat Al-Kautsar yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu (wahai Muhammad) dialah orang yang terputus (dari rahmat Alloh)”.
Syeikh Abdul Aziz juga memberikan wasiat kepada kaum muslimin agar tidak terpancing dan melakukan hal-hal yang bisa menghilangkan nyawa orang lain, karena dengan perbuatan tersebut justru musuh-musuh Islam akan tercapai maksud dan tujuan mereka dalam memproduksi film ini. Tak lupa Syeikh juga mengajak kepada semua otoritas negara dan organisasi internasional untuk mempidanakan tindakan penghinaan terhadap para nabi.
Kebebasan berekspresi
Sementara itu pihak-pihak tertentu menganggap bahwa munculnya film tersebut adalah wujud dari kebebasan berekspresi yang tidak boleh diciderai. Dengan berdalih pada hukum “kebebasan berekspresi” mereka dengan bebasnya membuat penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad. Di Belanda, sekitar tahun 2008 sebuah film yang berjudul “Fitna” menggemparkan dunia Islam. Setahun berikutnya sebuah majalah di Denmark memuat karikatur berisikan pelecehan terhadap Nabi Muhammad. Terakhir innocence of muslim muncul di hadapan kaum muslimin.
Arogansi ala Barat dan Yahudi memang semakin tak terbendung. Sejatinya kebebasan berekspresi bukan berarti bebas untuk menghina dan memaki. Bukan pula “bablas” untuk mencaci dan menyakiti hati. Hukuman Allah bagi para penghina agama-Nya pasti segera menanti.

Pilhan Terbailk Remaja Islam Sebagai Penerus Harapan


Wanita Islam yang bijaksana sentiasa terpimpin oleh ketaqwaan dalam membuat pilihan terbaik bagi masa hadapannya. Tidak salah baginya untuk mengimbangi antara haknya dengan hajat dan pengalaman luas dalam kehidupan kedua-dua ibu bapanya. Ada baiknya juga dia meminta nasihat dan pandangan mereka yang telah sekian lama mengurus kepentingan hidupnya.

Di samping itu dia tidak mengabaikan hak yang telah Allah tentukan baginya. Meskipun dia berhak menentukan dan memilih rupa paras serta kemampuan material yang dapat menawan hatinya, dia tetap mengutamakan pemilihan berdasarkan keteguhan beragama. Dia yakin kekuatan iman dan ketinggian taqwa akan menjamin kebahagiaan yang berkekalan hingga ke akhirat.

Sehubungan pemilihan terbaik dengan asas yang kukuh, bolehlah diambil contoh daripada kisah pinangan Ummu Sulaim binti Milhan. Dia merupakan wanita Ansar yang awal memeluk Islam. Sebelum memeluk Islam, dia telah berkahwin dengan Malik bin Nadhir. Dari perkahwinan ini lahir Anas bin Malik. Disebabkan keengganan Malik memeluk Islam, mereka telah bercerai. Malik pula kemudiannya telah meninggal dunia dalam keadaan masih kufur. Beberapa lama selepas itu Ummu Sulaim dipinang oleh Abu Thalhah yang masih belum memeluk Islam. Abu Thalhah merupakan seorang pemuda kaya dan tampan yang sangat digilai oleh gadis-gadis Yathrib (Madinah). Pada tanggapan Abu Thalhah, Ummu Sulaim akan melompat kegirangan mendengar lamarannya. Sedangkan di pihak Ummu Sulaim dia tidaklah dapat dikaburi oleh sifat lahiriah yang tidak diwarnai keimanan. Abu Thalhah terkejut oleh kata-kata yang diungkapkan Ummu Sulaim,

“Wahai Abu Thalhah, apakah kamu tidak tahu bahawa tuhan yang kamu sembah hanya sebatang pokok yang tumbuh di atas tanah. Ia diukir oleh seorang hamba Habsyi. Apakah kamu tidak malu sujud kepada kayu yang diukir oleh seorang hamba?”

Abu Thalhah berlagak sombong dengan menawarkan mahar (mas kahwin) yang tinggi dan kehidupan yang mewah.

Namun Ummu Sulaim tetap dengan keputusannya, “Wahai Abu Thalhah, orang sepertimu memang tidak wajar ditolak. Tetapi engkau lelaki kafir, sedangkan diriku seorang wanita Islam. Tidak dihalalkan aku berkahwin denganmu. Sekiranya engkau memeluk Islam, maka itu adalah maharku. Aku tidak meminta selain dari itu.”

Abu Thalhah datang semula pada hari berikutnya dan menawarkan mahar yang lebih tinggi dengan harta kekayaan lebih banyak. Ummu Sulaim tetap dengan keputusannya malah lebih tegas lagi kata-kata yang diungkapkannya,

“Tidakkah engkau tahu wahai Abu Thalhah, tuhan-tuhan yang engkau sembah yang diukir oleh hamba Habsyi itu apabila dinyalakan api kepadanya, ia akan terbakar?”


Ungkapan ini berjaya menggegarkan emosi Abu Thalhah. Dia tewas dalam mempertahankan tuhan palsu, hatinya tidak dapat membantah lagi. Lantas lidahnya berulang-ulang menyebut,

“Aku naik saksi bahawa tiada Tuhan yang layak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan dan pesuruh Allah.”

Dengan Islamnya Abu Thalhah seperti yang dijanjikan, Ummu Sulaim bersetuju menerima lamarannya. Disebabkan terlalu gembira di atas kesudian Ummu Sulaim, Abu Thalhah bercadang memberikan kekayaan yang banyak untuk Ummu Sulaim. Namun selaku mukminah yang teguh pendirian, Ummu Sulaim tetap dengan pendiriannya yang unggul,

“Wahai Abu Thalhah, aku setuju berkahwin denganmu semata-mata untuk dan kerana Allah. Aku tetap akan mengambil keIslamanmu sebagai mahar, tidak yang selainnya.”

Begitulah contoh unggul yang mampu dipraktikkan oleh Ummu Sulaim, yang selamanya patut dijadikan panduan dalam menentukan jodoh terbaik. Ummu Sulaim bukan sekadar beroleh pasangan yang secocok dan sepadan, malahan beroleh ganjaran yang barakah sepanjang hayatnya seisi keluarga juga seluruh keturunan darinya. Contoh seperti ini jugalah yang wajar diikuti seluruh wanita Islam seandainya hajat kepada yang dicintai itu diharapkan memberi manfaat kepada kehidupan sejagat. Sudah pasti kebahagiaan sedemikian lebih baik dari memperolehi “unta merah” (perumpamaan untuk harta yang terbaik).

Anak-anakku yang dikasihi dengan kasih sayang Islam,

Semua yang cuba ibu bicarakan dipertemuan kali ini merupakan satu hakikat besar yang pasti sedang kalian hadapi. Berilah perhatian yang teliti kepada dasar iman dan taqwa yang menjadi pokok perbicaraan agar kalian meningkat ke puncak budi luhur.

Dengan mengambil setiap saranan yang Islam kemukakan, setiap pemuda-pemudi mukmin akan mampu menguruskan naluri yang berkocak dan membebaskannya daripada desakan nafsu dan bisikan syaitan. Malahan mampu mencontohi nabi dalam akhlaknya dan umpama salaf-salih di dalam pengawasan dirinya. Sedangkan Allah SWT juga sentiasa melindungi orang-orang yang bertaqwa serta menukarkan segala kerunsingan mereka menjadi kelapangan dan jalan keluar daripada kesempitan.

Justeru itu anak-anakku, sentiasalah memohon taufiq dan hidayah Allah semoga kalian beroleh rahmat dan keredhaan-Nya. Mari kita tangguhkan dengan doa: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.”

Shalat Sunat Istihara


Apabila seseorang itu berada di dalam keadaan dilema terhadap sesuatu perkara yang ingin dilakukkan atau dihajati sama ada ianya membawa kebaikan mahupun keburukan terhadap dirinya, bersesuaian atau bertentangan dengan dirinya, maka hendaklah dia memohon petunjuk daripada Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui solat Istikharah sebanyak dua rakaat..


v  DALIL DISYARI’ATKAN SOLAT ISTIKHARAH

Solat Istikharah ini telah diperjelaskan melalui hadis daripada Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu’ anh, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengajarkan Istikharah kepada kami dalam segala urusan, sebagaimana baginda mengajar kami surah dari al-Qur’an.. Baginda bersabda:

إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ:

Maksudnya:
Jika salah seorang di antara kalian berkeinginan keras melakukan sesuatu, hendaklah dia mengerjakan solat dua rakaat yang bukan solat fardu kemudian membaca doa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ

فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ

اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي

أَوْ قَالَ: عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ

فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ

وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي

أَوْ قَالَ: فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ

فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي.



Maksudnya:
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kepada-Mu dengan ilmu-Mu, memohon ketetapan dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon kurniaan-Mu yang sangat agung kerana sesungguhnya Engkau berkuasa sedang aku tidak berkuasa sama sekali, Engkau mengetahui sedangkan aku tidak, dan Engkau yang mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahawa urusan ini (lalu menyebutkan secara langsung urusan yang dimaksudkan) lebih baik bagi diriku dalam agama, kehidupan dan akhir urusanku - atau mengucapkan: baik dalam waktu yang dekat mahupun yang akan datang - maka tetapkanlah ia bagiku dan mudahkanlah ia untukku. Kemudian, berikan berkah kepadaku dalam menjalankannya. Jika Engkau mengetahui bahawa urusan ini buruk bagiku dalam agama, kehidupan dan akhir urusanku - atau mengucapkan: baik dalam waktu yang dekat mahupun yang akan datang - maka jauhkanlah urusan itu dariku dan jauhkanlah aku darinya, serta tetapkanlah yang baik itu bagiku di mana pun kebaikan itu berada. Kemudian, jadikanlah aku orang yang redha dengan ketetapan tersebut.

قَالَ: وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ.

Maksudnya:
Baginda bersabda: Hendaklah dia menyebutkan apa yang dihajatkannya. – Hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam Shahihnya, Kitab al-Jumu’ah, no: 1162.


v  BEBERAPA PERKARA BERKAITAN SOLAT ISTIKHARAH

q  Solat Istikharah dilaksnakan sebagaimana solat dua rakaat yang biasa. Tidak ada ketetapan tertentu daripada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang surah apa yang perlu dibacakan ketika solat Istikharah, Oleh itu dibenarkan membaca apa jua surah dari al-Qur’an yang mudah bagi seseorang itu setelah selesai membaca surah al-Fatihah.

q  Solat Istikharah boleh dilaksanakan apabila berhadapan dengan segala urusan yang mubah (harus) baik ianya isu yang besar mahupun kecil, perkara yang penting ataupun tidak. Seharusnya kita fahami bahawa permasalahan yang menjadi dilema itu bukanlah termasuk dalam perkara yang telah ditetapkan hukum-hukumnya dalam Islam. Bagi urusan yang wajib atau sunat yang telah jelas arahan untuk melakukannya ataupun urusan yang haram atau makruh yang telah jelas larangannya, ianya tidak lagi boleh dilakukan istikharah ke atasnya. Hanya perkara-perkara yang mubah sahaja dibenarkan untuk dilakukan istikharah.

q  Hendaklah bagi seseorang yang mengerjakan solat Istikharah itu melapangkan dadanya dari apa jua kehendak peribadi yang berlandaskan hawa nafsu. Seharusnya dia menyerahkan perkara tersebut bulat-bulat kepada ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Harus juga kita sedari bahawa adakala apa yang dipilih oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk kita itu tidak selari dengan keinginan hawa nafsu atau pada tanggapan kita ianya adalah sesuatu yang tidak bersesuaian bagi diri kita. Namun demikian sewajarnya bagi kita untuk pasrah menerima keputusan Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut. Firman-Nya:

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ

وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Maksudnya:
…dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah Yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya. – al-Baqarah (2) : 216

q  Solat Istikharah ini boleh juga dikerjakan secara khusus atau semasa mengerjakan solat-solat sunat seperti solat Rawatib, Tahiyyatul Masjid dan lain-lain. Sebagai contohnya setelah mengerjakan solat Tahiyyatul Masjid langsung kita membaca doa Istikharah tersebut. Hal ini adalah dibenarkan. Menurut al-‘Iraqi rahimahullah:

Jika keinginan melakukan sesuatu muncul sebelum mengerjakan solat sunat Rawatib atau yang semisalnya, lalu dia mengerjakan solat tanpa niat Istikharah, namun setelah solat timbul keinginan untuk memanjatkan doa Istikharah, maka secara zahir hal tersebut sudah mencukupi. – Rujuk al-Adzkaar, jilid 3, ms. 354. Penulis nukil dari kitab Bughyat al-Mutatowwi Fi Solah al-Tatowwu' karya Syeikh Muhammad bin ‘Umar Salim Bazmul, ms. 137.

q  Doa istikharah itu dibaca setelah memberi salam berdasarkan zahir lafaz hadis tersebut. Doa tersebut boleh diulang-ulang.

q  Bukan termasuk dalam syarat Istikharah bahawa seseorang itu mesti bermimpi tentang pilihan atau tindakan yang perlu diambil setelah mengerjakan solat tersebut. Namun seseorang itu akan merasa tenang atau dipermudahkan untuknya ketika memutuskan sesuatu keputusan sesuai dengan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah pilih untuknya.


v  RINGKASAN TATACARA MENGERJAKAN SOLAT ISTIKHARAH

Rakaat Pertama
1)      Berniat di dalam hati untuk mengerjakan solat sunat Istikharah
2)      Takbiratul Ihram
3)      Doa Iftitah
4)      Membaca surah al-Fatihah
5)      Membaca Surah al-Qur’an
6)      Rukuk
7)      Iktidal
8)      Sujud
9)      Duduk antara dua sujud
10)    Sujud kali kedua
11)    Bangun untuk rakaat kedua

Rakaat Kedua
1)      Ulang seperti rakaat pada pertama dari nombor (4) hingga (10)
2)      Duduk untuk tahiyyat akhir
3)      Memberi salam ke kanan dan ke kiri
4)      Membaca doa Istikharah

=======================

=======================

Share and Sharing :: Mempunyai Artikel Menarik,kisah,cerita lucu,Atau Info Tentang Sekitar Dukuhjati,Kirimkan di kolom bawah ini
Name:
Email :
Alamat
Artikel
Berita/Info

This contact form was created by Freedback.